37. kilasan masa lalu

16.2K 707 40
                                    

Kata orang masa SMA adalah masa paling indah. Begitu juga bagi Ify, Sivia, dan shilla.

Ketiga gadis itu kini tengah tertawa Riang menertawakan sivia yang baru saja kena hukuman oleh guru. Sivia tertidur di kelas saat jam pelajaran Fisika. Tentu saja guru yang melihat muridnya tertidur di kelas itu tak segan-segan memberikan hukuman pada sivia.

Membersihkan gudang yang debunya sudah seperti bedak tante. TEBEL ..

Dan sekarang.. disinilah sivia, saat jam pulang sekolah telah berbunyi, duduk di pinggir lapangan Bersama kedua sahabatnya yang setia.

Iya setia.. setia menertawakan kesengsaraannya. Tapi meskipun mereka tertawa paling keras menertawakan nasib sivia. Mereka juga orang paling depan membantu sivia saat di hukum.

Itulah sahabat. Selalu mencela, menertawakan paling keras. Namun juga Orang paling peduli.

"Udah dong. puas amat lo ngetawain gue" bibir sivia mengerucut sebal menatap kedua sahabatnya.

"Sumpah Vi. Muka lo tadi pas kena omel pak yanto kayak muka ify yang lagi nahan ee"

Shilla tertawa ngakak mengingat kejadian tadi di kelas saat Sivia tertangkap basah sedang tertidur.

"Iih.. kok gue sih yang kena" kini ify yang mengerucutkan bibirnya sebal.

"Enak aja lo shil nyamain gue sama ify. Ya pasti lebih cantik gue kemana-mana lah dari pada nih orang. Euwwww" Sivia memandang ify seolah ify adalah makhluk yang paling menjijikan.

"Kamvret" ify menatap sivia sebal.

Namun orang yang menjadi penyebab kedua sahabatnya bertengkar malah bengong memandang segerombolan lelaki yang barusaja memasuki lapangan dengan bola basket yang mereka perebutkan.

"Ya ampun.. ganteng banget sih"

Sivia dan ify saling melemparkan tatapan saat mendengar ujaran Shilla. Mereka mengikuti arah pandangan shilla.

Dan disana mereka melihat segerombolan lelaki yang tengah bermain basket. Namun yang menjadi fokusnya adalah lelaki yang tengah mendrible si bundar.

Ify segera mengalihkan tatapannya saat lelaki itu menatapnya.

Shilla berdiri dari duduknya. Membuat kedua sahabatnya menatapnya bingung.

"Mau kemana lo shill?" Tanya sivia bingung.

"Gue mau ke kantin dulu. Kalian mau ikut?" Shilla memandang kedua sahabatnya.

"Ngapain? Bukannya tadi lo udah makan bekal gue" kali ini ify yang bertanya bingung. Pasalnya shilla adalah orang yang paling malas pergi ke kantin berdesak-desakan untuk mendapatkan makanan yang di pesannya. ya meskipun sekarang sudah jam pulang dan kantin pasti sepi, tapi tetap saja Shilla tak biasanya pergi kekantin.

"Gue mau beli minum buat kak Debo"

Oh ternyata itu alasannya. Membeli minuman di kantin untuk Debo karena biasanya Shilla selalu membawa minum dari Rumah. Tapi karena tadi minuman yang di bawanya dari Rumah telah di habiskan oleh sivia pasca membersihkan gudang.

Ify dan sivia bungkam tak ada tanda-tanda akan bersuara.

Shilla kembali bertanya mengajak kedua sahabatnya "kalian mau ikut?"

Namun sivia dan ify menggeleng menolak ajakan Shilla. Lebih tepatnya Sivia dan ify butuh Ruang bicara tanpa Shilla.

"Yaudah. Gue kantin dulu ye. Awas jangan kangen" shilla mengedipkan matanya genit dengan mencolek dagu kedua sahabatnya.

"NAJIS" Sivia bergidik jijik melihat Shilla. Namun yang di tatap hanya cengengesan dan berlalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

"Gue harus gimana Vi?" Ify bertanya bingung pada Sivia saat melihat punggung Shilla telah hilang di belokan koridor.

Terjebak KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang