38. pengakuan gabriel

18.4K 886 65
                                    

Cinta itu memberi, bukan membagi. Cinta itu menjaga bukan memaksa.

Karena cinta sejati itu tulus dari hati meskipun selalu tersakiti.


~Gabriel

***

Rio berjalan gontai memasuki Rumahnya. Acha yang membukakan pintu untuk Rio mengernyit bingung melihat keadaan Rio yang berantakan. Begitu lelahkah kakaknya syuting sampai pulang dengan keadaan berantakan? Dan kenapa di bajunya terdapat noda darah ?

"Kak. Kakak kenapa deh? Tuh muka kucel banget kayak yang gak di cuci setaun" Rio menatap Acha datar lalu kembali melangkah tanpa menghiraukan Acha.

Acha mendengus sebal melihat Rio yang mengacuhkannya. Lalu menggedigkan bahu tak peduli, menutup pintunya kembali sebelum berlalu pergi menuju kamarnya.

Tin tong....

Niat Acha yang akan kembali kekamar urung kala mendengar bel yang kembali berbunyi.


***

"Yo?"

Rio menghentikan langkahnya untuk menuju kamar ketika mendengar panggilan dari manda.

Rio perlahan berbalik menatap manda seolah bertanya kenapa?

"Kamu kok kusut banget. Kenapa?"

Rio bungkam enggan menjawab pertanyaan manda.

Manda meneliti Anak pertamanya. Seperti ada yang berbeda dalam diri Rio. Sebagai seorang ibu, Manda merasakan ada yang berubah pada Rio.

"Kok diem. Kamu kenapa sayang?"

"Rio gak apa-apa Mom, Rio cuma capek aja"

Manda menghela nafas kala Rio belum mau bercerita padanya. Lalu kembali mengulas senyum kecil pada Rio.

"Eh iya. Ify kemana ? Akhir-akhir ini mommy gak liat ify"

Rio kembali bungkam ketika manda menanyakan keberadaan ify.

Karena Rio pun bingung dan tak tahu di mana keberadaan Ify sekarang.

Suara dering telephone Rumah mengalihkan perhatian manda. Karena Rio tak kunjung menjawab pertanyaannya manda mengelus bahu Rio lembut lalu melangkah pergi meninggalkan Rio untuk menerima panggilan telephone.

Rio menghembuskan nafas lega karena kali ini dia terbebas dari pertanyaan manda. Lalu Rio kembali melangkah untuk menuju kamarnya ingin meng-istirahatkan tubuh dan pikirannya yang lelah.

"Rio" Dan kembali panggilan itu menghentikan langkahnya. Namun kali ini suara bariton yang memanggilnya.

Dan sungguh hari ini Rio tidak ingin bertemu dengan orang yang memanggilnya barusan.

"Gue capek" ucap Rio tanpa membalikkan tubuhnya sekedar untuk menatap orang yang memanggilnya.

"Ify di mana?" Tanpa tedeng aling orang itu--Gabriel langsung menanyakan keberadaan ify.

Terjebak KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang