PART 7

645 50 6
                                    

Follow me on

IG: @rachmafadil

Vote & komen please!
Jangan jadi silent readers!

Please VOTE + COMMENT + SHARE!
It means a lot to me... :)

Happy reading... 😊

Genie merebahkan badannya di atas ranjang queen size-nya lalu menghembuskan nafas lelah. Matanya menatap kosong langit-langit kamarnya yang dilukis dengan pemandangan dewa-dewi Yunani kuno. Seketika ingatannya kembali ke peristiwa kemarin saat pertama kali bertemu dengan cowok bernama Arsen. Dan juga hari ini ketika mengetahui beberapa fakta tentang cowok itu yang membuatnya tercengang. Belum juga keterkejutannya hilang, tadi siang cowok itu lagi-lagi menyentak kesadarannya dan sukses membuat Genie tertegun. Kejadian di lapangan itu seakan menjadi bukti dari salah satu fakta tentang Arsen yang diceritakan Jessica padanya.

Di tengah-tengah lamunannya, tiba-tiba satu nada dering terdengar dari iPhone-nya. Tangannya meraba-raba dua smartphone yang ada di samping kirinya. Lantas diambilnya salah satu di antara kedua ponsel itu. Dilihatnya layar sentuh di depan matanya. Ternyata ada satu pesan Line dari Clara. Segera diusapnya layarnya dan dibacanya pesan itu.

Jiiiiinnn... Sumpah ye, tu cowok keren gilaaaaa...

Mana jago bgt main basket lagi. Gayanya waktu main basket nggak nguatin.

Lo liat badannya nggak tadi? Gilaaa!!! Otot semua ituuuuu...

Bikin nose bleediiiiing...

Genie mendengus membacanya. Ia tahu siapa cowok yang dimaksud. Tapi ia berniat pura-pura tak tahu. Makanya dibalasnya pesan itu dengan dua pertanyaan singkat.

Cowok? Siapa?

Tak sampai satu menit, iPhone-nya berbunyi lagi.

Ya kak Arsen lah. Lo pikir siapa lagi?

Genie berdecak dalam hati. Dia sudah malas diajak bergosip soal cowok itu.

Ooohh... Gw kira kak Paxie. Hehehe...

Satu balasan langsung datang. Lebih cepat dari sebelumnya.

Dih. Iya2 yg cinta matinya sm abang ketua senat + kapten basket.

Tp sayangnya abangnya situ tadi kalah telak ngelawan kak Arsen. Hahaha...

Sialan si Clara! Seneng banget tu anak kayaknya bisa ngejek gue, umpatnya dalam hati. Lalu diketiknya dengan cepat balasan untuk teman semejanya itu.

Serah deh seraaahhh...

Tp gw sukanya ttp sm kak Paxie.

Satu pesan masuk lagi.

Tp kok gw liatnya gak gitu ya tadi.

Genie mengernyit heran.

Maksud lo?

Ditunggunya balasan untuknya beberapa detik kemudian.

Tadi gw liatnya lo justru merhatiin kak Arsen bkn kak Paxie. Ngaku lo!

Pipi Genie bersemu merah membaca pesan barusan. Memang benar tadi siang dia memperhatikan Arsen, bukan Paxie. Ia sungguh terpesona sama permainan cowok itu dan juga... wajahnya. Tapi itu wajar, kan? Mengingat mukanya yang cakep banget. Dan kalau boleh jujur, Arsen memang lebih ganteng dari Paxie. Badannya juga lebih atletis dan lebih tinggi meski cuma sedikit. Mungkin sekitar tiga senti. Sekilas mereka akan kelihatan sama-sama tinggi. Tapi kalau berdiri berhadapan, akan tampak perbedaannya. Tubuh Paxie setinggi dahi Arsen.

Genie menggeleng-gelengkan kepala, berusaha mengenyahkan pikirannya tentang Arsen. Kemudian dilihatnya layar iPhone-nya yang ternyata ada satu pesan lagi yang masuk. Dan tentu saja masih dari Clara. Mau ngapain lagi sih tu anak? decaknya sebal.

Heh! Lo blm jwb pertanyaan gw. Jgn kabur lo!

Lagi-lagi Genie mendengus. Pertanyaan? Mana? Orang dia nggak nanya apa-apa kok. Akhirnya cewek itu memutuskan tak mengacuhkan pesan terakhir itu. Bukannya nggak mau membalas, tapi dia cuma tidak tahu harus bilang apa. Genie tak mau Clara mengajaknya membahas soal Arsen lagi. Sudah cukup tadi di sekolah. Jangan di rumah juga! Otaknya terlalu capek untuk sekedar memikirkan cowok itu.

Genie lantas menoleh ke nakas sebelah kanan dan memandang bingkai foto kecil yang terletak di atasnya. Diambilnya bingkai itu dan ditatapnya lekat muka seorang cowok yang ada di dalam foto. Tangan Genie terulur dan mengusap pelan wajah ganteng itu. Tanpa sadar, matanya berkaca-kaca dan bibirnya bergetar.

"Gue kangen banget sama lo. Kenapa lo tega ninggalin gue? Kenapa?" gumamnya lirih dan serak.

Cewek itu mengusap air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya. Dibasahinya tenggorokan yang kini terasa pahit. Lelah menangis, lambat laun rasa kantuk menyerang dan membuat matanya sedikit demi sedikit menutup. Akhirnya Genie tertidur tanpa sempat mengganti pakaian.

Maaf yg ini dikit banget.

Tapi semoga suka.

See you in next part... :D

Flower & The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang