Follow me on
IG: @rachmafadilVote & komen please!
Jangan jadi silent readers!Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)Happy reading... 😊
"Ma, ntar malem Genie boleh nggak nginep di rumah Clara lagi?" Genie duduk di samping Mama yang sedang menyulam di teras belakang dekat kolam renang.
Mama menoleh. "Clara?" Beliau mengernyit heran. "Bukannya malem minggu kemaren kamu udah nginep di sana?"
Sesaat Genie tak membuka suara. Ya, malam minggu kemarin waktu menginap di apartemen Arsen, dia terpaksa bohong ke mamanya kalau dirinya menginap di rumah Clara. Keyakinan akan nasehat panjang lebar yang pasti beliau keluarkan kalau tahu dirinya menginap di rumah seorang cowok membuatnya harus berbohong. Tapi kali ini Genie nggak ingin melakukan itu. Dia sudah menceritakan semuanya sama Clara soal balapan yang akan dilakukan Arsen dan Axel, minus identitas mereka sebagai ketua geng. Ia minta tolong temannya itu untuk menampungnya semalam di rumahnya.
Genie berpikir sejenak, mencari alasan yang pas. "Emm... Itu, Ma, ada tugas yang harus Genie kerjain berdua sama Clara. Susah banget tugasnya. Takutnya kalo nggak buru-buru dikerjain malem ini, besok Minggu nggak selesai. Tugasnya wajib dikumpulin hari Senin soalnya."
Mama kembali menyulam. "Ya udah. Tapi nanti dianter sama Pak Agus ya?"
"Kay, Ma."
Bagi Genie nggak masalah kalau Mama menyuruh Pak Agus mengantarnya. Nanti dia tinggal telepon Arsen buat menjemputnya di rumah Clara. Beres.
Merasa sudah selesai urusannya dengan Mama, Genie bangkit berdiri lalu mencium pipi kiri beliau. Begitu ada di dalam kamar, segera diambilnya ransel lalu dipaknya satu setel piyama panjang untuk tidur dan satu setel pakaian ganti buat besok. Tidak lupa alat mandi, skincare dan cosmetic kit. Setelah semuanya siap, Genie lalu menghubungi Arsen.
"Ya, flower?" Suara bass terdengar begitu telepon mereka tersambung.
"Ntar malem mau jemput aku jam berapa, Kak?"
"Jam tujuh."
"Jemput aku di tempat Clara ya! Aku kasih tau alamatnya lewat Line."
"Kok di rumah Clara?" Di seberang, alis Arsen menaut bingung.
"Aku udah bilang sama Mama kalo mau nginep di rumah dia. Aku juga udah ngasih tau Clara soal balapan itu. Dia ngebolehin aku buat numpang tidur di sana habis balapan selesai."
"Kenapa nggak nginep di apartemenku aja?"
Genie menggeleng meskipun ia tahu Arsen tidak akan bisa melihatnya. "Ntar Mama marah kalo aku nginep di rumah cowok."
"Malem minggu kemaren kamu tidur di tempatku nggak pa-pa."
"Waktu itu kan kamu luka dan kudu cepet-cepet diobatin. Udah gitu muntahin aku lagi. Aku nggak bawa baju ganti. Masa iya aku pulang pake bajumu yang kebesaran itu? Nggak mungkinlah. Makanya aku terpaksa bohong sama Mama kalo aku nginep di tempat Clara."
Terdengar desahan napas dari seberang. "Emang boleh sama ortunya Clara ke rumah mereka malem-malem? Aku nggak bisa mastiin ntar kita pulangnya jam berapa."
Genie langsung diam. Dia lupa menanyakan soal itu ke Clara. Gimana kalo nanti orangtua Clara marah dan mengiranya cewek 'nggak bener' karena bertamu malam-malam? Parahnya, gimana kalau kartu larangan berteman dikeluarkan mereka karena hal itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & The Beast
Romanzi rosa / ChickLit(Sebagian part diprivate. Silakan follow untuk membacanya!) Warning: 18+ Genie, mahasiswi yang berhasil masuk ke universitas swasta elit lewat jalur beasiswa. Selama menjadi mahasiswi di sana, keinginannya cuma dua, yaitu bisa belajar...