Follow me on
IG: @rachmafadilVote & komen please!
Jangan jadi silent readers!Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)Happy reading... 😊
Arena balap sudah ramai dipadati para penggemar balap liar. Tempat diadakan acara kali ini beda dari sebelum-sebelumnya. Hawa dingin di sekitar tempat itu benar-benar menusuk sampai ke tulang. Jalan sempit berkelok-kelok dan naik-turun menjadi tantangan tersendiri bagi sang pembalap. Tebing dan jurang yang menganga lebar menjadi rintangan kasat mata dan siap menarik siapa pun yang berani memasukinya.
Balapan kali ini juga berbeda karena hanya ada dua orang yang akan maju. Dua ketua geng besar di Indonesia akan mempertaruhkan nyawa untuk keluar sebagai pemenang dan mendapatkan taruhan mereka.
Genie menoleh ke kanan-kiri, memandang sekeliling yang tampak sangat menakutkan. Tempat ini bukan tempat biasa. Ini di daerah lembah dekat Bogor. Kecuraman tubir dan ngarai menjadi pemandangan mengerikan yang tak bisa dielak. Takut, lingkaran tangannya di pinggang Arsen mengetat. Disembunyikan pandang matanya di punggung cowok itu. Merasakan dekapan Genie yang menguat, Arsen menggengam tautan tangan cewek itu di perutnya dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya tetap di atas setang dan terus menjalankan motor dalam kecepatan sedang ke arah berkumpulnya teman-teman segengnya dan geng musuh bebuyutannya.
Sesampainya di sana, Arsen menghentikan mesin motor. Seruan dan teriakan yang mengelu-elukan namanya langsung terdengar. Cowok itu lalu membantu Genie turun dari jok belakang, diikuti dirinya. Teman-teman segeng dan sepermainannya berjalan mendekat ke arahnya kemudian mengajaknya bersalaman ala cowok. Beberapa gerombolan cewek yang memuja Arsen juga tak mau kalah. Mereka berlari menghampiri cowok itu, berusaha menyentuh dan mencium pipinya. Untung-untung kalau bisa mencium bibirnya.
Merasakan ancaman dari cewek-cewek bermakeup tebal dan berbaju kurang bahan yang datang ke arahnya, Genie langsung menyelipkan kedua lengannya di pinggang Arsen. Seketika Arsen menoleh. Dilihatnya Genie yang menatap lurus ke depan. Ia lalu mengikuti ke mana arah pandang cewek itu tertuju.
Tak jauh dari tempat mereka, tampak cewek-cewek yang tidak pernah absen datang di saat dirinya mengikuti balap liar. Binar-binar memuja tak mampu mereka sembunyikan. Sekarang Arsen mengerti kenapa Genie tiba-tiba memeluknya dari samping. Tak ingin cewek itu merasa insecure, dirangkul bahunya dan ditariknya ke dada lantas dicium puncak kepalanya. Menyalurkan rasa aman dan tenang pada Genie.
Melihat adegan tersebut, tatap kesal, iri, dan benci dari para cewek itu seketika terbentuk dan terlempar ke arahnya. Tapi Genie tak peduli. Arsen miliknya. Cuma dirinya yang boleh menyentuh dan memeluknya.
"Akhirnya lo dateng juga." Suara berat yang sangat familiar membuat Arsen menoleh. "Arsen." Seringai licik menyambutnya.
Mata Arsen seketika menajam. Rangkulannya di bahu Genie mengerat. Axel melihat semua pergerakan musuhnya dan merekamnya baik-baik di dalam otak. Dari keseluruhan perubahan sikap Arsen, ditambah adegan yang terjadi dalam sekejap mata, satu kesimpulan terbesit di kepalanya.
Arsen dan Genie pacaran!
Senyum tipis terulas di bibir Axel. Menarik. Tatapannya beralih ke Genie. Diamatinya cewek itu lekat-lekat. Ditelitinya setiap inci wajahnya. Ia penasaran apa yang membuat seorang Arsen begitu tergila-gila padanya. Genie memang cantik dan manis. Tapi cewek lain yang pernah dekat dengan Arsen juga tak kalah cantik. Bahkan mereka semua punya tubuh yang menggoda.
Bertahun-tahun mengenal Arsen membuat Axel tahu, selama ini tidak ada satu pun cewek yang berhasil menembus dinding tak kasat mata yang sengaja dibangun cowok itu. Tidak ada satu pun cewek yang mampu menjangkau sisi lainnya yang hangat dan lembut yang hanya terlihat sewaktu bersama Genie.
Arsen memang nggak pernah bersikap dingin sama semua cewek. Dia malah welcome banget. Tapi itu karena Arsen cuma ingin bermain-main dengan mereka. Sampai datang Genie di kehidupan cowok itu dan mengubahnya menjadi sosok yang berbeda. Dari mana Axel tahu soal itu? Pastinya dari mata-mata yang ada di dalam kampus Arsen yang selalu memberinya info tentang cowok itu.
Sayangnya Axel tidak tahu, sisi hangat dan lembut yang sengaja ditidurkan Arsen itu keluar secara alami. Murni tanpa paksaan. Tanpa dibuat-buat. Itu adalah sosok Arsen yang sebenarnya. Sebelum rentetan peristiwa di masa lalu menghantamnya bertubi-tubi dan memaksanya untuk menidurkan sisi lain dari dirinya dan menyimpannya di sudut terjauh. Menutup rapat-rapat hatinya dan membekukannya. Menyelimuti diri dengan kegelapan absolut yang baginya adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup.
"Gue nggak akan basa-basi." Axel melanjutkan kata-katanya. "Kita mulai balapannya sekarang," ajaknya santai seakan mereka adalah teman dekat. Kedua sudut bibirnya terangkat. "Dan cewek itu bakal jadi milik gue."
"You wish." Arsen berdecih skeptik. "Lo terlalu pede, Xel, jadi orang."
"Pede itu penting, lagi." Axel membela diri.
Dengan menarik pelan Genie bersamanya, Arsen melangkah mendekati Axel. "Pede dibuktiin bukan lewat omongan." Lurus ditatapnya mata musuh di depannya. Lalu didekatkan mukanya ke muka cowok itu. "Tapi lewat tindakan dan hasil."
Diberinya satu senyum miring yang tak ayal membuat Axel geram. Puas, Arsen lalu membawa Genie menjauh dari musuh bebuyutannya menuju motor yang sudah disiapkan Reynald. Motor yang khusus digunakan untuk balapan.
Bukan tanpa alasan Arsen mengatakan ucapannya tadi. Selama ikut balap liar, sekali pun Axel nggak pernah bisa mengalahkannya. Dia selalu jadi nomor dua. Dan kalimat barusan adalah senjata tajam yang sengaja Arsen tancapkan pada Axel untuk mempengaruhi emosinya. Itu adalah salah satu taktiknya untuk sedikit melemahkan kekuatan lawan. Perubahan emosi mempengaruhi permainan para pemain dalam suatu pertandingan, apapun bentuknya.
Duduk di atas motor besarnya yang baru dibelinya beberapa waktu lalu, Arsen kelihatan cool dan macho seperti biasa. Mengenakan pakaian serba hitam dilengkapi jaket kulit yang juga berwarna hitam, aura gelap serta misterius sekaligus pesona dan hegemoni maskulinitasnya terpancar kuat. Mengintimidasi namun memikat hati siapapun cewek yang memandang.
Terbalut kekalutan yang tak tertepis, Genie berdiri di sebelah Arsen dengan kepala menunduk. Ia lantas menarik ujung bawah jaket cowok itu. Merasakan tarikan di jaketnya, Arsen menoleh ke kiri dan mengamati ceweknya yang terdiam sejak mereka sampai di tempat ini. Mengerti apa yang dirasakan Genie, didekap pinggang rampingnya dengan tangan kiri kemudian ditariknya mendekat sampai badan mereka saling menempel. Tangan kanannya terangkat dan menangkup pipi gadisnya.
"What's up?" tanyanya lembut. Yang ditanya menggeleng lemah. "Flower, look!" Arsen mengangkat dagu Genie agar membalas tatapannya. "I've promised you that I'll win the race, haven't I?" Cewek itu mengangguk. "So, why do you look so worried?"
"Nggak tau. Aku cuma ngerasa nggak enak aja," jawab Genie pelan.
"Itu cuma perasaan kamu," ucap Arsen menenangkan. Dia lalu mendekatkan wajahnya dan mengecup kening cewek itu. "Mending sekarang kamu ke tempat Reynald dan doain aku biar menang."
Genie menggangguk menurut. Cewek itu balik badan dan berjalan ke arah Reynald yang berdiri di pinggir jalan. Arsen mengenakan helmnya lalu menyalakan mesin motor. Tanpa memasukkan gear, digasnya motor beberapa kali. Meyakinkan sekali lagi kalau mesin motornya baik-baik saja dan siap diajak bermain malam ini.
"Kak Arsen!" panggil Genie sesaat kemudian. Arsen menoleh. "Good luck!" teriaknya memberi semangat dan dukungan.
Meski tidak bisa melihat karena helm full face yang dipakai Arsen, Genie tahu cowok itu tersenyum di baliknya. Satu acungan ibu jari dilemparkan cowok itu ke arahnya. Senyum pun mengembang di bibir Genie. Kini ia yakin Arsen pasti menang.
Ini partnya panjang lagi tapi aku potong jadi 2.
Nanti aku sambung di part 35.
Vomment ditunggu.
See you... :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & The Beast
ChickLit(Sebagian part diprivate. Silakan follow untuk membacanya!) Warning: 18+ Genie, mahasiswi yang berhasil masuk ke universitas swasta elit lewat jalur beasiswa. Selama menjadi mahasiswi di sana, keinginannya cuma dua, yaitu bisa belajar...