15 February 2016
02.30 pm"Ya karena sudah lumayan lama kita disini, duh panas banget ya," Bu Dewi mengibaskan rambutnya kemudian berdeham sebelum melanjutkan berbicara. "Kalian ibu perbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Kita lanjutkan latihan minggu depan, dihafalkan ya lagunya." Pesan Bu Dewi kepada dua anak murid nya.
"Iya, bu." Hanya Diandra yang membalas pesan Bu Dewi yang satu nya malah sibuk mengambil tas sambil berjalan menuju tempat gitar cokelat disandarkan. Laki-laki itu duduk di lantai dan asyik dengan gitarnya.
"Di, lo enggak pulang?" Diandra membuka percakapan untuk memecah keheningan di antara kedua nya.
"Ehm..enggak, nanti." Aldi mulai memetik senar-senar gitar, memainkan beberapa lagu.
"Lah lu kenapa enggak pulang?" Aldi menghentikan permainan gitarnya dan mendongak untuk menengok ke arah wajah perempuan yang berdiri tepat di depannya. "Nanti aja...deh." Diandra duduk di samping Aldi.
Sebenarnya Diandra ingin pulang, tetapi entah mengapa sesuatu di dalam diri nya memaksakan dia untuk duduk menemani Aldi.
Nah mampus lu dia duduk di samping lu. Aldi membatin di dalam hati. Aldi mulai memainkan gitarnya lagi berusaha tidak peduli dengan keberadaan Diandra disampingnya. Namun, permainan gitarnya menjadi kacau dan amburadul karena dirinya malu berada di dekat Diandra. Padahal yang di samping nya hanya diam sambil memainkan handphone nya. Diandra menyadari keanehan permainan gitar Aldi. Telinga nya sakit mendengar nya karena amburadul.
"Di, main gitar yang beneran dikit napa." Protes Diandra. Mata nya tidak beralih dari handphone nya. Aldi terdiam, kemudian tangannya mulai memetik senar-senar gitar kembali dan memainkan sebuah lagu. Aldi membuka mulut nya untuk bernyanyi.
Saying "I love you"
Is not the words
I want to hear from you
It's not that I want you
Not to say
But if you only knewHow easy
It would be to
Show me how you feelDiandra langsung bersemangat ketika mendengar lagu yang di nyanyi kan Aldi merupakan salah satu lagu favoritnya. Diandra ikut menyanyikan lagunya. Seulas senyum terlukis di bibirnya.
More than words
Is all you have to do
To make it real
Then you wouldn't
Have to say
That you love me
Cause I'd already knowWhat would you do?
If my heart
Was torn in two
More than words
To show you feel
That your love
For me is real
What would you say
If I took
Those words away
Then you couldn't
Make things new,
Just by saying
"I love you"Kedua nya pun bernyanyi. Sesekali kedua nya bertatapan selagi bernyanyi dan tersenyum simpul ke arah satu sama lain. Diandra berusaha bersikap biasa saja. Aldi pun juga. Namun kedua nya sudah tahu bahwa di dalam hati mereka sudah tumbuh suatu perasaan.
"Ini kan lagu kesukaan gue."
"Ini kan lagu kesukaan gua."
Aldi dan Diandra bergumam secara bersamaan. Kedua saling menatap karena kaget.
Aduh Diandra, lo kan udah janji sama diri lo sendiri untuk istirahat dari dunia pacaran. Jangan baper. Jijik banget dah gua tatep-tatepan gini kayak di sinetron. Kenapa elo mengingatkan gua kepada dia terus sih Di?
She's so damn beautiful. Ayo, Di jangan patah semangat mengejar seorang Diandra.
"Oalah lu berdua ada disini." Gerald dengan santai berjalan mendekati Aldi dan Diandra. Gerald memang cocok di bilang sebagai perusak suasana. "Nyanyi lagu apaan aja nanti?" Tanya Gerald yang tanpa disuruh langsung duduk di antara mereka berdua. Diandra yang sudah kesal dengan abang nya langsung berdiri dan menarik Gerald untuk ikut berdiri juga. Diandra menarik Gerald keluar dari ruang musik.

KAMU SEDANG MEMBACA
aldiandra
Teen FictionAldiriyan Ahmad Santoso bertemu Diandra Alfajar. Kedua nya jatuh ke dalam lubang yang biasa kita kenal dengan cinta. Namun, apa jadinya jika salah satu diantara mereka ada yang mengelak akan datangnya perasaan itu?