22.Masa Lalu

20.1K 704 21
                                    

Seorang gadis berjalan anggun memasuki cafe . mata sipit nya memandang setiap sudut ruangan. dia mencari sosok sahabatnya yang tengah menunggu dirinya di dalam sana.

"Siviana" Suara lembut milik sahabatnya terdengar memanggil nama dirinya dari arah belakang tempatnya berdiri.

Gadis itu memutar tubuhnya untuk memastikan siapa pemilik suara yang memanggilnya.

Ternyata benar..

Itu suara sahabatnya--Ify yang kini tengah duduk di pojok cafe dengan segelas vanilla late di hadapannya.

Gadis itu--sivia segera menghampiri ify yang masih setia melambaikan tangan padanya.

"Sorry fy lama . Tadi gue ada tambahan jam kerja soalnya. sorry ya fy" sivia memandang ify tak enak. pasalnya sivia datang sangat telat dari jam yang tengah di tentukan keduanya untuk bertemu bersama disini.

"Yaelah . Santai aja vi ! Gue juga baru ko nunggu lo. baru satu jam maksudnya"

Sivia mendengus mendengar sindiran halus dari sahabatnya itu.

"Lo mah bisaan fy nyindirnya. santai tapi nusuk" sivia memegang dada sebelah kirinya seolah dirinya benar-benar tersakiti atas ucapan ify.

Ify terkekeh melihat wajah cemberut sivia.

"Udah ah. Jangan manyun gitu ! Gue cuma becanda. gue juga baru nyampe sini kok. tadi gue abis nemenin dulu Rio manggung"

Sivia memandang ify tak percaya. lalu dia teringat obrolan dirinya dan ify di telpon kemarin.

"Fy .serius lo sama Rio?" Sivia bertanya Ragu. kedua telapak tangannya di kerucutkan lalu di tempelkan satu sama lain.

Seketika Rona merah menghiasi pipi tirus ify. gadis itu mengangguk malu-malu.

"WHAT ? SERIUS FY ? OH MY TO THE GOD" sivia berteriak histeris. suaranya yang cempreng menggema di seluruh sudut cafe. semua mata tertuju pada meja mereka,membuat ify segera menutup wajahnya dengan buku menu di hadapannya.

Sedangkan sivia tersenyum gaje sambil menggaruk tengkuknya salah tingkah. dirinya juga merasa malu atas respon dirinya yang selalu berlebihan.

"Maaf maaf" sivia meminta maaf pada seluruh pengunjung cafe yang merasa terganggu atas mini conser dadakannya. lalu kembali menatap ify yang masih menyembunyikan wajahnya.

"Serius lo fy ?" Sivia bertanya kembali dengan suara yang di pelankan. seperti bisikan.

Perlahan buku yang menutupi wajah ify menurun dan menampilkan wajah ify yang memerah.memerah akibat menahan malu atas tingkah sivia tadi dan malu ketika mengingat kejadian dua minggu yang lalu bersama Rio.

Lagi-lagi ify mengangguk.

Senyum sivia mengembang.

"Waaah.... gak nyangka gue. Akhirnya lo nikah beneran sama Artis fy"

Ify mendengus mendengar jawaban sivia.

"Eh omong-omong mana oleh-oleh buat gue. Lo pan abis bulan madu di Bali"

Ify memandang sivia tak habis pikir. jadi sivia hanya ingin oleh-oleh darinya ? Tapi tak apalah. lagi pula ify memang sudah membelikan sesuatu untuk sahabatnya itu.

"Oh iya gue lupa" ify merogoh tas-nya lalu menyodorkan sesuatu kepada sivia.

Sivia melongo melihat benda di tangannya.

"Lo jauh-jauh kesana cuma beliin gue gantungan kunci ?"

Ify nyengir sambil menggaruk tengkuknya.

Terjebak KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang