Chapter 24

672 57 1
                                    

Habibah masih berlamun di ruangan tersebut. Sementara Zahra sudah keluar menyapa tamu-tamu yang berdatangan bersama dengan Agra.

Walau begitu, Habibah masih belum bisa menerima Zahra seutuhnya. Masih ada ruang yang masih belum bisa Habibah yakini untuk menerima Zahra menjadi bunda barunya.

Ting.

Ponsel Habibah berbunyi memecah lamunannya. Habibah yang tersadar ponselnya bunyi ia dengan sigap langsung memeriksanya.

Eza
Lo dimana? Gue ada di depan gedung, sendirian. Sini.

Habibah tertegun membaca pesan dari Erza. Ternyata dia juga diundang oleh ayahnya untuk datang ke pesta pernikahannya.

To : Eza
Eza ada disini?

Send.

Habibah masih tidak percaya bahwa Erza juga dateng ke pesta pernikahan ayahnya. Ia masih belum cukup yakin bahwa Erza benar-benar datang diundang.

Kring..Kring..

Tak berselang lama terdapat video call yang menghubungi ponsel Habibah. Disana tertera nama Eza, nama kontak yang memanggil ponsel tersebut.

Habibah tertegun kaget karena tiba-tiba mukanya muncul di layar ponselnya. Ia buru-buru menutup kameranya dengan tangannya. Setelah itu Habibah mengangkat panggilan video tersebut.

Tuh, lo ga percaya banget sih. See? Ini gue di depan gedung, sini buruan temenin gue!

Habibah memandangi layar kaca ponsel tersebut. Setelah ia lihat dengan teliti, ternyata benar bahwa Erza sedang berada di gedung pernikahan ayahnya.

Seketika Erza memutarkan kameranya menjadi kamera depan. Terlihat dengan jelas di layar kaca ponsel Habibah terisi penuh oleh muka Erza. Habibah hanya terkekeh melihat ekspresi Erza yang sedang terlihat kesal.

Gue tunggu, 5 menit ga dateng. Gue yang samperin lo ke dalem.

Tepat setelah mengatakan hal itu Erza mematikan panggilannya. Sementara Habibah masih sedikit mematung memandang ponselnya itu.

Sedetik setelah itu Habibah tersadar dan berlari menuju kaca. Ia membenarkan kerudungnya yang sedikit acak-acakan. Setelah itu ia berlari keluar ruangan menuju Erza yang berada di depan gedung.

*****

"Halo Eza," kata Habibah saat berada tepat di belakang Erza.

Erza sedikit kaget saat ia terpanggil oleh Habibah yang berada di belakangnya. Setelah itu ia membalikkan badannya melihat Habibah yang kini sudah berdiri tertunduk di hadapannya.

"Assalamualaikum nya mana?" kata Erza terkekeh saat menyadari bahwa Habibah tidak salam untuk kali ini.

Habibah tertegun saat Erza mengatakan hal itu. Ia menyadari kesalahannya. Habibah memukul pelan pelipisnya atas kesalahan yang telah ia lakukan.

"Saya lupa Eza, maaf," kata Habibah. "Yauda saya ulang, ya?" lanjutnya.

Setelah itu Habibah mundur beberapa langkah ke belakang. Sementara Erza diam memerhatikan Habibah.

Habibah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang