6

3.5K 165 0
                                    

still the same date
04.00 pm

"Aldi pulang." Aldi berjalan masuk ke dalam rumahnya. Langkahnya menuju ruang makan, tangannya mulai menggeledah meja makan, mencari makanan yang dapat ia makan.

"Nyonya lagi ke Bandung, mas Aldi."

"Hah? Ngapain?"

Kemudian Aldi baru ingat apa yang akan mama nya lakukan di Bandung.

"Nengokkin.."

"Eh..iya bi, tau." Aldi memotong Bu Ijah yang belum selesai berbicara. Aldi berjalan meninggalkan Bi Ijah yang kembali memasak untuk makan siang Aldi di dapur. Aldi melempar tasnya ke lantai kamarnya dan menghempaskan dirinya diatas kasur.

She's all laid up in bed with a broken heart,
While I'm drinking jack all alone in my local bar,
And we don't know how,
How we got into this mad situation,
Only doing things out of frustration

Trying to make it work but man these times are hard,

She needs me now but I can't seem to find the time,
I've got a new job now on the unemployment line,
And we don't know how,
How we got into this mess
Is it a God's test?
Someone help us 'cause we're doing our best,

"Halo?" Aldi mengangkat telefon yang masuk ke hp nya.

"Eh, bro," suara dari seberang mengagetkan Aldi. Tumben banget kembarannya menelfon dia. Semenjak perceraian ayah dan ibu nya, Aldi dan kembarannya jarang sekali bertukar kabar. Jika memang penting saja mereka berbicara. Itu pun hanya sekedar lewat telefon atau pesan line.

"Tumben lu nelfon, Do."

"Iya, gua cuma mau ngabarin doang, kalo bulan depan gua bakal pindah ke Jakarta."

Aldi sedikit kaget mendengar kabar itu.

"Lah? Kenapa?"

"Gua ga betah di Bandung. Bokap lo nih.."

"Enggak usah sebut dia sebagai bokap gua." Aldi membuat suaranya menjadi lebih dingin. "Itu bokap lo doang sekarang,"

"Ogah amat gua punya bokap kayak gitu," Aldo tidak mau kalah.

"Ngapain lagi dia? Eh ya, lu udah ketemu nyokap kan?"

"Lah? Mana gua tau itu orang lagi ngapain. Iya udah, nyokap sekarang lagi pergi sama temennya tapi nanti balik lagi ke rumah gua."

"Eh..ha? Apaan? Kok lu gatau dia dimana? Ke rumah lu? Eh maksudnya apaan?" Aldi menjadi bingung sendiri mendengar Aldo. 

"Nanti aja gua ceritain kalo udah di Jakarta."

"Terus lu bakal satu sekolah sama  gua?"

"Enggak tau, gua males sekolah."

Aldi hanya dapat menggelengkan kepala nya frustrasi. Kenapa enggak ada satu orang pun yang 'bener' di keluarga nya. Walaupun Aldi tergolong laki-laki nakal dan bandel, namun dirinya masih peduli terhadap sekolah. Tidak seperti kembarannya yang sama sekali sudah tidak peduli dengan sekolahnya, dengan pendidikannya. Tetapi, menurut Aldi, tidak mungkin Aldo tidak sekolah, dia tau apa yang bakal dilakukan Tessa kepada Aldo. Antara dimasukkan ke pesantren atau ya di sekolah biasa dengan pengawasan yang super ketat, melebihi pengawasan Tessa terhadap dirinya. Setelah beberapa jam berbicara di telefon dengan kembarannya, Aldi kembali menghempaskan dirinya ke atas kasur dan memejamkan matanya, bersiap-siap untuk pergi ke alam mimpi.

***

Diandra menguap dan merentangkan tangannya tinggi-tinggi.

"WOIIII KENTANG GUA TINGGAL ATU BEGO JAN DIAMBIL!!!"

aldiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang