"Ugh.. Nah, sekarang kau berbaringlah disini.. Jangan kemana - mana ya, aku segera kembali" ucap Aris yang baru saja membaringkan Frankestein di tempat tidur.
Aris kembali dengan membawa seutas tali dan botol kecil obat bius beserta sapu tangan untuk berjaga - jaga. Ia meletakkan semua itu di meja, lalu duduk disamping tempat tidur Frankestein.
"Astaga dia sangat tampan!" batin Aris.
Aris lalu mengambil kembali tali yang ia letakkan diatas meja. Ia menggenggam tali itu kuat, kemudian muncul sinar merah dari tali itu. sekejap sinar itu menghilang. Aris mengikatkan tali itu pada tubuh Frankestein, lalu mengambil data disampingnya. Ia melirik data itu sekilas, lalu melirik Frankestein yang masih terbaring di tempat tidur itu.
"Maafkan aku tampan.. Tapi aku harus melakukannya.." ucap Aris seraya kembali meletakkan data tersebut kedalam lemari
***
Raizel semakin memperkuat blood field nya. Crombell terus terdesak dan tak bisa keluar dari kepungan Raizel. Kedua pria itu saling menatap tajam, lalu tiba - tiba muncul tangan - tangan pucat dari tanah di dekat Crombell.
Raizel langsung terkejut melihatnya. Crombell tersenyum kembali seakan tak ada bahaya apapun."Bukankah itu kekuatan Necromacy?! Kekuatan para penyihir Necromencer yang mengendalikan mayat untuk jadi boneka pertarungan mereka.. Bagaimana Crombell bisa mendapatkan kekuatan ini!?" batin Raizel terheran.
Tangan - tangan itu pun mulai naik, hingga anggota tubuh lainnya pun terlihat. Mayat - mayat itu.. Mereka sangat berbahaya. Kenapa? Karena selain jumlah mereka yang takkan habis, kekuatan Raizel tentu tak cukup untuk meladeni semuanya.
Hanya ada satu cara untuk lolos, yaity menyerang Crombell secara langsung. Tapi itu sangat sulit. Mayat - mayat itu selalu setia pada orang yang membangkitkan mereka. Terlebih lagi, aura mematikan yang keluar dari tubuh para mayat sangat mencekam. Jika Raizel menghirupnya dalam waktu duapuluh menit, tamat sudah.
"Bagaimana Raizel? Kau pasti bingung kan? Sekarang tak ada celah untukmu.. Blood field mu ini tidak berguna-" perkataan Crombell terhenti dengan serangan tiba - tiba dari Raizel.
Dan dengan santainya profesor itu menghindari serangan Raizel. Crombell berhasil menggagalkan blood field Raizel. Crombell kembali berdiri tegak, lalu menatap Raizel dengan penuh kesombongan.
"Serang.." perintah Crombell kepada anak buah nya. Mayat - mayat itu langsung mengerjakan perintah Tuannya tanpa membantah.
Raizel tetap diam ditempatnya seperti biasa. Tiba - tiba ditangannya muncul sebuah pedang. Pedang istimewa milik keluarganya yang pertamakali ia pakai saat bertarung dengan Arrend. Yap, pedang suci milik keluarga Noblesse. Raizel menggenggam pedang itu erat, lalu pedang itu memancarkan sinar merah pekat yang sangat menyilaukan. Sampai - sampai 'anak buah' Crombell yang baru saja ingin menyerang Raizel pun terhenti.
Lalu...
°
°
°
°
BOOM!!!
°
°
°
°
Ledakan yang sangat besar kembali menggemparkan tanah. Kerusakan yang ditimbulkan bukan main, tanah yang mereka pijak bahkan retak. Pohon - pohon yang tadinya tinggal separuh batang saja, kini habis terbakar api yang membara. Dan langit yang tadi berwarna kemerahan itu, kini menjadi merah pekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Noblesse
FanfictionCadis Etrama Di Raizel, bangsawan termulia diantara yang termulia. seorang Noblesse yang dingin dan tak berperasaan, akhirnya menemukan seorang wanita yang istimewa untuknya. Erga kenesis di Lascrea, wanita itu pun mencintainya. entah bagaimana, sej...