Tanpa basa - basi lagi, mereka semua telah siap dengan segala alat pertarungannya. Gechutel telah menggenggam Regasus, Rosaria tengah mengumpulkan kekuatan Blood Witch, Ludis bersiap dengan Izarok, M21 dengan tubuh werewolf nya, Rael dengan Grandia, Seira dengan Sabit Maut, dan Tao dan Takio dengan senjata super canggih mereka. Raizel Knights telah kembali.
-
-------------------------
|The Story Of|
|Noblesse|
-----------------------
-Lascrea menghentikan langkah nya tatkala suatu ledakan menggetarkan seluruh tanah. Canna yang berada disampingnya pun juga melakukan hal yang sama. mereka menatap pemandangan didepannya itu dengan waspada. perlahan rasa cemas mulai menyelimuti perasaan Lascrea.
Lascrea menoleh pada Canna, menatap tajam pada gadis itu.
"Canna, tetaplah disini. aku akan pergi dan membereskan semuanya,"Canna mengangguk pelan. Lascrea lalu kembali menatap pada area bekas ledakan itu, mengepal tangannya kuat seiring dahsyatnya ledakan susulan yang tak kalah hebatnya. Tap! suara langkah kaki terakhir yang dapat Canna dengar dari kaki sang Lord. Lascrea melompat dari tebing itu, mendarat mulus diatas tanah lalu melesat cepat, menghilang dalam hitungan detik. namun tanpa ia sadari kalung ruby Archanda telah terjatuh dari lehernya. menghantam sebuah batu keras hingga terbelah menjadi dua.
Sementara itu, ditempat lain Frankestein dan para kepala keluarga sedang bertarung hebat dengan seluruh pasukan mayat. zombie lebih tepatnya. keadaan mereka tidak bisa dikategorikan baik. sebagian besar dari mereka terluka cukup parah, bahkan Kei hampir kehilangan nyawa nya dan sekarang tengah diobati oleh Ludis. Frankestein tengah menggila disana dan Gechutel tengah sibuk menjaga pintu istana. hingga sebuah hantaman keras menggemparkan seluruh tanah, menghancurkan tebing - tebing tinggi disana hingga lumat menjadi tanah dan menimbun seluruh pasukan mayat itu. sontak para kepala keluarga yang menyadari akan tanah yang mulai meninggi dari tubuh mereka langsung membangun portal tipis dan menghindar sejauh yang mereka bisa. para kepala keluarga yang terluka lebih memilih untuk berteleportasi dan masuk ke dalam istana, sementara Frankestein yang masih berurusan dengan para zombie itu lebih memilih untuk melompat tinggi dan hinggap pada dahan pohon - pohon besar.
Frankestein berhenti melompat pada satu dahan raksasa, menyaksikan seluruh kejadian yang terjadi di depan matanya. seluruh halaman istana yang begitu luas diratakan oleh tanah. satu - satunya bangunan yang terlihat hanyalah bangunan istana, utuh tak tersentuh. Angin badai yang menerpa tubuhnya itu kian kuat seiring awan hitam mulai berkumpul hingga membentuk sebuah pusaran hitam di angkasa. petir dan kilat yang menyambar, juga gemuruh amukan langit yang kini mulai menumpahkan rintik - rintik hujan. begitu mengerikan, membuat jantung pria itu berdegup kencang.
"Apa yang terjadi?! siapa yang telah melakukan semua ini?!" teriak Frankestein kebingungan.
Detik - detik berikutnya suasana mulai terkendali. badai itu mulai melemah seiring berjalannya waktu. petir dan kilat mulai tidak terdengar. keadaan menjadi sangat sunyi, tanpa satupun suara. membuat Frankenstein tertegun dengan perubahan yang begitu drastis, hingga sebuah suara membuat pria itu berbalik ke belakangnya.
"Lascrea-"
"Maaf, aku tak punya waktu untuk basa - basi lagi, Frankestein. aku ingin bertemu Raizel." potong Lascrea dengan nada yang serius. tersirat ketakutan besar di matanya.
Frankestein mendesah pelan, berbalik lagi kemudian menatap nanar pada istana megah itu. "Tuan masih belum sadarkan diri, Lascrea. kami telah mencoba berbagai cara tapi tetap tidak ada perubahan," ujar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Noblesse
FanfictionCadis Etrama Di Raizel, bangsawan termulia diantara yang termulia. seorang Noblesse yang dingin dan tak berperasaan, akhirnya menemukan seorang wanita yang istimewa untuknya. Erga kenesis di Lascrea, wanita itu pun mencintainya. entah bagaimana, sej...