24.kenalin ini..........

15.4K 652 30
                                    

Baca cerita baru odite ya judulnya "BROTHER"

****

Suara tawa yang renyah menggema di seluruh sudut ruangan. Rio, ify, Alvin, Sivia, Cakka, Agni , dan Gabriel kini tengah berkumpul. Mereka sedang merayakan Hari jadiannya Alvin dan Sivia.

Karena tak ingin di liput oleh wartawan, mereka menyewa tempat khusus di salah satu lestoran mewah. Alvin sempat protes karna menyewa tempat khusus di lestoran mewah seperti ini pasti akan menguras isi dompetnya. Namun karna teman-temannya terus mengompori Alvin pelit, jadilah alvin pasrah untuk menguras isi dompetnya disini.

"Udah dong Vin jangan manyun terus. Bibir lo bisa dower nanti kalo terus-terusan manyun begetoh"

"Berisik lo koyo. Isi dompet gue kekuras gara-gara kalian nyewa tempat di sini. Kalo lo kagak naikin gaji gue awas lo" Alvin mendelik kearah Rio yang kini memasang wajah santainya.

Rio selalu saja membuat dirinya naik darah. Coba lihat sekarang Rio malah kembali melanjutkan acara makannya dengan meminta ify untuk menyuapinya. Ingin rasanya Alvin menggaruk wajah tampan Rio dengan garpu di tangannya.

"Udah dong Vin. Kalo uang kamu kurang nanti aku tambahin deh" Sivia yang duduk di sebelah Alvin, gadis yang kini telah memiliki status sebagai pacarnya menenangkan Alvin.

Alvin menoleh ketika merasakan lengannya di sentuh lembut oleh sivia. Kemudian lelaki itu menggeleng.

"Engga. Kamu jangan tambahin. Biar Si Rio Cecunguk terbang aja nanti yang nombokin kekurangannya. Dia kan boss Aku" alvin berkata lembut dan mengubah Raut wajahnya kesal ketika menyebutkan nama Rio.

Sivia tertawa kecil mendengar kekesalan Alvin.

"Berasa jadi kambing guling dah gue berada di antara pasangan yang lagi di mabuk cinta" Gabriel memandang pasangan-pasangan yang duduk bersebelahan itu satu persatu. Kemudian mendengus kesal karna hanya dirinya yang tidak membawa pasangan.

"Makanya lo cari cewek dong iel. Jangan macarin berkas sama laptop terus lo. Gigit kaki kan lo sekarang liat kita" Cakka sang kakak mengompori adiknya yang tak lain Gabriel. Wajah gabriel semakin di tekuk mendengar nasihat kakaknya itu.

"Ooooh tuhaaaan... kucinta dia... ku sayang diaaa... Rindu dia.. inginkan diaaa..." gabriel bernyanyi lantang menghayati lagu yang di nyanyikannya membuat semua mata memandang Gabriel.

"Dianya engga..." gabriel melanjutkan nyanyiannya dengan suara yang dia pelankan di akhir lagunya membuat orang-orang yang duduk melingkar di satu meja itu tertawa melihat wajah Gabriel yang di tekuk.

"HAHAHAHAHAHAHA"

"Njiiiiiirrr... lo lebih ngenes dari Alvin ternyata iel" Rio kembali pada hobinya yaitu membuat orang kesal.

"GUE KAGAK NGENES" Alvin dan gabriel berbicara bersamaan dengan kata-kata yang sama.

"Cieeee barengan. Jodoh tuh" Cakka ikut mengompori suasana.

"Ahhhhnying Reseh lo pada" Gabriel menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi dan memandang mereka malas.

"Mau gue kenalin kagak iel sama model papan penggilesan?" Rio lagi-lagi menggoda gabriel.

"Tuh mulut bisa diem kagak yo? Gue mules denger suara lo" gabriel menggeram kesal pada Rio.

"Ah bilang aja lo nge fans sama gue. Lo suka sama suara gue yang merdu ini kan iel. Ngaku aja deh lo. Sekarang kan banyak yang ngakunya haters tapi peduli banget sama yang di benci sampe-sampe tau seluk-beluk orang itu"

"Lo curhat yo?" Alvin bersuara dengan mulut penuh dengan makanan.

"Tau aja lo vin" Rio mengedipkan sebelah matanya pada alvin membuat Alvin terbatuk-batuk hampir memuntahkan makanan yang berada dalam mulutnya.

Terjebak KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang