15 February 2016
11.00 am"Kapan pulang?" Diandra merentangkan tangannya ke atas. Biasa, abis bangun tidur.
"Iya, Diandra? Kamu mau menjawab pertanyaan saya?" Bu Fatma tersenyum sambil mengayun-ayunkan tangannya berharap Diandra tidak bisa menjawab pertanyaannya.
"Ehm...eh..bu..plasma darah?" Diandra menjawab dengan agak ragu-ragu.
"Ya, benar sekali, jadi komponen darah yang mengandung bahan organik, hormon, dan gas darah adalah plasma darah. Bagus sekali Diandra walaupun kamu tidur di pelajaran saya tapi bisa menjawa seperti itu."
Diandra cuma bisa tersenyum menang ke arah Bu Fatma. Bu Fatma guru biologi tukang nyindir. Satu kelas tertawa pelan melihat Diandra menaik-naikkan alisnya penuh kemenangan.
Ye mampus mau apa lu? Keren kan gua. Batin Diandra dalam hati.
Bel istirahat pun berbunyi. Karen seperti biasa meninggalkan kelas dan berduaan dengan cowoknya, meninggalkan Diandra yang seperti biasa setiap istirahat memakan roti coklat keju nya dan membuat sketch kartun dan wajah orang.
"Di," Aldi dan Diandra menengok ke arah sumber suara. Ternyata yang memanggil adalah teman sekelas merekas, Ratu. Ratu menahan tawa melihat kedua sosok yang di namanya ada kata "Di" menengok ke arahnya berbarengan.
"Eh..ehm..Aldi maksudnya, Di eh Dra, eh gue bingung manggil lo berdua."
"Ye ge-er lu, Dra. Kenapa, Rat?" Aldi berjalan pelan menuju Ratu.
"Itu, si Diandra kelas sebelas iis dua seneng banget dapet bunga mawar dari lo hahahaha. Tadi dia bilang ke gue, hahahahhaha. Jadi lo suka sama sahabat gue? Ga nyangka sum......" Aldi langsung membekap mulut Ratu kemudian menengok kanan kiri. Diandra yang kaget mendengar itu bersikap biasa aja.
See? Dia enggak menjadikan gue sebagai targetnya.
Diandra masih memperhatikan gerakan Aldi yang menarik Ratu keluar dari kelas.
Lo berharap apa sih dari Aldi? Berharap dia bakal nembak lo? Enggak bakal, Dra. Semua cowok itu sama aja. Sama aja kayak dia..
Diandra menghentikan tangannya dan meletakkan pensilnya di atas sketch book nya.
Stop mikirin dia, Dra. Itu udah masa lalu. Udah lah.
Diandra menggeleng-geleng kan kepala nya berusaha melupakan semua memori-memori buruk di kepala nya.
Aldi mengerutkan kening nya kesal dan bingung.
"Bunga mawar nya bukan buat Diandra anak iis!!!!!!" Ujarnya berbisik tetapi setengah berteriak.
"Hah? Terus Diandra mana?" Ratu menggaruk-garuk bagian belakang leher nya.
Aldi mengigigit bibir bawahnya sambil menunjuk-nunjuk kelas mereka berdua.
"Dian....DIANDRA AL.." Aldi membekap mulut Ratu lagi.
YaAllah ini orang kenapa bego banget. Aldi mengutuk Ratu di dalam hati nya.
"Yah, gua terlanjur ngasih ke dia.."
Aldi memukul wajah nya dengan telapak tangannya.
"Oke, terus sekarang gimana?" Aldi melipat tangannya di depan dada.
"Eh apa gue ambil lagi dari Diandra?" Ratu menawarkan bantuan tetapi Aldi menolak karena Aldi juga tidak ingin membuat Diandra malu di depan teman-temannya. Parah nya, di bunga mawar itu ada sepucuk surat dan ada inisial nama dirinya. "Al." Dan semua orang hafal dengan inisial itu karena 'Al' adalah display name nya di line.

KAMU SEDANG MEMBACA
aldiandra
Fiksi RemajaAldiriyan Ahmad Santoso bertemu Diandra Alfajar. Kedua nya jatuh ke dalam lubang yang biasa kita kenal dengan cinta. Namun, apa jadinya jika salah satu diantara mereka ada yang mengelak akan datangnya perasaan itu?