"Terimakasih,"
"Iya-iya, sama-sama," kata Erza yang masih setia duduk di motornya itu.
"Masuk dulu?" Tanya Habibah.
"Makasih, gak usah, gue mau langsung pulang aja ya," kata Erza sambil tersenyum lebar.
"Hei?"
"Eh, i-iya," ucapnya gugup.
"Ya udah gue pulang, ya?" kata Erza. "Hati-hati," lanjutnya
"Iya,"
Loh? Harusnya dia yang hati-hati.
Erza pun langsung melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah Habibah. Sebercak senyum masih terukir dikedua insan itu. Bahkan, wajah Habibah terlihat merah merona.
Sesegera mungkin Habibah masuk ke dalam rumahnya, setelah Erza pergi.
"Assalamualaikum," salam Habibah saat memasuki rumahnya.
"Waalaikunsallam Habi," ucap seorang perempuan yang akan menajdi bunda barunya Habibah.
Tunggu? Kenapa ia disini?
"Tadi siapa? Kenapa gak kamu ajak masuk?" Tanya perempuan itu dengan ramah.
"Udah, tapi gak mau," katanya dengan berusaha selembut mungkin agar tak menyakiti hati bunda barunya atau Zahra itu.
"Ya udah. Udah ashar belum? Kalo belum sana sholat Ashar dulu," kata Zahra.
"Hm. Iya, Tan," kata Habibah sambil tertunduk, sementara kedua tangannya memegang erat ranselnya itu. "Aku ke atas dulu ya kalo gitu," katanya, senyumnya terukir di wajahnya walau terlihat jelas itu hanyalah senyum paksaan.
"Iya," balasnya dengan lembut dan sangat amat begitu ramah. Terlihat senyumnya, tulus sekali. Tak ada rasa beban terlihat diraut wajahnya itu.
Sejak kapan ia berada disini? Tanya Habibah pada dirinya sendiri.
*****
"Assalamualaikum! Abuya pulang," salam Agra--ayahnya Habibah menggema seantero rumahnya.
Sosok wanita cantik dengan berbalut gamis pastel dan hijabnya yang senada adalah sosok yang pertama kali dilihat Agra saat memasuki rumahnya.
"Waalaikumsallam, kamu mandi dulu aja, baru abis itu kita makan malam bersama ya," kata Zahra.
"Iya. Kamu juga ke kamar Habi dulu aja ya, ajak dia makan malam bareng, oke?" Kata Agra, saat meninggalkan Zahra.
Zahra hanya tersenyum dan mengangguk mengerti.
Ia pun bergegas segera ke kamar Habibah.
Tok.. tok.. tok..
"Habi?" Secara perlahan Zahra membuka pintu kamarnya dan memasuki kamar Habibah itu.
"Oh, iya? Kenapa Tante? Maaf, Habi gak denger tante manggil," ucap Habibah.
"Iya gapapa, lagian sibuk banget deh kayanya. Lagi ngerjain apa emangnya? Pr sekolah ya? Boleh Tante bantu?" Tawar Zahra seraya melangkah lebih mendekat ke Habibah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibah
SpiritualMenceritakan seorang gadis remaja bernama Habibah Zafira Syahidiah mengenai kehidupan barunya tentang cara dia menghadapai berbagai masalah yang dia hadapi, serta mengenai minimnya pengalaman masalah kisah percintaan yang akhirnya dia dapat merasaka...