Diandra

2.1K 106 3
                                    

23 February 2016
10.00 am

Gue memilih untuk enggak masuk sekolah hari ini. Mendadak, badan gue langsung keringat dingin, panas tinggi, pusing, dan mual. Lengkap sudah paket hemat sakit. Gue juga kaget bangun-bangun langsung di serang gini dengan penyakit. Ya Allah, gue bener-bener enggak ada keberanian sama sekali buat melihat ke handphone, gue enggak peduli kalau ada pesan line yang penting karena gue bener-bener enggak ada keberanian buat melihat ke arah gadget itu. Gue masih benar-benar enggak menyangka kalau cowok itu bakal nge-line gue lagi. Kenapa? Kenapa lo masuk ke dalam hidup gue lagi? Yang gue ingin kan adalah elo pergi jauh-jauh dari hidup gue, jangan kembali lagi. Gue udah benar-benar lega ketika hubungan kita berakhir, tapi kenapa sekarang malah balik lagi? Gue enggak mau kembali ke masa lalu gue, gue benar-benar enggak mau.

Sekarang Aldi. Secara tiba-tiba ada seorang cowok bernama Aldiriyan siapa gue lupa namanya, pokoknya Aldiriyan, iya, dia tiba-tiba ada di sekolah baru gue dan semua tentang Aldi mengingatkan gue kepada cowok brengsek itu. Dan sekarang, gue memendam rasa untuk Aldi! Ugh! Kenapa sih gue selalu memendam rasa untuk cowok-cowok seperti dia? Seperti mereka?! Eh tunggu...jangan-jangan firasat gue dan Karen benar? Ah, enggak mungkin lah ya. Impossible okay? Iya, enggak mungkin. Tiba-tiba, handphone gue berbunyi tanda ada telefon masuk. Gue langsung bergidik ngeri, aduh gue takut banget kalau dia yang nelefon. Eh enggak mungkin, mungkin id line gue bisa dia cari tapi nomor telefon kan enggak. Gue memutuskan untuk beranjak dari kasur dan berjalan menuju handphone gue. Oh ternyata Karen yang menelfon.

"Diandra! Lo kenapa lagi sih?"

"Sumpah badan gue enggak enak banget rasa nya. Nanti gue mau dibawa ke rumah sakit ini sama nyokap."

"Lah nyokap lo enggak kerja?"

"Nyokap ngambil cuti dua minggu."

"Yaudah, lo kapan ke rumah sakit nya? Gue sama Bastian mau jenguk nih."

"Ih lu ngapain si ngajak Bastian? Dia kan musuh gue. Lo enggak ngajak Aldi?"

"HAAAAA APAA?!?!?! DEMI APA? LO SUKA SAMA DIAA?"

"Woi anjir elah, gue cuma nanya, ya siapa tau lo ngajak..ehe.."

"Fix sih, lo suka sama dia, lo sayang sama dia, lo cinta sama dia, cinta mati."

"KAREN! JIJIK BANGET SIH LO."

Dari seberang telefon, Karen hanya tertawa-tawa ngakak dan gue bisa mendengar suara Bastian yang ikut menertawakan gue.

"Enggak usah ikut ketawa lo, Bas." Bastian kemudian diam tetapi kemudian tertawa lagi. "Cepetan ah sini, Ren."

"Iya iya." Karen menutup pembicaraan kami di telefon. Gue membanting handphone ke lantai ketika nama cowok itu muncul kembali di chat list line gue.

"Shit shit shit!" Ya Allah handphone gue. Aduh bego banget sih. Gue langsung mengambil benda keramat itu dan yak sodara-sodara, benda keramat tercinta gue retak di bagian pinggir nya. Kenapa tadi gue lempar sih?!?! Oh ya, nama dia muncul lagi soalnya di chat list line gue, ehe. Sampah.

Empat jam kemudian, pintu kamar gue terbuka dan muncul lah sosok dua alien di depan pintu. Enggak deng, muncul lah Bastian dan Karen dengan masih berpakaian lengkap seragam kusbang dan wow, ternyata mereka membawakan gue McDonald's.

"Demi apa itu buat gue?" Gue membulatkan mata dan langsung bersemangat berjalan ke arah mereka berdua.

"Kagak lah, ini buat kita. Belom makan daritadi mampir ke McD dulu jadi nya." Jelas Bastian kemudian nyelonong masuk ke kamar gue seenak jidat. Rasanya ingin berkata kasar saja kepada Bastian.

aldiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang