20 February 2016
12.00 pmGue membuka mata perlahan-lahan dan yang pertama kali gue lihat adalah sepasang mata memandang gue dengan jarak yang sangat dekat. Gue langsung berteriak kencang dan membuka mata lebar-lebar.
"AAAAAAAAAAAH SEETAN SEETAAAN SEETAAAANN!!!"
Gerald dengan cepat menutup mulut gue agar berhenti berteriak kencang.
"Ssshh..diem woi diem!! Pala lu setan, gua Gerald!!" Ujar Gerald kemudian membuka mulut gue. Tangan Gerald dengan enteng nya melayang dan mendarat di kepala gue. Dasar.
"YA ALLAH GUA BARU BANGUN BAAANG!!!!!" Gue memegangi kepala gue yang sakit karena dipukul Gerald. Walaupun pukulan tidak terlalu kencang, namun tetap saja sakit kan.
"Lu ngapain aja sih semalem sampe baru bangun jam dua belas gini?" Tanya Gerald.
"Yah elah, kayak lo enggak pernah bangun siang aja!" gue masih memegangi kepala gue yang kesakitan.
"Lah? Gua? Gua paling siang bangun jam sepuluh ya," ujar Gerald. Abang gue itu kemudian berjalan pergi meninggalkan gue yang dari belakang menjulurkan lidah ke arah Gerald.
"Nyokap nunggu lu bangun dari tadi, cepetan sana ke bawah. Eh, sikat gigi dulu tapi, bau mulut lu, hii..." Gerald segera berlari menuju ruang keluarga ketika gue melemparkan bantal ke arah dirinya. "Dasar syaiton!" Teriak gue kesal. Gue segera bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, gue mengenakan t-shirt putih tanpa lengan dan celana pendek berwarna oranye. Gue berjalan santai menuju ruang keluarga.
"Maaf ma, Diandra baru bangun hehehe.." gue hanya nyengar-nyengir enggak jelas. Mama dan Gerald hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala mereka.
"Mama mau nanya sama kamu nih, sini-sini duduk," ujar mama memberi gue aba-aba untuk duduk di samping nya. Gue berjalan dan duduk di atas sofa empuk. "Apa ma?" Tanya gue.
"Kamu jawab yang jujur ya nak," ujar mama.
Eh astaghfirullah gue baru bangun udah ditanyain serius kayak gini. Jangan-jangan nyokap tau tadi malem gua kabur lewat jendela? Gue mulai merasa gugup.
"Menurut kamu bagusan yang mana? Yang warna creame-creame gitu atau yang warna blue jeans?"
"YAAMPUN MAMAAH DIANDRA DIPANGGIL KE BAWAH CUMA BUAT INI?"
"Aduh kamu ini teriak-teriak enggak jelas, iya lah, masa mama mau nanya ke abang? Abang mana mau jawab pertanyaan mama," gerutu mama sambil melirik kesal ke arah Gerald.
"Cuma buat high heels?!"
Mama mengangguk-angguk santai tidak mempedulikan raut wajah gue yang kesal.
"Creame lebih lucu." Jawab gue kemudian pergi meninggalkan mama yang tersenyum sendiri sambil berkata, "ya kan mama bener, creame cocok banget di mama. Eh tunggu, soft pink ini juga lucu banget, Dra!"
"Terserah mama deh," gue berjalan menuju meja makan. Gue mengambil dua potong roti gandum dan selai strawberry. Mama masih sibuk dengan barang-barang yag ingin beliau beli, Gerald sibuk memakan nasi goreng buatannya, dan gue? Gue juga sibuk dengan roti gandumnya. Begini lah keadaan di rumah keluarga kecil gue ini setiap akhir pekan. Biasa nya mama masih harus pergi ke kantor untuk menyelesaikan tugas-tugas kantornya, tapi mama memilih untuk bersantai di rumah.
"Mama nanti malam mau mengajak kalian pergi," ujar mama bersemangat.
"Kemana tuh, ma?" Tanya gue sembari mengigit roti selai strawberry.
"House of Steak!!!" Mama bertepuk tangan dengan semangat.
"Hore akhirnya mama mengajak kita pergi, for the first time in foreveeeer!!" Teriak gue bersemangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
aldiandra
Roman pour AdolescentsAldiriyan Ahmad Santoso bertemu Diandra Alfajar. Kedua nya jatuh ke dalam lubang yang biasa kita kenal dengan cinta. Namun, apa jadinya jika salah satu diantara mereka ada yang mengelak akan datangnya perasaan itu?