PART 31

564 44 20
                                    

Follow me on
IG: @rachmafadil

Vote & komen please!
Jangan jadi silent readers!

Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)

Happy reading... 😊

Genie memandang dengan tatap terkesima rumah mewah berjenis mansion berlantai tiga di depannya. Matanya menelusuri setiap sudut rumah dan halamannya yang sangat luas. Arsitektur rumah ini tidak main-main. Berbagai bentuk ukiran yang menggambarkan dewa-dewi Yunani kuno terpahat di setiap pilar berwarna putih dengan semburat warna emas di setiap runcing pahatannya. Jendela kaca depan yang menjulang tinggi lagi-lagi menampakkan lukisan para dewa-dewi. Rumah ini berdiri kokoh dan angkuh. Benar-benar menunjukkan kemisteriusan sekaligus arogansi sang pemilik.

"Ini rumah siapa, Kak?" Genie bertanya tanpa menoleh ke Arsen.

"Rumahku," jawab cowok itu singkat. "Ayo!" Dirangkulnya Genie lalu dibawanya masuk ke dalam.

Tanpa sadar, kaki Genie melangkah dengan sendirinya. Matanya masih tak lepas dari ukiran dan lukisan serta perabotan mahal yang ada di setiap sudut rumah. Genie yakin, hampir semua perabotan itu diimpor dari luar negeri.

Melewati ruang tamu yang sangat luas, keduanya meneruskan langkah makin ke dalam. Setelah sampai di ruang tengah lantai satu, mereka berhenti.

"Hi, guys." Arsen menyapa semua anggota Dark Hunter yang ada di sana.

Para cowok yang berjumlah sembilan orang itu langsung menoleh begitu mendengar suara ketua mereka. Genie yang melihat cowok-cowok yang rata-rata berbadan kekar itu seketika mendekatkan tubuhnya ke Arsen. Takut, kedua tangannya refleks memeluk erat cowok itu. Merasakan dua lengan melingkar di pinggangnya, Arsen menunduk dan mendapati wajah ketakutan ceweknya. Ia lalu menangkup pipi kanan Genie dan mengusapnya dengan ibu jari.

"Nggak usah takut. Mereka semua temenku," ucap Arsen menenangkan.

Kesembilan cowok itu tercengang melihat bagaimana ketua geng mereka memperlakukan gadisnya. Selama ini yang mereka tahu cuma Arsen yang kasar dan sikapnya yang suka seenaknya. Belum lagi reputasi buruknya di kalangan para cewek. Mereka sama sekali tak pernah menyangka kalau Arsen bisa bersikap lembut dengan seorang cewek. Melihat cara cowok itu menatap Genie membuat mereka yakin kalau ketua mereka benar-benar serius sama cewek itu.

Genie mengangguk pelan tapi tetap tidak melepas tangannya dari pinggang Arsen. Kesembilan cowok itu pun mengulum senyum geli. Apalagi saat melihat muka ketakutan cewek yang berdiri beberapa meter di depan mereka. Di mata para cowok itu, Genie sangat manis, lucu, dan imut. Mereka tak mengira kalau cewek seperti Genie-lah yang membuat Arsen tergila-gila. Setahu mereka tipe cewek yang disukai Arsen itu cewek yang cantik dan seksi yang sering mereka lihat di tempat-tempat hiburan malam. Jangan salahkan mereka kalau mereka menganggapnya seperti itu! Karena selama ini para cewek yang dekat dan jadi 'teman main' Arsen adalah cewek-cewek berparas cantik, bermakeup tebal, bertubuh seksi, dan berbaju minim. Mereka sungguh tak menyangka, dari sekian banyak cewek, ternyata yang berhasil bikin Arsen bertekuk lutut adalah seorang cewek yang lugu dan polos.

"Nggak pa-pa. Ada aku. Mereka nggak akan berani nyakitin kamu," ujar Arsen sambil menarik pelan Genie mendekati teman-temannya.

Arsen duduk di sofa kemudian menarik ceweknya duduk di atas pangkuannya. Ia tahu Genie masih merasa takut dengan teman-temannya. Makanya ia memutuskan untuk memeluknya sampai cewek itu merasa nyaman. Tangan Genie seketika melingkar di leher Arsen begitu dia berada atas di pangkuannya.

Arsen menoleh ke teman-temannya. "Guys, kenalin! Ini Genie, cewek gue." Ia lalu menoleh lagi ke Genie. "Flower, mereka temen-temenku. Masih ada beberapa lagi sebenernya. Cuman mereka masih ada urusan di luar. Mereka semuanya tinggal di sini. Reynald, Willy, sama David juga." Genie cuma mengangguk pelan.

Flower & The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang