PART 22

696 54 11
                                    

Follow me on
IG: @rachmafadil

Vote & komen please!
Jangan jadi silent readers!

Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)

Happy reading... 😊

Besoknya sepulang dari kuliah, Arsen tidak langsung mengantar Genie ke rumah. Cowok itu justru mengajaknya ke apartemen. Ia ingin memulai hubungan mereka benar-benar dari awal. Dan hal pertama yang akan dilakukannya adalah membawa cewek itu ke apartemennya supaya Genie tahu di mana dirinya tinggal. Tadinya Genie menolak karena takut pulang kemalaman. Tapi setelah terjadi perdebatan kecil dan janji Arsen yang akan mengantarnya sebelum jam sembilan, akhirnya cewek itu mengiyakan.

Dan di sinilah mereka sekarang berada. Di sebuah apartemen berjenis penthouse yang dibangun di daerah Jakarta Utara yang tidak begitu jauh dari pantai Ancol. Genie memandang setiap sudut ruangan mewah di hadapannya. Tatap kesima tak bisa dia sembunyikan. Ini apartemen paling megah yang pernah dilihatnya. Genie menoleh ke kiri dan menemukan dinding yang semuanya terbuat dari kaca. Tanpa sadar, kakinya berjalan ke arah dinding itu. Tak ada gorden yang menutupi, membuatnya leluasa melihat pemandangan luar.

Arsen tersenyum menatap punggung Genie kemudian melangkah ke tempat cewek itu dan berdiri di belakangnya. Dilingkarkan kedua tangan di pinggangnya yang ramping. Mengurung cewek itu dalam hangat dekapannya. Lalu disandarkannya dagu di puncak kepalanya.

"Suka?" tanya Arsen sesaat setelah beberapa menit mereka berdiri dalam diam.

Genie mengangguk. "Banget," jawabnya seraya berdecak kagum. "Pemandangannya dari sini indah banget, Kak."

Dari tempatnya berada, Genie bisa melihat hamparan biru air laut yang menjorok ke darat menjadi sebuah pantai. Pulau Seribu tampak kecil. Dari apartemen itu, matahari senja sangat indah jika dilihat dari atas balkon. Dan waktu malam hari, jika berdiri di balkon sebelah selatan, maka akan terlihat gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota.

Arsen mengeratkan pelukannya. "Ini pertama kali aku bawa cewek ke apartemen."

Kaget, dalam sekejap Genie menoleh dan mendongak ke cowok di belakangnya. "Really?"

Cowok itu menunduk. "Ya. Kamu cewek pertama dan satu-satunya cewek yang aku bawa ke sini."

Senyum lebar menghiasi wajah Genie. "Berarti aku spesial dong?" tanyanya. Rasa bahagia tak pelak mengalirinya.

Arsen mengecup kening gadisnya. "Paling spesial."

Semburat merah merayap di kedua pipi Genie. Malu, ia balik menoleh ke depan. Arsen yang menangkap rona itu pun tak mampu menahan gelak tawanya. Diusapnya puncak kepala Genie yang malah bikin muka cewek itu tambah memerah. Untuk sesaat, keduanya menghabiskan beberapa menit waktu untuk melihat pemandangan di depan mereka.

"Flower," panggil Arsen kemudian.

"Ya?"

"Bisa masak nggak? Aku laper."

Tanpa melepas pelukan Arsen, Genie balik badan. "Pengen makan apa?"

 "Pengen makan apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flower & The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang