"Habibah!" Teriak seorang.
Habibah pun menoleh ke arah sumber suara. "Iya?" Tanyanya.
"Kamu mau join ke ekskul rohis? Kamu 'kan pindahan pesantren," kata seorang gadis yang memanggil Habibah tadi.
"Boleh, terimakasih---" Habibah menggantungkan kalimatnya.
"Oh iya, Nabilah," ucapnya sembari mengulurkan tangannya.
"Habibah, makasih Bil," kata Habibah sembari melemparkan senyum manisnya itu.
"Kamu kalau mau join ke masjid sekolah aja. Nanti di sana ada semacam loker gitu abis itu ambil formulirnya di sana, ya?" Kata Nabilah.
"Biar aku pikir-pikir dulu deh ya, Bil?"
"Terserah kamu. Kalo nanti kamu mau aku temenin aja, ya?" Tanya Nabilah.
"Tidak usah. Biar sendiri aja, kamu pulang aja duluan," tolak Habibah.
"Ya udah. Aku duluan ya, Assalamualaikun Bah," katanya dengan penuh senyum.
"Iya Waalaikumsallam," balas Habibah dengan penuh senyuman juga.
Setelah perempuan itu pergi menghilang, Habibah melanjutkan perjalanannya untuk segera pulang ke rumah sambil menimbang-nimbang apakah ia akan ikut ekskul tersebut atau tidak.
*****
"MAJU LO!l" teriak seorang dari seragamnya ia anak sekolah Tunas Bangsa.
Kali ini sekolah Erza akan bertempur dengan anak sekolah SMA Tunas Bangsa.
"SERANGG!" Teriak salah seorang dan mampu membakarkan semangat semua rekannya yang penuh emosi.
"Tio! Lo bantu Doni!" Teriak Erza saat melihat Doni sedang terkepung.
Tanpa basa-basi Tio pun langsung berlari dan menghatam tepat di wajah musuh mereka.
"WOY! DIA PEREMPUAN! JANGAN DISERANG JUGA BANCI!" Teriak Erza ketika melihat seorang perempuan tertunduk lemah dengan kaki yang lemas.
Bugh!
"BANCI!" Teriak Erza yang langsung menghatam salah seorang lawannya yang ingin menghajar perempuaan di medan perang itu.
"Sial! Serang dia!" Kata seorang itu. Dua temannya pun mengepung Erza.
Bugh!
Erza terpental ketika mendapatkan satu pukulan tepat di wajahnya.
Bugh!
Semakin terpental, ia mendapatkan satu tendangan dari salah seorang musuhnya.
"Sial! SINI LO JANGAN BERANINYA KROYOK TEMEN GUE!" Teriak Ali yang langsung menghantam wajah lawannya ketika ingin menghajar Erza, sahabatnya.
Lawannya itu pun tersungkur cukup jauh.
Ali mengulurkan tangannya kepada Erza yang langsung di terima olehnya.
"Jangan lengah bro, ini medan perang. Kalo kita gak nyerang cepet, musuh yang akan nyerang kita duluan," kata Ali memberi semangat Erza.
"KABUR-KABUR!" Teriak salah seorang anak Tunas Bangsa.
Semua pun berlari meninggalkan medan perang. Semua yang ikut di sana mendapatkan luka lebam disekujur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibah
SpiritualMenceritakan seorang gadis remaja bernama Habibah Zafira Syahidiah mengenai kehidupan barunya tentang cara dia menghadapai berbagai masalah yang dia hadapi, serta mengenai minimnya pengalaman masalah kisah percintaan yang akhirnya dia dapat merasaka...