Chapter 16

2.1K 149 3
                                    


"

ZAFIRA!" Teriak Erza.
Habibah pun yang merasa di panggil oleh sosok suara yang amat sangat ia kenal hanya mempercepat langkah kakinya, dan pandangannya pun semakin tertunduk.

Erza sedari kemarin melihat sosok perubahan pada diri Habibah hanya heran dan cemas. Dengan cepat Erza berlari menghampiri Habibah.

"Hey? Kenapa?" Tanya Erza tepat di hadapan Habibah.

"Permisi, saya mau lewat Eza," kata Habibah tertunduk.

"Tapi kenapa? Gue ada salah? Maaf," kata Erza pelan dan masih memandang penuh harapan pada Habibah.

"Kamu gak salah, permisi," kata Habibah.

"Terus? Kenapa lo berubah gini ke gue?" Kata Erza melemah.

Pandangan disekitar mereka pun mulai mencuri pandang ke arah mereka berdua.

"Saya harus ke kelas Eza! Permisi," kata Habibah tetap tertunduk.

Terasa panas di matanya seakan ia ingin cepat-cepat pergi jauh dari pria di hadapannya sekarang ini dan menumpahkan semuanya.

"Kasih satu alesan ke gue? Mohon," kata Erza mengepal tangannya lemas.

"Karna kita belum pantas," kata Habibah dan langsung lari dari hadapan Erza.

Erza yang mendengar itu pun hanya tersenyum getir.

Makasih, atas semuanya.

Jelas mungkin Erza akan salah paham dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan Habibah tadi.

Erza masih tertunduk dengan senyuman getir diwajahnya.

*****

Habibah tertunduk diam di kelasnya. Rasa bersalah di hatinya semakin membesar. Apakah ini pilihan yang benar?

Saat rasa bersalah itu datang, semua bayang tentang sosok Erza pun datang melintas dipikirannya.

Sosok seorang yang membuat hatinya berdegup lebih kencang. Seseorang yang selalu menolongnya. Seseorang yang amat keras kepala. Namun disaat yang sama tercetak jelas senyuman manis di wajahnya.

"Bah lo kenapa? Gila lo ya sekarang?" Tegur Naura.

Habibah masih tersenyum menghiraukan perkataan temannya itu.

Naura, Hana, dan Navia saling menatap. Naura hanya dapat mengangkat bahunya. Tidak tahu.

"Habibah?" Panggil Naura lebih keras.

"Eh? Kenapa?" Kata Habibah kaget.

"Lo yang kenapa?" Tanya Hana menyeringitkan dahinya.

"Eh? Aku?"

"Lo tadi dateng ke kelas cemberut, kesel. Tapi serkarang tiba-tiba senyum kayak apaan tau, lo ga sinting kan?" Tanya Naura.

"Eh lo, temen sendiri lo bilang sinting, lo kali yang sinting," kata Hana.

"Eh, udah-udah. Aku ga kenapa-kenapa kok," elak Habibah.

Habibah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang