#46

1.5K 112 19
                                    

Chapter masih dalam tahap perbaikan. mohon dibaca ulang bila ada pemberitahuan up dari pihak wattpad ataupun author's note. selamat membaca^^.
--

"Baiklah. sekarang buka matamu" ujar Canna sembari melepaskan genggamannya dari tangan Lascrea. kemudian ia mundur selangkah membuat ia berdiri tepat dibelakang Lascrea saat ini. anehnya, ia menjadi lebih sopan dan hormat kepada Lascrea semenjak kakinya menyentuh lantai tanah di ruangan ini.

Lascrea membuka matanya perlahan, mencoba menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk pupil matanya. ia berada dalam suatu ruangan besar, sangat besar. tanah yang kering dan sedikit berumput itu tampak serasi mendominasi lantai. kesan royal kerajaan terasa begitu jelas.

 kesan royal kerajaan terasa begitu jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lascrea mengedarkan lagi pandangannya. tanpa sengaja ia menyenggol sesuatu hingga membuat suara seperti tubrukan. ia menoleh kebelakang, terkejut saat perlahan sebuah lemari terbentuk dengan sendirinya. ruangan ini benar - benar aneh, batinnya. di dalamnya terdapat banyak sekali senjata, mulai dari belati, pedang, panah dan masih banyak lagi. ada juga tempat penyimpanan Pedang Suci Milik Keluarga Noblesse yang pedang itu sendiri sedang berada didalam genggaman Lascrea. ia melihat api yang mulai tersulut di sekitarnya. menjalar kemudian terbakar mengelilinginya. api itu semakin mengganas dan berusaha untuk menembus pelindung tipis yang melindungi mereka.

Namun nihil, api tersebut adalah api dari jiwa - jiwa jahat para penghianat yang telah mati dan terkubur didalam tanah yang tidak akan bisa menembus pelindung dari kekuatan suci Noblesse. yap, tempat yang sama. dibawah jurang, untuk yang kedua kalinya.

"Tunggu, bukankah ini tempat dimana ritual penyatuan jiwa ku dan Raizel terjadi?" batin Lascrea.

"Canna, kenapa kita kemari?" tanya Lascrea tanpa menoleh pada Canna. Canna terdiam sejenak, dengan wajah bagai orang ketakutan ia menunduk dan menggenggam kedua tangannya. dan yang lebih anehnya lagi, sikap seperti ini tak biasanya dilakukan oleh kaum Daethryiez. pasti ada sesuatu.

"Yang Mulia Lord, aku diperintahkan oleh-" ucapan Canna terpotong.

"Aku yang memerintahkannya" tiba - tiba suara seorang wanita yang sudah tak asing lagi di telinga Lascrea menggema diseluruh ruangan.

"Bibi Erina?" batin Lascrea bingung.

"Lascrea, kemarilah.." suara itu kembali menggema.

"Bibi Erina apakah benar itu kau?"

"Iya sayang, ini aku. mendekatlah.."

The Story Of NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang