Bel pulang sekolah berbunyi dan terdengar seantero sekolah. Siswa-siswi segera keluar beramai-ramai bak kacang yang tumpah meruah keluar karung.
Di kelas masih terdapat empat orang siswi yang masih setia mengobrol membahas tentang apapun.
"Masa gue kemaren liat pacar gue Hilman, dia ngelove foto mantannya dia coba si Karin Karin itu. Sakit hati gue gila," curhat Hana.
"Ah gila gue Na lama-lama, ayolah Na cuma ngelove. Gak ada yang perlu ditakutin. Lagian kan kalo dia putus tali silatuhrahim pasti kan dosa, yakan Bah?" Tanya Naura.
"Apa? Eh--iya, iya, kita gaboleh sombong jadi orang itu," jelas Habibah.
Serempak mereka bertiga saling tatap-menatap, dan kemudian menatap tajam Habibah bak jaguar yang ingin menikam rusa.
"Kenapa? Bener kan," tanya Habibah polos.
"Lo kenapa sih dari tadi? Kok ngelamun mulu dari tadi, kenapa? Kita bahas apa lo jawab apa, gak nyambung Bah. Lo ga sakit atau panas atau itulah pokoknya, ngga 'kan?" introgasi Navia kepada Habibah.
"Eh iya, maaf. Aku kurang minum aja kali makanya kurang fokus, maaf ya," kata Habibah yang terseyum geli atas kebodohannya sendiri.
"Yauda pulang aja yuk," ajak Habibah mengalihkan pembicaraannya.
"Yauda yuk pulang, udah sepi juga disini," kata Naura menyetujui ajakannya.
"Yaudah, yuk!" Kata Habibah beranjak dari kursinya.
Mereka berempat berjalan disepanjang koridor sekolah menuju gerbang.
"Oh iya Bah, boleh lah besok-besok kalo ada pr fisika lagi gue liat ya Bah, tadi jawaban lo bener semua, gila!" Kata Naura heboh.
"Ah iya Bah. Lo ngerjain sendiri itu, Bah? Gue aja udah mual banget baru baca soalnya doang," seru Hana.
"Oh itu. Ngga, itu aku diajarin bun--eh tanteku, iya diajarin tanteku," jawab Habibah terbatah-batah.
"Oh, yauda lain kali gue main ke rumah lo deh ya. Sekalian minta ajarin sama tante lo itu mau 'kan, ya?" Tanya Navia.
"Oh. Iya gampang, liat nanti aja, inshaAllah ya," kata Habibah menunduk.
Kini Hana dan Naura berpisah dengan Navia dan Habibah. Hana dan Naura menuju parkiran karena Naura sedang membawa sepeda motor ke sekolahnya.
Habibah sedang menunggu angkutan umun lewat di halte depan sekolahnya itu. Sedangkan Navia menunggu pacarnya menjemput.
"Eh Bah, itu pacar gue. Gue duluan ya, Bah," seru Navia saat pacarnya datang dan melambaikan tangan kepada mereka berdua. Salah, tepatnya ke Navia saja.
"Yauda, hati-hati ya Via," kata Habibah dengan senyumnya yang manis.
"Oke, dah," seru Navia yang langsung beranjak pergi menuju pacarnya.
Habibah masih di tempat yang sama menunggu kedatangan angkutan umum.
Tiba-tiba seorang pria dengan motor ninjanya menghampiri Habibah dan berhenti tepat di depan Habibah.
"Hei, ga pulang? Mau bareng gue?" Ajak lelaki itu.
"Ngga, makasih. Saya lagi nunggu angkot," tolak Habibah.
"Yakin? Rumah kita searah loh. Gak begitu jauh juga dari rumah lo," kata lelaki itu.
Habibah diam membeku. "Eh? Iya gak usah. Ya sudah saya pulang ya, angkotnya udah dateng, assalamualaikum," kata Habibah seiring dengan angkutan umum datang dan langsung masuk begitu saja tanpa mendengar balasan salam dari pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibah
SpiritualMenceritakan seorang gadis remaja bernama Habibah Zafira Syahidiah mengenai kehidupan barunya tentang cara dia menghadapai berbagai masalah yang dia hadapi, serta mengenai minimnya pengalaman masalah kisah percintaan yang akhirnya dia dapat merasaka...