Follow me on
IG: @rachmafadilVote & komen please!
Jangan jadi silent readers!Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)Happy reading... 😊
Bel pergantian kelas berdering. Tiga puluh menit waktu tersedia untuk menjernihkan sejenak pikiran para mahasiswa sebelum kembali bergelut dengan mata kuliah berikutnya. Waktu yang sebenarnya kurang. Mereka merasa seperti anak sekolah yang rata-rata waktu istirahatnya cuma setengah jam. Tapi mau protes juga percuma. Itu sudah jadi kebijakan universitas.
Setibanya di kantin, Genie dan keempat temannya segera menghempaskan badan di atas bangku begitu dilihatnya meja di pojok belakang belum diisi siapapun. Mereka sengaja memilih meja itu karena letaknya yang lumayan jauh dari meja milik Arsen dan antek-anteknya.
"Eh guys, gue ke toilet bentar ya." Genie berdiri dari kursi. "Pesenin gue bakso, batagor, jus jeruk sama es teh."
"Gila! Lo serius mau makan sebanyak itu?" seru Clara.
"Iyalah. Laper banget gue. Tadi pagi belom sempet sarapan juga," jawabnya. "Gue ke toilet dulu ya."
"Perlu ditemenin nggak?" Kini Jessica yang bertanya.
"Nggak usah. Gue ke sana sendiri aja."
"Oke."
Genie berjalan di koridor kampus menuju toilet yang paling dekat dengan kantin. Begitu sampai di sana, ia langsung masuk ke dalam. Namun baru saja selangkah kakinya menginjak lantai toilet, cewek itu mendengar suara aneh dari salah satu bilik. Makin lama suara itu makin jelas dan membuatnya bergidik ngeri.
"Paxie, faster! Oh... Yes... Deeper! Paxie... Oh... Yeah... Faster, baby! Faster! I'm cumming... I'm cumming... Aaaaahhh..."
"Ah... I'm cumming too, babe. Aaahhh... Aahh... Aahh... Aahh... Aahh..."
Suara teriakan dan desahan itu membuat bulu kuduk Genie meremang. Ditelannya ludah susah payah. Apa yang baru saja didengarnya? Ya Tuhan, kenapa ada mahasiswa yang berani melakukan hal tak senonoh itu di lingkungan kampus? Dan siapa yang cewek itu panggil? Paxie? Oh ya benar, Paxie. Tapi, apa dia Paxie yang disukainya selama ini?
Sesaat kemudian, terdengar suara pintu bilik terbuka dan menampakkan seorang cewek yang tak dikenalnya keluar dari sana. Cewek itu membeku begitu melihat Genie berdiri tak jauh darinya dengan muka pucat. Dibelakangnya muncul seseorang yang dipastikan adalah cowok yang namanya diteriakkan cewek itu tadi. Genie mengalihkan pandangan ke cowok itu. Dan mereka pun bersitatap. Dilihatnya mata cowok itu menunjukkan kekagetan. Tapi cuma sesaat karena seketika dia bisa menguasai dirinya lagi.
"Ma-maaf," gumam Genie lirih. Matanya sudah berkaca-kaca.
Ia pun keluar dan berjalan cepat sebelum bening itu mengalir di kedua pipinya. Tadinya ia sangat mengantuk dan ingin cuci muka. Tapi ternyata malah mendengar suara-suara menjijikkan yang bikin perutnya mual. Batal sudah keinginannya membasuh muka.
"Genie!" Tak dihiraukannya gelegar suara yang memenuhi koridor. Suara yang berasal dari belakang. Suara yang dikenalnya milik cowok yang tadi berada di dalam toilet dengan seorang cewek. "Genie, tunggu!"
Mendengar suara itu makin dekat, Genie langsung berlari kencang. Dibelokkannya langkah ke arah taman belakang. Tak berapa lama, tiba-tiba sesuatu yang keras membenturnya. Tubuhnya limbung ke belakang. Hampir saja ia jatuh tersungkur ke lantai kalau tak ada tangan yang menariknya. Sekarang badannya tertarik ke depan. Seketika dirasakannya dua lengan kokoh memenjaranya. Menahannya supaya tetap berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & The Beast
ChickLit(Sebagian part diprivate. Silakan follow untuk membacanya!) Warning: 18+ Genie, mahasiswi yang berhasil masuk ke universitas swasta elit lewat jalur beasiswa. Selama menjadi mahasiswi di sana, keinginannya cuma dua, yaitu bisa belajar...