still the same date
18.00 pmDiandra memoles bibir nya dengan lipstik yang dia bawa dari rumah. Selama di perjalanan menuju House of Steak Diandra terus menghapus lipstik yang menghiasi bibir nya dan Vera hanya bisa memberi Diandra ceramah tentang bagaimana menjadi perempuan sejati, cantik, menawan, dan royal dan ceramah Vera pun tidak Diandra dengarkan karena yang diceramahi malah tidur dan sedikit mendengkur. Sesampainya mereka bertiga di restaurant, Vera langsung membangunkan Diandra dan memerintahkan anak perempuan nya itu untuk kembali memakai make up nya. Mau bagaimana lagi? Akhirnya Diandra berjalan menuju toilet restaurant sedangkan Vera dan Gerald berjalan masuk ke dalam restaurant mencari meja kosong untuk tiga orang.
Setelah selesai menghiasi wajahnya kembali dengan bedak dan lipstik, Diandra yang masih kesal dengan Vera memilih untuk menyendiri dulu di dalam toilet restaurant.
"Emang kenapa sih kalau gue enggak pake make up? Gue tuh enggak bisa pake begituan, huh." Diandra mendengus kesal.
"Kalau gue bisa juga gue dari kemaren pake make up ampe kayak ondel-ondel kali." Ujarnya lagi.
"Tapi gue tuh kalau pake make up malah kayak banci. Menurut gue sih.." Diandra memandang pantulan diri nya di cermin kemudian memutar badannya, berusaha melihat ke arah belakang punggung nya.
"Neng, eneng cantik kok neng pakai mek ap, enggak kayak banci atuh neng, si eneng nih kalo ngomong suka ngaco ya," suara penjaga toilet wanita itu mengagetkan Diandra.
"HAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!"
"HAAAAAAAA!!! Aduh copot, eh copot, eh aduh eneng, jangan ngagetin mbak dong aduh.." si mbak penjaga toilet wanita itu malah ikutan kaget begitu Diandra teriak karena suara mbak-mbak nya mengagetkan dirinya.
"Et deh mbak! Yang ada mbak yang bikin saya kaget, aduh.." Diandra memegangi jantung nya yang hampir lepas karena suara si mbak.
"Lagian si eneng, enggak pe-de banget. Orang mah kalau pake mek ap harus pe-de."
"Iya ya, mbak." Diandra kembali melihat pantulan dirinya di cermin.
"Iya tau neng, udah sana neng, balik lagi ke pacar nya, udah cantik itu.."
"Eh aduh si mbak, pacar darimana? Saya ke sini sama keluarga saya hehehe." Diandra tertawa ke arah mbak-mbak penjaga toilet itu.
"Eh ya Allah, saya kira eneng cantik sama pacar nya ke sini.."
"Enggak, mbak. Yaudah mbak, ehm, eneng keluar dulu ya," Diandra pergi keluar toilet dan berjalan menemui Gerald dan Vera. Matanya menyapu sekitar restaurant dan akhirnya kedua orang yang daritadi ia cari-cari ketemu. Gerald dan Vera memilih meja di dekat kolam ikan agar bisa melihat-lihat ikan-ikan dan kura-kura yang berenang. Diandra berjalan santai menuju mereka berdua.
"Nak, kamu mau pesan apa?" Ujar Vera sambil melihat-lihat menu.
"Aku..hm..aku yang sirloin aja ma."
Setelah ketiga orang itu selesai memesan makanan mereka, mereka berbincang-bincang tentang banyak hal.
"Kamu mau kuliah dimana sih, bang, jadi nya?"
"Enggak tau ma, eheheh.." Gerald hanya dapat memamerkan gigi nya yang tersusun rapi setiap Vera bertanya seperti itu kepada nya.
"Ah elu bang, madesu." Semprot Diandra.
"Eh kurang ajar lu ya, masa depan gua secerah..ehm..secerah..tuh, secerah kepala dia," ujar Gerald menunjuk bapak-bapak dengan kepala telanjang.
"Lu ngapain si nunjuk-nunjuk orang," Diandra menggeleng-gelengkan kepala nya malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
aldiandra
Novela JuvenilAldiriyan Ahmad Santoso bertemu Diandra Alfajar. Kedua nya jatuh ke dalam lubang yang biasa kita kenal dengan cinta. Namun, apa jadinya jika salah satu diantara mereka ada yang mengelak akan datangnya perasaan itu?