PART 3

953 58 2
                                    

Follow me on
IG: @rachmafadil

Vote & komen please!
Jangan jadi silent readers!


Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)

Happy reading... 😊

Sesampainya di kantin dekat halaman utama kampus, Genie dan Clara memesan dua gelas jus jeruk. Mereka kemudian mengambil tempat duduk kosong yang ada di pojok kanan depan. Murid-murid yang ada di sana seketika menoleh ke arah mereka sambil berbisik-bisik. Dua cewek itu tetap cuek dan terus melangkah ke tempat tujuan. Rasa penasaran akan perkelahian tadi masih melayang-layang di kepala dan mengalahkan perhatiannya dari tatapan para siswa yang ada di dalam kantin.

"Heh, Jin, cowok yang mukulin cowok satunya sampe pingsan tadi ngeri banget ya? Jahat banget." Clara mulai berceloteh. "Eh, tapi tuh cowok cakep gila. Dan badannya itu, wuiiiiihhh... atletis bok. Mana tinggi, lagi. Trus penampilannya yang urakan itu lho... keren abis," cerocosnya tanpa jeda.

Genie mendengarkan cerita Clara dengan malas. "Udah?" tanyanya cuek.

Clara mengernyit kesal. "Ih, lo kok gitu amat sih responnya."

"Lha emang gue mesti gimana? Gue harus bilang wow gitu? Atau gue musti teriak lebay, 'Iiihhh... Iya ya, tuh cowok ganteng banget. Udah gitu badannya tinggi, lagi. Keren deh pokoknya. Dan bla, bla, bla' gitu?" tanya Genie. "Kalo itu yang lo mau, makasih deh. Tapi sorry, gue bukan cewek alay yang gampang luluh cuma karna tampang cowok. Cowok kayak gitu mah banyak kali di dunia."

"Iya deh, gue tau. Yang suka sama Kak Paxie, trus cowok lain dijelek-jelekin."

"Apaan sih lo, Ra?"

"Udah deh, ngaku aja! Gue tau, lagi, kalo suka sama Kak Paxie. Ya, kan? Ya, kan?" goda Clara seraya menaik-naikkan alisnya. "Secara dia ganteng, tinggi, pinter, aktif di kegiatan kampus, jago bela diri. Udah gitu, dia juga jadi ketua senat, ketua tim basket kampus, emm... Apalagi ya?" Cewek itu mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu, berlagak mikir.

"Tau, ah. Gelap," gerutu Genie lalu menunduk, pura-pura memainkan iPhone-nya yang ia letakkan di atas meja. Padahal sebenarnya ia menunduk untuk menutupi mukanya yang memerah karena malu.

Jujur, Genie emang suka banget sama Paxie, senior sekaligus salah satu idola kampus yang disegani dan digandrungi cewek-cewek satu kampus. Baginya, Paxie tuh cowok paling sempurna. Nggak cuma fisiknya aja yang oke, otaknya juga encer. Keterlibatannya dalam senat mahasiswa dan statusnya sebagai ketua di sana merangkap ketua tim basket kampus menjadi nilai plus untuk Paxie. Apalagi statusnya yang masih single membuatnya jadi rebutan para mahasiswi.

"Eh, liat! Itu ada Kak Paxie!" teriak Clara histeris.

"Mana, mana, mana?" dengan gerakan cepat, Genie mengangkat kepala dan menoleh ke kanan-kiri, mencari cowok yang namanya tadi disebut oleh temannya.

"Tapi bohong," lanjut Clara. Cewek itu tertawa tanpa dosa.

Genie balik menoleh ke depan. "Iiihhh... Apaan sih lo, Ra? Nggak lucu, tau nggak," serunya jengkel.

Temannya nyengir lebar. "Nah kan, sekarang ketauan kalo lo naksir sama Kak Paxie. Udah, ngaku aja deh!"

"Iya, iya. Gue ngaku. Gue emang suka sama Kak Paxie. Puas lo?"

"Belom." Clara menggeleng. "Jawab dulu, lo udah suka sama dia sejak kapan?"

"Sejak OSPEK kemaren."

Flower & The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang