Follow me on
IG: @rachmafadilVote & komen please!
Jangan jadi silent readers!Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)Happy reading... 😊
Sabtu sore Genie datang ke apartemen Arsen dengan membawa beberapa makanan ringan, kue, dan puding yang dibikinnya sendiri di rumah. Kemarin ia sudah berjanji ke cowok itu akan membuatkan snack untuknya. Makanya sekarang dengan senyum yang sedari tadi tak pudar dari wajahnya, Genie melangkah sambil bersenandung ke arah pintu apartemen cowok itu. Waktu mengantarnya pulang kemarin, Arsen memberinya kunci cadangan. Katanya, Genie boleh datang kapan saja dia mau.
Setibanya di depan pintu apartemen, Genie menyelipkan kartu ke dalam cardlock yang tertempel di dinding kemudian memencet beberapa tombol angka. Enam angka itu membentuk tanggal lahirnya. Kurang perhatian apa coba cowok itu? Dia bahkan mengganti password apartemennya sesuai tanggal lahir Genie sebelum dirinya mengantar cewek itu pulang. Tujuannya tak lain supaya Genie mudah mengingatnya.
Setelah kunci terbuka, Genie mengambil kartu tersebut kemudian membuka pintu di depannya. Ia lalu masuk ke dalam. Dipindainya setiap sudut ruangan. Sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia di apartemen itu.
"Kak Arsen!" panggil Genie agak keras. Tidak ada jawaban. "Kak Arsen, aku dateng nih!"
Hening.
Genie lalu menunduk. Dilihatnya sebuah sandal warna biru tosca di dekat sandal milik Arsen yang tertata rapi di rak dekat pintu. Sandal berukuran tiga puluh sembilan itu masih baru. Terdapat tulisan berukir indah dengan huruf besar membentuk sebuah nama 'GENIE'. Kedua sudut bibir cewek itu terangkat, membentuk sebuah senyum. Ia tersentuh dengan perhatian yang diberikan Arsen padanya.
Genie segera melepas sepatu lantas menggantinya dengan sandal baru tersebut. Kemudian dilangkahkan kakinya menuju dapur dan diletakkan semua makanan yang dibawanya ke dalam lemari es. Dilihatnya jam di pergelangan tangan. Jam empat sore. Lalu diambilnya ponsel di dalam wristlet bag yang tadi dibawanya. Dicarinya satu kontak di daftar nama. Ditekannya tombol bergambar telepon lantas ditempelkan ponsel di telinga. Tidak ada jawaban. Mungkin Arsen masih ada urusan di luar.
Lelah setelah beberapa jam tadi berkutat di dapur rumahnya untuk membuat makanan, ditambah perjalanan ke sini yang memakan waktu satu setengah jam karena macet, Genie akhirnya melangkah ke ruang tamu dan duduk di sofa panjang sambil membawa es krim strawberry kesukaan Arsen.
Lucu setiap mengingat makanan dan minuman yang cowok itu suka. Segala jenis barang yang mempunyai rasa strawberry atau beraroma strawberry otomatis akan jadi favorit Arsen. Pantas saja cowok itu sering mencium kepalanya. Karena shampoo yang dipakai Genie juga beraroma strawberry. Cewek itu tersenyum. Ia berjanji tidak akan pernah mengganti shampoonya.
Genie menyalakan TV lalu memakan es krimnya. Hari ini harusnya ia pergi ke rumah Myron dan menginap di sana. Mereka sudah janjian beberapa hari yang lalu. Tapi ternyata kedua orangtuanya mendadak ada acara di luar negeri dan kakak sepupunya harus ikut.
Tak terasa lima jam berlalu. Sekarang sudah pukul sembilan malam tapi Arsen belum datang. Saat ini harusnya Genie sudah ada di rumah karena jam malamnya hanya sampai jam sembilan. Tapi entah kenapa perasaannya tiba-tiba tidak enak. Otaknya menyuruhnya untuk pulang namun hatinya memaksa dirinya untuk tinggal beberapa saat di sini. Khawatir, Genie mengambil ponselnya lalu menelepon Arsen. Lagi-lagi teleponnya tidak diangkat. Panik, cewek itu berdiri kemudian berjalan mondar-mandir seraya menggigit kuku. Ia bingung, antara memilih pulang sekarang atau menunggu Arsen sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & The Beast
ChickLit(Sebagian part diprivate. Silakan follow untuk membacanya!) Warning: 18+ Genie, mahasiswi yang berhasil masuk ke universitas swasta elit lewat jalur beasiswa. Selama menjadi mahasiswi di sana, keinginannya cuma dua, yaitu bisa belajar...