20 January 2016
07.00 am.Badan gue remuk parah. Setelah party di rumah Niko, gue ambruk. Gue sama sekali enggak ada tenaga dan ternyata tipes menyerang badan gue. How suck? Now all i can do is just being lazy at my bedroom and cover up myself with my comfy blanket. And guess what? Udah seminggu gue enggak masuk sekolah. Senang sekali enggak bertemu dengan guru-guru rempong, tapi begitu gue masuk sekolah which is Senin besok, tugas-tugas akan menyapa gue, "hai Diandra, selamat bersusah payah mengerjakan kami ya;)". Gue dapat membayangkan kertas folio yang biasa gue pake buat tugas nya Pak Bedul menyapa gue kayak begitu. Serem. Horor. Bye. Sekarang hari Sabtu, sumpah, enggak terasa banget udah seminggu setelah party Niko itu. Gila cepet banget enggak nyangka gue. Ohya, hari ini Karen bakalan dateng buat nengokin gue, dan itu bocah katanya bakal ngebawain gue sesuatu, aw she's the most adorable best friend in the world or should i say, mega best friend?
Gue meletakkan tangan kanan gue diatas kepala, frustrasi dengan suhu tubuh gue yang labil. Kadang naik kadang turun. Tapi sekarang untungnya lagi stabil sih, suhu tubuh normal. Artinya gue udah lumayan sehat. Sambil menunggu Karen, gue memikirkan beberapa hal:
1. Gimana caranya gue bisa ngerjain tugas sekolah sebanyak itu.
Okay, gue berlebihan kali ya? Tapi, sekolah gue ini, kalo ngasih tugas, deadline nya enggak banget, bro or sist. Bahkan gue pernah cabut dari sekolahan, pura-pura sakit, demi bisa ngerjain tugas buat besok dan lusa nya. How amazing are my tasks from this shit prison a.k.a school?
2. Apakah ada seseorang malaikat dari sekolahan gue yang bersedia untuk joki?
Gue rasa enggak. Kenapa? Jawabannya adalah, karena mereka semua (temen-temen gue) adalah tim mager, same as me.
3. Seminggu yang lalu, pulang dari rumah Niko, siapa yang membawa tubuh gue ke dalem kamar tidur gue?
Yang gue inget gue berakhir pulang bareng Aldi dan kayaknya gue ketiduran di mobil Aldi. Iya, gue tau, antara Aldi atau enggak Gerald yang udah nempatin gue ke tempat tidur. Dan iya, di gendong. Cara apalagi selain itu? Nyeret gue? Kan enggak mungkin sesadis itu ya. Tapi, begitu gue bangun, Gerald bilang "lah? Abang kira lo nginep di apart Karen." Dan gue cuma bisa diem. Itu artinya orang yang gendong gue adalah Aldi.
Panik setengah mati. Aldi gendong gue? Jijik parah. Gue lebih baik dibangunin daripada harus digendong. Itu berarti dia nyentuh tubuh gue. Gue tau gue emang enggak diapa-apain sama Aldi, tapi gue cuma trauma..aja. Trauma sama suatu hal, gue trauma...
"Buka pintunya dong princess Diandra." My pretty servant has just arrive.
"Heelloo my slave," gue memberikan senyuman manis yang dibuat-buat kepada Karen. Karen memelototkan mata nya, udah kayak medusa aja. Medusa tau kan? Makhluk mitologi yunani, rambut berbahan dasar dari ular ular dan jika kita melihat ke arah mata ular dan juga mata medusa itu sendiri kita bakal berubah jadi batu. Gue takut banget sama dia, hii.
"Nih, gue baik kan, ngebawain lo bubur ayam, green tea hangat, dan berbagai macam movies!" Karen tersenyum memamerkan gigi-gigi nya yang dipagari behel warna biru. Baru-baru ini sih, ini bocah make behel. Katanya gigi nya tonggos, tapi menurut gue sih, gigi nya okay-okay aja. Hm.
"Aaaw, love ya," Gue memberikan Karen kiss bye dengan memoyongkan bibir sok seksi (well the truth is yes im that sexy lol), dan Karen hanya memutar bola mata nya. Di atas nampan yang dibawa Karen masuk ke dalam kamar gue, sudsh tergeletak mangkuk putih yang pastinya isinya adalah bubur ayam, gelas kaca yang isinya green tea, dan tumpukan film. The Conjuring 2, Alice Through The Looking Glass, Suicide Squad, Dear John, The Notebook, Stuck In Love, dan Love, Rosie.
"Lo mau ngapain anjir bawa segini banyak film?"
"Ya enggak apa-apa lah ya, ngerubah suasana kamar lo ini jadi kayak bioskop buat beberapa jam aja," Karen berjalan menuju tirai kamar gue dan menutup tirai-tirai jendela nya. Gue memilih film yang akan kita nonton sekarang. Butuh waktu cukup lama buat gue memilih deretan film yang berceceran di tempat tidur gue. Dan akhirnya pilihan gue jatuh kepada The Notebook. I'm madly in love with Ryan Gosling. Salah satu film yang menjadi favorit gue adalah ya ini, The Notebook. Gue enggak ngerti sama jalan pikiran Nicholas Sparks, penulis novel The Notebook yang kini udah di bikin jadi sebuah film. Karya nya itu enggak pernah enggak bikin baper. Dear John, The Vow, The Lucky One, The Best of Me, and many more.
"Gue pusing kalo liat orang-orang ganteng," Karen memegangi kepala nya berpura-pura pusing. "Alay lo." Gue melempar bantal bergambar baymax dan hiro yang sedang tersenyum. I'm in love with big hero six. Hampir semua barang di kamar gue itu bergambar big hero six. "Ye, ngaku aja, lo juga kan?" Karen mencibir. Karen mengambil sebungkus pocky rasa vanilla dari dalam tas nya.
"Eh, gue mau mandi dulu ya,"
Karen hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tetap melanjutkan ngemil pocky nya.
"Jangan di play dulu movie nya, gue juga mau liat Noah a.k.a Mr. Gosling."
"Iya bacot."
"Eh,"
"Apalagi nih?"
Gue tadinya udah niat mau ngasih tau sesuatu ke Karen, tapi..kayaknya lebih baik enggak usah.
"Kagak jadi. Dah ah, tungguin gue."
"Najis. Heh, enggak baik ngegantungin orang kayak gini," Karen menggeleng-gelengkan kepalanya. Gue dengan bodo amat berjalan ke arah kamar mandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/85342118-288-k613566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
aldiandra
Teen FictionAldiriyan Ahmad Santoso bertemu Diandra Alfajar. Kedua nya jatuh ke dalam lubang yang biasa kita kenal dengan cinta. Namun, apa jadinya jika salah satu diantara mereka ada yang mengelak akan datangnya perasaan itu?