"Tuan.." frankestein membuka pintu kamar Raizel.
"Aku ingin pergi ke sekolah.." ucap Raizel yang tengah berdiri menyaksikan dunia dari jendela kamarnya.
"Anda yakin, tuan? Apa anda baik - baik saja setelah semua kejadian ini?" tanya frank cemas.
"Ya, aku baik - baik saja.." jawab raizel singkat.
Tak lama kemudian Raizel, Frank, Tao, Takio, Rael, Seira, dan regis pun berangkat ke sekolah. Frank sang penguasa kekuatan gelap menjadi kepala sekolah. Raizel, Seira, dan Regis para bangsawan yang agung menjadi siswa SMA biasa. Tao, Takio, dan Rael menjadi penjaga sekolah. Untuk sejenak mereka lepas dari masalah dan menjalani kehidupan manusia.
Dalam perjalanan, Raizel terus menatap keluar jendela mobil. Dilihatnya pohon - pohon hijau yang damai, burung - burung indah yang sedang terbang, pemandangan yang sangat menyejukkan hati.
"Andai saja lukedonia seperti ini..." seketika kata - kata singkat itu muncul dalam pikiran Raizel.
Setelah sampai, mereka langsung turun dari mobil. Shinwu dan ikhan yang melihat Raizel kembali langsung tersenyum gembira dan menghampiri Raizel. Tak lama kemudian yuna yang kebetulan lewat melihat kedatangan Raizel dan kemudian menyusul mereka.
"Hei, Raizel! Apa kabarmu? Apa kau sudah sembuh? Kondusimu baik - baik saja kan?" tanya Shinwu tak sabaran.
"..." Raizel hanya terdiam tak mengerti dan melirik frankestein.
"Apa yang kau ceritakan pada mereka?" Raizel bertanya pada frank melalui kontak batin.
"Tuan, aku terpaksa berbohong.. Aku bilang pada mereka bahwa anda tertabrak mobil dan sakit kritis. Ampuni hamba tuan.." jawab frank menyesal. Raizel lalu mengerti semuanya.
"Ya, aku baik - baik saja sekarang" jawab Raizel atas pertanyaan Shinwu.
"Ah, Raizel! Kau sudah sembuh, ya! Syukurlah.." kata yuna tiba - tiba muncul.
"Tak berkelas.." Regis menyela.
"Oh, ya! Sebentar lagi bel berbunyi. Sebaiknya kita masuk kelas" ujar frank.
"Baik pak!" jawab yuna dan ikhan.
"Ayolah pak.. Tidak bisakah sebentar lagi? Aku tidak ingin kembali ke penjara membosankan itu lagi.." rengek Shinwu.
"Hei! Memangnya siapa yang akan memasukkanmu ke penjara?" protes frank.
"Aduh pak! Bapak nggak gaul banget sih! Penjara itu maksudnya kelas pak.. Kelaass.." Shinwu makin merengek.
"Ya, sudah.. Lebih baik kita masuk saja sekarang.." lerai yuna.
Akhirnya semua orang kembali menjalani tugas masing - masing. Rael, Tao, dan Takio menjadi security sekolah. Raizel, Regis, Seira, Shinwu dan kawan - kawan menjalani tugas sebagai siswa SMA. Untung saja Raizel memiliki kemampuan baca pikiran, jadi dia bisa mengetahui jawaban soal yang sulit baginya. Tapi tentu saja itu hanya dilakukannya di saat saat tertentu saja. Selebihnya dia kerjakan sendiri. Nilainya cukup tinggi, karena kaum bangsawan dapat sangat cepat menyesuaikan diri dan mempelajari hal baru. Sementara Frankestein...
"HAAAH!!!!" teriak frankestein.
"Baru saja sebentar aku tinggalkan sekolah ini dan tugasku sudah menumpuk seperti ini.." keluh frankie. Mejanya yang luas sekarang sudah penuh dengan kertas - kertas laporan dan tugas. Ia mengacak - ngacak rambut blonde nya frustasi. *kasian..*
***
"--Ting tong-- Ting tong--" bel pulang sekolah berbunyi. Semua orang kembali ke rumah masing - masing begitu juga dengan Raizel dan rombongan. Mereka naik ke mobil dan segera kembali ke rumah.
Setelah sampai, Raizel dan yang lainnya langsung terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik yang sedang duduk di sofa dengan gaya Elegant nya. Tampak di dampingi oleh M-21 dan Kentas, wanita itu kemudian berdiri dan menatap Raizel.
"Lascrea.. Ada apa kau kemari?" tanya Raizel.
"Ada hal yang sangat penting. Aku harus bicara denganmu" jawabnya.
"Apa itu?" Ucap Raizel penasaran.
Lascrea melirik semua orang di belakang Raizel. Ia tak mungkin mengatakan yang sejujurnya di depan semua orang. Ia kembali menatap mata ruby milik Raizel dan mengatakan sesuatu padanya.
"Aku tak bisa mengatakannya di sini.. Ini menyangkut lukedonia" jawab lascrea terus terang.
"Aku harus bicara berdua denganmu.. Ikuti aku.." sambung lascrea. Raizel hanya mengangguk mengerti.
***
"Tap..." suara langkah kaki terhenti. Lascrea dan Raizel telah tiba di tebing itu. Tempat yang sunyi, cocok untuk bicara serius. Raizel masih menunggu lascrea bicara. Setelah terdiam beberapa saat, lascrea akhirnya memulai pembicaraan.
"Raizel.. Setelah semua yang terjadi, kau pasti sangat lelah, ya kan?" ucapnya.
".. Kau juga pasti sangat tertekan dengan semua yang terjadi.. Aku tahu, ini semua tentang Archanda, kan?" ujar Raizel.
"Bagaimana kau tahu?" tanya lascrea.
"Apa kau lupa? Jiwa kita telah menyatu.. Akan lebih mudah bagi kita untuk menebak isi pikiran masing - masing.." jawabnya.
"Oh, iya... Lalu bagaimana sekarang? Aura kejahatannya sudah semakin kuat.. Dia pasti sudah keluar dari penjara itu sekarang" kata lascrea.
"..." Raizel dan lascrea terdiam berfikir.
"Satu - Saat nya jalan keluar adalah Pertarungan.." ucap kedua orang itu serempak.
Mereka saling menatap, meyakinkan diri mereka sendiri atas tindakan yang akan mereka ambil. Mereka menarik nafas, lalu mencoba untuk tenang. Mereka memandang matahari terbenam yang indah. Hanya mereka berdua yang menganggap hal kecil seperti itu adalah sebuah kesempatan besar untuk bebas. Semua hari - hari mereka pasti selalu saja ada masalah yang mengganggu. Dan sekarang adalah salah satunya.
Mereka memejamkan mata, berusaha untuk ikut terhanyut kedamaian di alam bebas. Angin lembut membelai keduanya. Nyanyian indah para burung menggema di telinga mereka. Setelah beberapa saat, mereka membuka mata dan mengepal tangan walau masih dengan wajah dingin. Akhirnya setelah semua yang terjadi mereka memutuskan pulang ke rumah tujuan masing - masing.
"Ayo kita pulang.. Ini sudah hampir malam.." ajak lascrea. Raizel hanya mengangguk.
Saat lascrea hendak melangkah, tiba - tiba kakinya tergelincir. Spontan Raizel langsung menangkap lascrea yang hampir terjatuh ke tebing. Ia mendekap lascrea begitu hangat. Begitu erat. Lascrea sangat terkejut dan memeluk Raizel erat.
"T..terimakasih Raizel.." ucap lascrea yang masih malu - malu karena tindakannya.
"Iya.. Tidak apa - apa.." jawab Raizel dengan malu - malu juga.
BERSAMBUNG...

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Noblesse
Fiksi PenggemarCadis Etrama Di Raizel, bangsawan termulia diantara yang termulia. seorang Noblesse yang dingin dan tak berperasaan, akhirnya menemukan seorang wanita yang istimewa untuknya. Erga kenesis di Lascrea, wanita itu pun mencintainya. entah bagaimana, sej...