PART 18

843 47 7
                                    

Follow me on
IG: @rachmafadil

Vote & komen please!
Jangan jadi silent readers!

Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)

Happy reading... 😊

Setibanya di halaman kampus, seluruh pasang mata yang ada di sana menatap lurus ke satu titik yang berjalan pelan ke area parkir. Titik di mana satu nama yang menyandang status 'preman kampus' menyentak keterkejutan mereka dengan membawa seseorang yang duduk di jok belakang motornya. Yang mana selama ini tidak pernah satu pun manusia berjenis kelamin perempuan diperbolehkan duduk di sana. Dan kini pemandangan paling langka itu menjadi buah bibir para pemilik tatapan. Satu spekulasi muncul di kepala mereka.

'Singgasana' itu sudah ditempati oleh si gadis berambut cokelat.

Sesampainya di tempat parkir, Genie langsung melompat turun dari jok begitu motor besar yang ditumpanginya berhenti. Sambil berkacak pinggang, ditatapnya kesal cowok di hadapannya yang sekarang sedang membuka helm full-facenya.

"Kak Arsen, lo gila ya? Gimana kalo tadi gue jatoh trus tiba-tiba ada truk atau bus nabrak gue dari belakang? Emang lo mau tanggung jawab? Gue anak cewek satu-satunya di keluarga gue lho. Jadi bokap gue sayang banget sama gue. Ntar kalo gue kenapa-napa gimana? Bokap gue bisa sedih kalo tau anak cewek kesayangannya yang paling manis ini luka. Heh, lo denger nggak sih?"

Arsen tertawa tanpa suara, lebih menyerupai senyuman lebar di mata Genie. Yang entah kenapa, hal itu justru bikin jantungnya jumpalitan melihatnya. Cowok itu lantas mengulurkan tangan kiri dan mengacak pelan puncak kepala Genie.

"Lebay."

"Ish." Genie menepis tangan Arsen lalu merapikan rambutnya.

Karena sudah kepalang kesal, Genie balik badan lalu melengos dari hadapan Arsen. Arsen yang melihat kepergian cewek itu langsung berjalan menyusulnya. Ketika jarak mereka sudah dekat, ia mengulurkan tangan kanannya kemudian merangkul bahu Genie posesif. Cewek itu tersentak saat tiba-tiba merasakan lingkaran tangan di bahunya. Terlebih sewaktu Arsen menarik tubuhnya ke kiri dan melekat di tubuh cowok itu. Menghapus jarak yang tersisa di antara mereka.

"Kak Arsen, apaan sih? Nggak usah ngerangkul gini deh." Genie mencoba mengelak. Tangannya berusaha menepis tangan Arsen yang bercokol manis di bahu kanannya. Namun sayang, rangkulan cowok itu malah mengetat.

"Emang kenapa sih?" tanya Arsen cuek.

"Diliatin orang, Kak."

"Biarin aja mereka liat. Toh mereka punya mata."

"Tapi gue nggak suka jadi pusat perhatian."

"Lo jadi pusat perhatian karna jalan sama gue. Harusnya lo tu seneng. Banyak cewek yang pengen ada di posisi lo sekarang. Lo cewek pertama yang gue rangkul kayak gini." Dan cewek pertama yang berhasil nyuri perhatian gue, lanjutnya dalam hati. Senyum tipis terbit di bibir Arsen kala menyadari hal itu. Senyum yang mampu membuat cewek-cewek di sekeliling mereka menoleh ke arahnya. Tapi pandangan matanya cuma tertuju pada Genie.

Genie memperhatikan sekitar. Tatap kagum dan memuja para mahasiswi terarah lurus ke Arsen. Tak lupa kerlingan nakal beberapa cewek bermakeup tebal dan berbaju seksi. Tak ketinggalan juga tatapan tajam yang menghujamnya terang-terangan. Tatapan yang ia yakini berasal dari cewek-cewek yang pernah dekat dengan Arsen. Atau mungkin masih dekat sampai sekarang. Sadar akan satu hal, kini Genie bisa menarik kesimpulan kalau cowok di sampingnya ini benar-benar terkenal di kampus. Dan ini membuatnya nggak nyaman.

Flower & The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang