Follow me on
IG: @rachmafadilVote & komen please!
Jangan jadi silent readers!Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)Happy reading... 😊
Arsen mengantar Genie pulang ke rumah. Setelah menggoda ceweknya sebentar sampai bikin gadis itu kesal, yang dilanjut dengan memberinya satu kecupan di pipi kanan cewek itu, akhirnya Arsen pamit. Genie kemudian masuk ke dalam rumah. Mama menyambutnya di ruang tamu. Tumben.
Beliau lalu mendongak begitu anak gadisnya berdiri di depannya. "Arsen mana? Tadi kamu dianter sama dia, kan?"
"Udah pulang."
"Kok nggak disuruh masuk dulu?"
"Dia ada urusan, Ma. Jadinya nggak bisa mampir."
"Yaaah... Padahal Mama pengen ngobrol lagi sama dia. Orangnya kayaknya asik. Ganteng pula."
"Ma, Mama tuh udah punya Papa ya. Nggak usah lirik-lirik yang lain deh! Apalagi yang brondong."
"Dih, anak Mama cemburu," ledeknya. "Tenang aja! Mama cuma pengen ngobrol sama calon mantu Mama aja kok. Kali aja dia husbandable banget buat kamu."
"Ma!" Genie berseru ke mamanya yang kayaknya memang sudah tertarik dan tergila-gila sama Arsen. "Genie tu masih kuliah. Masih semester satu. Belom kepikiran ke situ. Lagian Kak Arsen juga belom lulus."
"Ya nggak pa-pa. Kan Mama cuma mau nanya-nanya doang," sergah Mama. Ia lalu tersenyum penuh arti. "Kapan-kapan ajak Arsen ke sini buat makan malem ya!"
"Nggak janji."
Sebal, Genie melenggang meninggalkan mama. Ia tidak mau terus-terusan jadi bahan becandaan beliau. Sesampainya di dalam kamar, cewek itu menghempaskan badan di atas ranjang. Senyum terbit di wajahnya saat mengingat kejadian di rooftop tadi. Tak menyangka kalau sekarang dirinya sudah punya pacar. Bahkan pacarnya adalah the most wanted di kampus. Muka Genie seketika memanas. Ditangkupnya kedua pipinya yang ia yakin pasti kini sudah merona. Sesaat kemudian, cewek itu menoleh ke samping. Diambilnya satu foto di atas nakas. Diusapnya foto itu tepat di wajah orang yang ada di dalamnya.
"Lo tau nggak? Gue sekarang udah punya cowok. Dia seumuran sama lo. Orangnya ganteng banget. Keren lagi. Jangan cemburu ya!" Genie tertawa renyah. "Tenang! Buat gue, lo tetep yang paling ganteng kok." Diciumnya foto itu. "I love you so much." Genie memeluk erat foto tersebut.
Tiba-tiba iPhone-nya bergetar. Satu panggilan masuk. Nama Clara tertera di layar. Genie menerimanya kemudian menempelkan ponsel di telinga.
"Halo, Ra."
"Jin, lo tadi kemana? Kok gue cari-cari nggak ada? Oya, tadi lo dicariin Kak Arsen. Ketemu nggak sama dia? Kok lo nggak masuk jam terakhir sih? Eh, tapi nggak pa-pa. Dosennya nggak dateng kok."
Genie berdecak sebal. "Heh, mau lo sebenernya apa sih? Nanya kok kayak orang lagi interogasi."
Clara tertawa pelan. "Sorry, sorry. Habisnya gue kuatir. Lo tiba-tiba ngilang trus nggak masuk kelas terakhir. Lo kemana sih tadi?"
"Ke taman belakang."
Di seberang, Clara bergidik ngeri. "Ngapain ke sana? Kan tempat itu sepi banget."
"Nggak ngapa-ngapain. Lagi pengen sendirian aja."
"Bukan karna omongan cewek dua yang di kantin itu?"
"Bukan," jawabnya bohong.
"Trus kenapa lari?"
"Kalo gue nggak lari, ntar lo ngikutin, lagi."
"Yeee... Ni anak," cibir cewek itu. "Oya, ngomong-ngomong, tadi lo ketemu nggak sama Kak Arsen? Sumpah, mukanya horor banget waktu gue ketemu dia di koridor. Kayaknya gara-gara nyariin lo tapi nggak ketemu-ketemu. Emang dia nggak telepon lo dulu apa?"
"Gue ketemu kok sama dia di taman. Dia nggak telepon gue soalnya kita baru tukeran nomer tadi."
"Oooh... Untung ya Kak Arsen ketemu sama lo. Kalo nggak, mungkin bakal ada anak yang dia jadiin samsak."
"Nggak segitunya juga kali," dengus Genie.
"Ya siapa tau? Secara ini Kak Arsen gitu lho. Yang kayak gitu bisa aja terjadi kalo udah berhubungan sama dia."
"Lebay."
"Ih, kok lebay? Itu beneran kali, Jin."
"Iya deh, terserah." Genie diam sesaat. Bingung antara mau jujur atau tidak. Tapi mungkin lebih baik dia jujur sama Clara. Toh mereka sekarang sudah lumayan dekat. "Oya, Ra. Ngomong-ngomong soal Kak Arsen..., emm... gue udah jadian sama dia."
"WHAAAT???" Clara berteriak kencang, membuat Genie harus menjauhkan ponselnya.
"Bisa nggak kalo nggak pake teriak? Lo pengen bikin gue budeg?"
Clara terkekeh. "Ya mangap. Habisnya gue kaget banget," ujarnya. "Sekarang ceritain gue! Sedetail-detailnya!"
Akhirnya Genie menceritakan semuanya. Tentang pertemuannya dengan Paxie di taman belakang. Yang kemudian tiba-tiba Arsen datang dan memukul cowok itu. Setelah itu membawanya ke rooftop lalu Arsen menyatakan perasaannya dan memintanya untuk jadi pacar.
"Iiih... So sweet," seru Clara heboh. "Bakal jadi berita bersejarah di kampus nih."
"Lebay lo ah."
"Ish, beneran kali, Jin. Secara ini pertama kali, selama kuliah di Marcient ya, Kak Arsen akhirnya punya pacar," lanjut cewek itu. "Congrats ya. Jangan lupa pajak jadian!"
Genie mencibir. "Minta sendiri sana sama Kak Arsen!"
"Gila ya lo! Mana berani gue minta sama dia?!"
Genie tertawa. "Ya udah, besok gue bayarin makan siang lo."
"Yes. I love you full, Jin. Muah, muah, pokoknya."
"Udah dulu ya. Gue ngantuk nih. Mau tidur siang."
"Okay. Bye."
"Bye."
***
Vomment ditunggu.
See you in next part... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & The Beast
ChickLit(Sebagian part diprivate. Silakan follow untuk membacanya!) Warning: 18+ Genie, mahasiswi yang berhasil masuk ke universitas swasta elit lewat jalur beasiswa. Selama menjadi mahasiswi di sana, keinginannya cuma dua, yaitu bisa belajar...