28 March 2016
05.00 am"Bastian ikut ya?" Karen memberika senyum gigi dan dibalas Aldi dengan pelototan. Bastian pun muncul dari dalam mobil Karen. "Hai brader."
"Lu tau soal Aldo-Diandra?" Bastian menganggukkan kepala nya. "Cewek gua nyeritain semuanya," ujar Bastian dan menunjuk ke arah Karen yang masih memberikan senyum gigi.
"Yaudah, berarti naik mobil lu aja ya, Ren?"
Karen menganggukkan kepala nya. Kemudian ketiga remaja itu segera menuju kota kembang alias kota Bandung.
Ya, hari itu mereka bertiga akan pergi ke rumah lama Diandra di Bandung. Ketiganya bertemu di rumah Aldi pada jam lima pagi karena Aldi menyuruh mereka. Sebenarnya Aldi hanya menyuruh Karen karena dia tidak ingin banyak orang yang tahu, tetapi Bastian memilih ikut juga karena takut terjadi hal yang tidak-tidak antara Aldi dengan Karen.
"Di, Diandra emang kenapa? Kenapa lu mau ke rumah Diandra yang di Bandung?" Tanya Karen sambil melihat ke arah kaca mobil. Aldi yang duduk sendirian di belakang hanya memandang ke arah jalanan dengan wajah tampak berpikir keras.
"Di?" Panggil Bastian.
"Hm? Oh, iya kenapa?"
"Karen nanya alasan lu kenapa mau ke rumah Diandra yang lama ini?"
Aldi menghela nafas sebelum memberikan jawaban. "Gua juga enggak tahu ini benar atau enggak, tapi, lu berdua tau kan Diandra punya mantan namanya Aldo dan Aldo itu saudara kembar gua?"
Keduanya mengangguk paham.
"Dan Diandra cerita betapa brengsek nya Aldo kan pasti?"
Keduanya mengangguk lagi.
"Semua nya salah."
Mobil berhenti di tengah-tengah jalan tol.
"Eh lu ngapain berenti, Bas? Jalan aja," ujar Aldi kemudian Bastian segera melaju kembali. "Maksud lo salah apa?" Tanya Karen.
"Aldo cerita sama gua kalau Diandra," Aldi mengerutkan kening nya karena masih tidak percaya dengan omongan Aldo.
"Diandra mengalami depresi dan stress yang berlebihan karena perceraian kedua orang tua nya. Semenjak dia tinggal berdua di Bandung, dia selalu mengira bapaknya selingkuh dengan wanita lain tapi sebenarnya orang tua nya cerai karena pekerjaan dan semenjak dia pacaran dengan gua dia selalu mengira gua yang enggak-enggak, Di."
"Aldiriyan!" Suara Karen yang kesal karena Aldi melamun terus menyadarkan Aldi. Aldi masih teringat secara detail setiap penjelasan Aldo tentang Diandra. Setiap kata-kata Aldo tentang keadaan Diandra dulu saat masih menjalin hubungan dengan Aldo.
"Diandra dulu memiliki gangguan kejiwaan yang berupa stress dan depresi akibat perceraian kedua orang tua nya."
"Hah? Enggak mungkin, mana mungkin Diandra punya gangguan, Di? Lo liat sendiri kan dia baik-baik aja sifatnya, keadaannya juga. Aldo bohong, dia tuh cuma enggak mau disalahkan doang dan ini pasti jebakan buat lo karena dia tau lo mau merebut Diandra dari dia, well, walaupun Diandra udah bukan milik dia."
"Ya gua juga enggak tahu, Ren. Aldo bilang apa Diandra selalu cemas kalau Aldo mengatakan suatu hal. Contoh, waktu Diandra dipaksa untuk melakukan seks dengan Aldo, sebenarnya Aldo enggak ngajakkin dia tapi di dalam pikiran Diandra Aldo mengajak dia, memaksa dia," ujar Aldi menjelaskan apa yang telah ia ketahui dari Aldo.
"Enggak mungkin. Ayo cepetan, Bas kamu setir mobil yang cepet kita buktikan omongan Aldo. Kita harus tanya ke bokapnya Diandra. Sekarang gini aja, gue sahabat nya Diandra masa iya gua enggak tahu tentang ini semua?"

KAMU SEDANG MEMBACA
aldiandra
Ficção AdolescenteAldiriyan Ahmad Santoso bertemu Diandra Alfajar. Kedua nya jatuh ke dalam lubang yang biasa kita kenal dengan cinta. Namun, apa jadinya jika salah satu diantara mereka ada yang mengelak akan datangnya perasaan itu?