18

1.9K 98 0
                                    

19 March 2016
11.00 pm

Aldi merenung di dalam mobilnya. Laki-laki itu daritadi hanya duduk diam memandang ke arah jalanan padahal acara perpisahan kelas dua belas sekolahnya telah selesai sejak jam setengah sepuluh malam. Aldi masih ingat rasa hangat nya tangan Diandra ketika mereka berdansa di pinggir kolam renang malam itu seolah lupa akan segala nya, lupa kalau mereka berdua sedang perang dingin. Aldi sama sekali belum bergerak karena pikirannya masih belum tenang dirinya takut terjadi apa-apa jika menyetir di saat pikirannya kemana-mana tetapi memang itu lah kebiasaan buruk Aldi, melamun ketika sendirian. Tiba-tiba handphone Aldi berbunyi tanda ada pesan masuk.

Gerald :
Besok ketemuan sama Diandra dan gua bisa kan Di?

Aldi mengerutkan keningnya bingung dengan maksud pesan line Gerald.

Aldi :
Bisa. Dimana?

Gerald :
Starbucks?

Aldi :
Oke

Suara satpam yang menegur Aldi mengagetkannya.

"Nak, sudah malam, tinggal mobil mu sendirian yang tamu disini, dari tadi saya tungguin buat keluar ga keluar-keluar juga,"

Aldi melihat ke arah jam yang tertera pada layar handphone nya, sudah hampir jam dua belas malam.

"Oh eh iya pak, tadi ngantuk terus saya ketiduran," ujar Aldi dan langsung menyalakan mesin mobil. Satpam itu hanya menggeleng-geleng kan kepalanya ke arah Aldi. Aldi langsung melaju pergi meninggalkan hotel.

She's just so pretty, dancing and laughing, listening to good song, her favorite song which is my favorite too. Batin Aldi dalam hati.

Aldi ingin memberitahu Aldo semuanya, memberitahu saudara kembarnya bahwa dia sudah mengetahui semua nya tapi Aldi sudah terlanjur berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak pernah punya saudara kembar, dan dia tidak akan pernah mau mengakui Aldo sebagai saudara kembarnya karena betapa malu nya Aldi mempunyai saudara kembar yang bandel nya sudah keterlaluan seperti itu.

Kemudian terlintas di benaknya sesosok perempuan, ya, siapa lagi kalau bukan Diandra. Dan kemudian ia teringat akan pesan line yang tadi ia terima dari Gerald, apa maksud dari pesan itu? Apa yang ingin mereka berdua lakukan? Kenapa tiba-tiba keduanya meminta Aldi untuk bertemu?

Jangan-jangan gua mau di jodohin. Pikir Aldi asal. Aldi menutup mata nya kemudian menggeleng-geleng kan kepala nya dan ketika laki-laki itu membuka mata nya, mobil dari arah yang berlawanan berjalan agak cepat menuju ke arahnya, refleks Aldi langsung membanting setir menjauhi mobil itu dan alhasil, Aldi menabrak pohon di sekitar jalan itu. Mobil Aldi hancur di bagian depan dan dahi Aldi mengeluarkan darah yang bisa dibilang lumayan banyak. Aldi memegangi dahi nya dan terkejut melihat begitu banyaknya darah, dengan cepat Aldi langsung mencari-cari sesuatu yang dapat ia gunakan untuk mengikat dahi nya agar darah nya berhenti sehingga ia tidak kekurangan darah. Aldi mengelap-ngelap darah pada dahi nya dan mengikat nya dengan sarung yang berada di kursi belakang mobil. Aldi keluar dari dalam mobil dan disambut dengan tinjuan di bagian pipi nya. Aldi langsung jatuh ke belakang.

"Apa-apaan ini?!" Aldi berteriak panik ke arah orang yang telah meninju nya.

"Lu ngapain tadi dansa-dansa enggak jelas sama Diandra gua?! Diandra itu punya gua!"

"Do? Ha? Kok lu tau? Ini kenapa sih? Lu kenapa sih?! Lu gila ya?!" Aldi berjalan ke arah Aldo yang kini berdiri hanya beberapa jarak dari nya.

"Tadi gua mengikuti mobil lu dan masuk.."

"Kan ada buku tamu? Ada guru juga? Kok lu bisa..oh iya, muka lu,"

"Iyalah goblok, muka gua kan sama kayak muka lu, gimana guru-guru enggak percaya kalo gua itu elu."

"Ya bedanya muka gua masih mulus sih enggak ada bekas tinjuan seorang cewek yang bernama Diandra!" Balas Aldi kesal walaupun sekarang wajahnya tidak semulud dulu akibat bekas tinjuan dan juga luka pada dahi nya.

"Kok..lu tau? Diandra cerita?"

"Iya, waktu itu pas gua nganterin dia balik dari mall.."

"Lu nge-date sama dia?"

"Ceritanya panjang dan gua enggak nge-date sama dia waktu itu, dengerin dulu,"

Aldo terdiam namun tangannya sudah bersiap-siap untuk meninju lagi.

"Dia cerita tentang lu, awalnya gua enggak tahu kalau itu tentang lu gua sama sekali enggak ada pikiran kalau cowok yang udah berlaku brengsek ke dia itu lu, tapi sekarang gua tau karena dia sendiri yang bilang ke gua karena lu bilang ke dia waktu di rumah sakit kalau lu saudara kembar gua dan sekarang dia benci gua karena gua saudara kembar lu dan dia pikir sifat gua juga sama kayak lu! Serius, Do? Lu menggunakan dia hanya untuk kepuasan nafsu lu doang? Yang bener aja!" Teriak Aldi tepat di wajah Aldo.

"Dia benci lu? Lu aja tadi dansa sama dia!" 

"Gua juga enggak tahu kenapa tiba-tiba bisa gitu. Gua berusaha ngasih tahu dia kalau gua enggak sama kayak lu dan gua play lagu favorit gua dan ternyata itu lagu favorit dia juga dan yaudah, kita dansa aja, kayak refleks gitu." Jelas Aldi.

"Gua sayang sama Diandra, Di." Omongan Aldo barusan membuat Aldi meninju nya berkali-kali. Aldo jatuh terhuyung-huyung ke belakang.

"Sayang? Lu bahkan enggak tahu definisi dari kata menyayangi itu apa Do! Lu bahkan sayang sama dia hanya karena dia dulu satu-satu nya cewek yang sayang sama lu dan dia mau aja lu suruh-suruh kan?! Lu suruh dia pake make up biar lu enggak kepincut cewek lain! Lu gila?! Lu suruh dia buat having sex sama lu dan DIANDRA ENGGAK MAU DAN LU MARAH SAMA DIA DAN BILANG KALAU NGE-SEX AMPE PUAS ITU SALAH SATU CARA MENUNJUKKAN KASIH SAYANG PADAHAL ENGGAK! DAN LU SELALU MENYALAHKAN DIA KARENA WAJAH DIA GA SECANTIK CEWEK-CEWEK LAIN DAN DIA SELALU MERASA BERSALAH SETIAP BERADA DI DEKAT LU DO! LU BEGO! LU GOBLOK! LU TOLOL!" Aldi berteriak keras dan menoyor-noyorkan kepala Aldo berkali-kali kemudian Aldi langsung menendang perut Aldo yang kini terkapar tidak berdaya di pinggir jalan.

"Lu bahkan enggak mikirin perasaan dia Do! Yang lu pikirkan adalah 'yang penting nafsu gua harus terpenuhi dan dia harus kurus kayak barbie harus cantik kalo dia ga cantik ya paksa atau ga gua pegang-pegang cewek lain aja'!!!!!" Aldi berteriak dengan suara nya yang berat membuat dia seperti monster. Aldo terdiam menahan rasa sakit mendengar teriakan Aldi. Aldi benar-benar sudah murka, kesal, dan marah. Aldi tidak ingin membuang-buang waktu nya lagi, Aldi berjalan dan masuk ke dalam mobil nya yang rusak. Aldi langsung berjalan pergi meninggalkan Aldo yang masih tergeletak di tanah sambil terbatuk-batuk akibat tendangan kencang yang Aldi berikan di daerah perutnya. Aldi mengendarai mobil nya dengan laju yang sangat kencang.

aldiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang