Follow me on
IG: @rachmafadilVote & komen please!
Jangan jadi silent readers!Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)Happy reading... 😊
Dua minggu berlalu sejak balapan liar di jalanan lembah yang mengerikan itu. Selama dua minggu itu pula tidak ada tindakan frontal dari Axel. Tapi keterdiaman cowok itu bukan berarti akan membuat Arsen tenang-tenang saja. Kepasifan Axel bersifat sementara. Ia tahu musuhnya itu punya segudang cara untuk menghancurkannya dan Dark Hunter. Baik yang dilakukan terang-terangan maupun diam-diam. Sebenarnya Arsen lebih suka Axel menantang langsung di depannya karena dengan begitu, ia tahu apa yang harus dilakukan. Tapi kalau cowok itu pasif seperti ini, bukan ketenangan yang didapat Arsen tapi kewaspadaanlah yang selalu menghantuinya. Karena yang ia jaga bukan cuma dirinya sendiri dan gengnya, tapi juga Genie.
Mata Arsen yang tadinya terpejam kini terbuka. Senyum mengembang di bibirnya ketika mendapati Genie masih tertidur pulas di atasnya. Beberapa jam yang lalu, ia dan gadisnya memutuskan untuk melakukan cuddling lagi. Entah sudah yang ke berapa kali. Yang jelas, Arsen senang melakukannya karena dia merasa lebih dekat dengan Genie. Mereka bisa melakukan bonding sepuasnya. Saling berbagi cerita dan pengalaman yang pernah mereka lewati. Saling bercanda dan tertawa bersama. Baginya, ini terasa jauh lebih intim dan menyenangkan daripada sex tanpa perasaan yang dulu sering dilakukannya.
Di dalam pelukannya, Genie menggeliat gelisah. Suara racauan tak jelas meluncur dari bibirnya. Khawatir, Arsen mengusap lembut punggung cewek itu. Lalu dikecup puncak kepalanya.
"Ssstt... It's okay, flower. It's okay. I'm here."
Sesaat kemudian, cewek itu kembali tenang. Arsen lantas menyalakan TV yang volumenya sudah ia kecilkan dan mencari channel yang menyiarkan program National Geography. Di tengah-tengah kesibukannya mencari acara TV favoritnya, tiba-tiba ponselnya bergetar. Cowok itu meletakkan remote di atas meja dan menyambar benda pipih itu. Dilihatnya satu nama seseorang terpampang di layar.
"Ada apa, Pak Burhan?" tanyanya tanpa perlu menyapa.
"Maaf, Tuan Arsen, ada sedikit masalah di kantor," jawab laki-laki setengah baya bernama Burhan. "Apa anda bisa datang ke sini sekarang?"
"Ok, saya siap-siap dulu."
"Baik, Tuan. Saya tunggu di kantor."
Sambungan telepon terputus. Karena tidak ingin Genie terbangun, Arsen bangkit dari posisi tidurnya dengan sangat pelan. Kemudian diangkatnya cewek itu dan dibawanya menuju kamarnya di lantai dua. Perlahan, dibaringkannya Genie di atas ranjang dan diselimuti tubuhnya sampai lengan atas.
Segera setelah itu, Arsen masuk walk-in closet-di mana kamar mandinya berada di dalamnya-dan membersihkan diri di sana. Selesai mandi, Arsen mengenakan pakaian resminya; kemeja putih, dasi abu-abu, dan celana bahan berwarna hitam. Lalu diambilnya salah satu jam tangan Michael Kors-nya yang tersimpan di rak khusus untuk koleksi jam tangannya. Dipakainya jam itu di pergelangan tangan sebelah kiri.
Arsen kemudian menatap bayangannya di dalam cermin. Dilepasnya beberapa tindikan di telinga kanan dan kiri. Diberi rambutnya sedikit pomade dan disisirnya hingga rapi. Terakhir, dipakainya jas hitam buatan desainer ternama asal Perancis yang beberapa waktu kemarin sempat berkunjung ke Indonesia dan memberinya jas itu sebagai souvenir.
Tiga puluh lima menit kemudian, Arsen siap. Penampilannya kali ini benar-benar jauh berbeda dari biasanya. Cowok itu bertransformasi dari penampilan premannya ke penampilan seorang petinggi perusahaan. Sebelum berangkat, Arsen mendekati ranjang, tempat bidadarinya masih terlelap di atasnya. Duduk di tepinya, cowok itu membenahi selimut yang dipakai Genie. Diusapnya pipi cewek itu yang halus tanpa cela lalu disibak poninya. Arsen membungkuk agar bisa meninggalkan satu ciuman di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & The Beast
Romanzi rosa / ChickLit(Sebagian part diprivate. Silakan follow untuk membacanya!) Warning: 18+ Genie, mahasiswi yang berhasil masuk ke universitas swasta elit lewat jalur beasiswa. Selama menjadi mahasiswi di sana, keinginannya cuma dua, yaitu bisa belajar...