Chapter 10

2.5K 182 11
                                    

"Za?" Teriak Nabilah--Bundanya Erza.

"Apa, Bun?"

"Sini bentar!" Teriaknya lagi.

Erza pun langsung menaruh stick playstation dan langsung menuju Nabilah.

"Apa Bun? Hobi banget deh ganggu anaknya," kata Erza.

"Ih biarin aja, kamu anterin ini ke temen bunda ya, rumahnya di perumahan Citra Garuda blok C nomer 24, ya Za?" Kata Nabilah sambil menunjukan bingkisan yang berada di tangannya.

"Kalo aku gak mau gimana, Bun?" Canda Erza.

"Biarin aja, bunda jodohin kamu kalo gak nurut sama bunda," kata Nabilah yang langsung meninggalkan Erza.

"Bun! Iya bun, aku cuma bercanda tadi, Bun? Iya ini aku berangkat!" Rengek Erza.

Nabilah yang mendengar Erza teriak-teriak hanya terkekeh pelan.

Erza pun langsung mengambil jaket kulitnya dan langsung merampas kunci motornya. Perlahan Erza pun meninggalkan perkarangan rumahnya menuju tempat yang di suruh Nabilah tadi.

*****

"Makasih ya Za,"

"Iya, Tan. Santai aja sama aku mah," kata Erza.

"Masuk gak?" Tanya Tiara--temannya Nabilah.

"Gak usah lah, mau langsung pulang aja," kata Erza.

"Ya udah sana pulang," kata Tiara.

"Dih ngusir? Ya udah, aku pulang, dah Tan," kata Erza yang langsung membalikan tubuhnya.

"Iya biarin aja!! Hati-hati loh!" Kata Tiara sembari terkekeh.

Erza pun menyalakan motornya dan langsung merangkak pelan meninggalkan perkarangan rumah Tiara.

Di sepanjang perjalanan Erza memikirkan ingin berkunjung ke taman terlebih dahulu. Karena ia ingin menenangkan diri serta ia lagi ingin membeli ice cream saat itu.

Aneh memang.

Tak butuh waktu lama ia sampai di taman. Rumah Tiara, teman Bundanya itu memang kebetulan tidak begitu jauh dari taman.

"Mas? Es krimnya ya, yang itu ya," kata Erza sembari menunjuk ice cream yang dimaksudnya.

"Ini? Berapa de?"

Berapa ya? Ah berapa kek lah! Batin Erza.

"Tiga ya mas,"

"Ini de, 17 ribu de," kata tukang ice cream sembari memberi sekatung ice cream yang dipesan tadi.

"Ini mas, makasih ya," kata Erza sembari memberi selembar kertas bernilai dua puluh ribu, lalu langsung pergi tanpa menunggu kembaliannya terlebih dahulu.

"Eh de, ini kembaliannya," kata tukang ice cream tersebut. Namun Erza hiraukan.

"Lumayan atuh de, makasih lah de," kata tukang ice cream itu.

Habibah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang