5

4.3K 180 0
                                    

12 Januari 2016
12.00 pm.

Diandra :  Mama jam berapa berangkat ke Singapore nya?

Mama  :  Jam 3 sore nanti. Kamu enggak apa-apa kan berdua sama Gerald?

Diandra  :  Yaiyaa ma gapapa. Kan itu abang diandra doang yak.

Mama  :  Biasa nya abang ngajak temen-temen nya nginep di rumah kalo mama pergi dinas gini.

Diandra membaca kalimat line mama nya. Diandra langsung merubah wajahnya dari cerah menjadi gelap. Karen melihat perubahan di wajah Diandra.

"Kenapa loo?" Karen melirik ke arah hp yang ada di genggaman Diandra.

"Nih lo baca." Diandra mendengus kesal sambil sedikit membanting hp nya ke arah Karen.

"Buset buset, serem juga elo cewek sendirian nanti,"

"Nah makanya.."

Ketika Diandra sedang memikirkan nasibnya selama dua minggu nanti, Aldi dengan santai nya berjalan menuju meja perempuan itu.

"Eh coy, liat pr kimia dong!"

"Males dah gua, lu ngeliat pr gua mulu." Diandra menggerutu kesal sambil membalikkan badannya dan mengubek-ubek tas nya, berusaha meraih buku kimia. Tangannya berhasil meraih buku bersampul biru itu. Diandra melempar buku itu ke arah Aldi.

"Eh, santai dong!" Aldi kaget melihat Diandra dengan enteng melempar buku itu.

"Sorry, gua lagi bete. Dah sana,"

Aldi mengurungkan niatnya untuk bertanya ada apa dengan diri Diandra. Melihat wajahnya saja Aldi sudah bergidik ngeri.

"Makasih, Dra. Besok ulangan fisika gua duduk sama lo yak yak yak.." Aldi mengeluarkan puppy eyes nya ke arah Diandra. Diandra menengok ke arah Karen yang juga mengeluarkan puppy eyes nya, memohon Diandra agar tidak duduk bersama Aldi.

"Mendingan gue duduk sendiri daripada luluh sama puppy eyes lo berdua." Diandra tertawa melihat kedua temannya sama-sama memohon kepadanya.

"Enggak deng, gue becanda, gue mah bisa usaha sendiri, emangnya kayak ini bocah," Karen melirik-lirik sok judes ke arah Aldi yang tersenyum jail.

"Yak? Berarti lu besok duduk sama gua yak? Iyaklah pasti." Aldi berlalu meninggalkan Diandra dan Karen tanpa membawa buku kimia Diandra yang tadi mau ia pinjam.

"Hm si kocak." Diandra mengambil buku kimia nya dan berjalan menuju meja Aldi karena dia terlalu malas membuka mulutnya dan berteriak memanggil Aldi. Aldi duduk di sebelah Ray kemudian mereka berdua tertawa-tawa bahagia seperti orang gila ketika Ray menunjukkan sesuatu di hp nya.

"Aldi, ini buku kimia gue enggak lo bawa?" Diandra menaruh buku itu di meja Aldi dan berlalu pergi, kembali ke meja nya.

"Eh ya! Makasih, Didi."

Diandra menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. "Didi?" Diandra mengerutkan keningnya dan tertawa ngakak.

"Thank you for your lovely nickname you give me. Sampis."

"You are very welcome princess Didi."

Aldi tertawa membalas ucapan terima kasih Diandra.

The way she talks, the way she walks, its so different from the others. I can feel the different. And i can feel my body cant stop shaking everytime we meet.

"Al? Al? Al?!" Ray meneriaki Aldi, membuyarkan semua lamunan laki-laki itu.

"Apaan sih?" Aldi mengalihkan pandangannya dari Diandra ke Ray. Ray tersenyum-senyum jail sambil menaik-turun kan alisnya.

aldiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang