Follow me on
IG: @rachmafadilVote & komen please!
Jangan jadi silent readers!Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)Happy reading... 😊
Arsen tiba di basecamp Dark Hunter beberapa saat setelah mengantar Genie. Ia lalu masuk ke dalam. Dilihatnya meja kaca yang lusa kemarin pecah karena gebrakan tangannya sudah diganti dengan yang baru. Kali ini meja itu terbuat dari kayu. Arsen mendengus. Ia yakin Reynald sengaja mengganti meja kayu supaya dirinya tidak bisa memecahkannya lagi. Memang sudah tidak terhitung berapa kali Arsen memecahkan meja. Tapi sebenarnya percuma saja meja itu diganti meja dari kayu karena Arsen masih bisa menghancurkan meja itu kalau dia mau. Bukan dengan gebrakan, melainkan dengan bantingan.
Arsen melangkah menuju ruang tengah yang sering dipakai untuk bersantai. Dilihatnya ketiga teman dekatnya dan beberapa anggota Dark Hunter duduk-duduk di sana. Ada juga yang tiduran di atas sofa dan karpet. Willy dan David bermain playstation. Sedangkan yang lain mengobrol sambil memainkan ponsel dan memakan snack.
"Heh, upil kudanil, ini makanan gue. Ambil sendiri sono!" teriak Reynald ke Mike, salah satu temannya.
"Kutu sapi, gue minta dikit doang, elah. Pelit banget sih lo."
"Bodo. Gue yang ambil, jadi gue juga yang makan."
Arsen memutar bola mata melihat kedua temannya itu kemudian berjalan ke dapur. Diambilnya sekaleng bir berkadar alkohol rendah di dalam kulkas dan beberapa bungkus makanan ringan yang tadi diperebutkan Reynald dan Mike. Setelah kembali ke ruang tengah, dilemparnya makanan itu tepat di muka keduanya.
"Brengsek! Siapa sih yang berani ngelemparin muka ganteng gue?" Reynald berseru kesal.
"Gue. Kenapa?" jawab Arsen santai.
Mereka semua yang tadinya tidak menyadari kehadiran Arsen langsung menoleh begitu suara teman sekaligus ketua geng mereka terdengar dari belakang. Yang tadinya tiduran juga langsung duduk.
Reynald terkekeh salah tingkah. "Eh, si Bos dateng."
Arsen berjalan mendekat kemudian duduk di samping cowok itu. Disandarkan punggung di sandaran sofa. Dibukanya kaleng bir lalu diminumnya sedikit. Ia lantas mengambil sebatang rokok yang ada di atas meja dan menyelipkannya di bibir. Disulutnya rokok itu dan dihisapnya cepat. Asap langsung mengepul di udara begitu cowok itu menghembuskannya.
"Sen, gue udah denger soal lo sama Genie." Kalimat Willy menginterupsi keterdiaman sesaat yang menyergap di antara mereka. "Lo serius sama dia?"
Yang ditanya menoleh ke cowok itu. "Menurut lo?"
Willy mengedikkan bahu. "Kalo lo cuma mau main-main, kasian tu cewek, Sen. Masih polos banget dia."
"Apa gue keliatan cuma mau main-main sama dia?" Mata Arsen menajam. Begitu juga suaranya. Atmosfer di ruangan itu mendadak tegang. Perubahan sikap dan suara Arsen memang selalu berefek besar pada semua anggota Dark Hunter.
"Jadi lo serius sama Genie?"
"Lo pikir gue nggak bisa serius sama satu cewek? Gue bukan lo yang doyan gonta-ganti cewek buat dipacarin."
Willy nyengir. Dari mereka berempat, memang dirinyalah yang paling playboy. Cowok itu sering ganti-ganti pacar seperti mengganti celana dalam. Dalam seminggu, dia bisa ganti pacar tiga sampai empat kali. Bahkan dulu pernah dalam tujuh hari, dia berganti pacar tujuh kali. Yang artinya, setiap cewek cuma Willy pacari selama satu hari. Rekor tercepatnya dalam berhubungan sama cewek yaitu selama enam jam. Jam sembilan pagi, cewek itu ia 'tembak'. Kemudian jam tiga sore di hari yang sama, cewek tersebut ia putuskan. Alhasil, cewek itu melampiaskan kekesalannya dengan mengobrak-abrik basecamp mereka. Yang tentu saja bikin Arsen marah. Sudah berkali-kali ia memberitahu Willy untuk tidak memacari cewek kalau tujuannya cuma buat main-main. Tapi Willy tetaplah Willy. Cowok itu sudah kebal dengan kata-kata Arsen. Makanya sampai sekarang dia masih suka gonta-ganti pacar.
"Jadi lo beneran pacaran sama Genie, Sen?" Kini David yang bertanya.
Arsen menatap seluruh anggota gengnya. "Ya. Dan gue yakin, kalian tau apa yang harus kalian lakukan."
Semuanya mengangguk paham. Dengan resminya Genie menjadi pacar Arsen, itu artinya gadis itu juga resmi jadi bagian dari mereka. Bagi seluruh anggota Dark Hunter, hubungan yang terjalin di antara mereka bukan cuma sekedar ketua dan anggota, tapi sudah seperti sebuah keluarga. Jadi jika salah satu dari mereka kenapa-napa, maka yang lain akan ikut merasakannya. Mereka wajib menjaga dan membantu satu sama lain.
Arsen kembali menghembuskan asap rokoknya. "Ada kabar apa hari ini?" tanyanya kemudian. Semuanya diam. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Mata Arsen memicing curiga. "Kenapa pada diem?"
Mereka melirik Reynald, memberi kode padanya untuk memberitahu Arsen. Mereka tahu dengan jelas, cowok itulah yang paling dekat sama pemimpin mereka dibandingkan yang lain. Dan cowok itu juga yang paling bisa meredam emosi Arsen.
"Emm... Gini, Bos." Ada jeda sesaat sebelum Reynald meneruskan kalimatnya. "Tadi bokap lo dateng."
Tubuh Arsen seketika menegang. "Ngapain dia ke sini?"
"Emm... Dia nyariin lo."
"Buat apa?" geramnya tertahan.
"Kayak biasa. Dia pengen lo mulai ngejalanin bisnisnya. Lo pasti tau bisnis apa yang musti lo pegang."
"Shit!" Arsen mengumpat marah. "Apa dia masih kurang puas selama ini udah gue bantu?!" Cowok itu berteriak frustasi. Badannya sedikit membungkuk dengan kedua siku bertumpu di lutut dan tangannya mencengkeram kepala.
Semua orang yang ada di ruangan bergeming. Tidak ada yang berani menyela. Begitu juga dengan Reynald. Mereka semua tahu gimana hubungan anak-ayah yang terjalin antara Arsen dan papanya. Keheningan pekat menyelimuti mereka beberapa menit sebelum kemudian Reynald kembali mengeluarkan suara.
"Bos, bokap lo..., dia udah tau soal Genie."
Mendengar nama ceweknya disebut, Arsen refleks menoleh ke Reynald. Matanya menajam. Rahangnya mengeras. Jantungnya berdetak kencang. Aliran darah berdesir cepat di sela-sela pembuluh darah. Ketakutan menyergapnya dalam sekejap. Detik kemudian, Arsen berdiri lantas berjalan ke arah pintu. Namun baru beberapa langkah, cowok itu berhenti.
"Tambahin beberapa anak buat jaga Genie dua puluh empat jam!" perintahnya tegas seraya menahan kemarahan yang sudah terlanjur menggelegak.
Cowok itu lalu melangkah cepat dan keluar dari sana dengan satu bantingan pintu. Meninggalkan ruangan tengah yang tadinya sudah tegang menjadi lebih tegang.
***
Segini dulu ya.
Kehabisan stok part nih.
Vomment ditunggu.
See you... :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & The Beast
ChickLit(Sebagian part diprivate. Silakan follow untuk membacanya!) Warning: 18+ Genie, mahasiswi yang berhasil masuk ke universitas swasta elit lewat jalur beasiswa. Selama menjadi mahasiswi di sana, keinginannya cuma dua, yaitu bisa belajar...