Berat 'hati Aditya' meninggalkan orang tua dan keluarganya. Ditambah lagi Vina ada di tengah-tengah mereka. Kekasihnya itu hanya tersenyum kalut; seakan hati dan perasaannya tidak pernah rela ditinggalkan.
Aditya kembali menatap senyum dan mata kekasihnya itu, di sana terlihat titik air di dalam-dalam yang hampir meleleh. Namun, dia tahan sekuat tenaga. Aditya pun merasa berat melangkah dibuatnya. Dialihkannya lagi pandangan ke kanan, di sana ada ibunya yang telah bercucuran air mata sejak dari tadi. Sedangkan Aditya juga tidak mengerti, mengapa ia begitu tegar menghadapi situasi itu. Dia tegar untuk merantau lagi, meskipun ia tahu, berada di kapal luar negeri, tentu jauh berbeda keadaannya, bahkan semua bayangan kelam yang menghalanginya. Diruntuhkan semua angan-angan yang membuatnya takut menghadapi dunia di luar sana.
Dia menjabat tangan keluarganya satu per satu. Dimulai dari ibunya lalu bapaknya, dan semua yang hadir pada pagi itu hingga ia ke Vina. Aditya sedikit segan mengulurkan tangannya, banyak yang ingin ia lakukan -di pikirannya- ia ingin memeluk kekasihnya dengan erat-erat, tetapi tidak jadi juga. Namun, Vina menyambut tangannya dengan sopan, ia tunduk dan menarik tangan Aditya seraya berkata, "Hati-hati di jalan, Yank! Tetaplah kembali untukku."
Aditya hanya mengangguk sekali, hampir saja air matanya meleleh. Namun, dia tahan. Tak dapat lagi mulutnya berkata apa-apa pun. Bergegas ia melepaskan tangan Vina, kemudian naik ke mobil yang akan mengantarkannya ke bandara. Sungguh... usaha yang besar telah dilakukan Aditya agar tidak meneteskan air mata di hadapan keluarga dan kekasihnya.
* * *
Sudah hampir sejam Aditya dalam perjalanan, ia masih terdiam, bahkan dibiarkan air matanya mengalir di balik jaket yang menutupi wajahnya. Sampai puas ia menangis di dalam sana, walau di mobil itu bayak penumpang, tetapi tidak ada yang curiga kalau Aditya sedang bercucuran airmata.
Dan ... perjalanannya itu, diiringi dengan musik klasik yang di putar oleh pak sopir. Kemudian ia membuka jaket yang menutupi mukanya lalu mengarahkan pandangannya ke kaca. Dilihatnyalah pemandangan bukit yang tersusun rapi. Itu dapat membuat hatinya tegar, sejuk dan damai kembali sehingga dapat meringankan perjalanannya untuk pergi jauh.
Empat jam kemudian, ia telah sampai di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Setelah diturunkan barang-barangnya dari mobil. Dia memutar pandangannya mengitari bagian luar bandara itu. Sungguh sempurna -katanya dalam hati- keindahan yang telah tercipta dari tangan-tangan kreatif di bandara ini sehingga sedemikian indah untuk di pandang.
Bleduk-bleduk... bunyi detak jantungnya. Sebenarnya ia takut. Ini pertama kalinya, ia akan menembus awan bersama dengan pesawat. Lion Air yang tertulis di tiket yang sempat ia beli kemarin. Kemudian ia melirik tiket yang ada di tangannya, dan membayangkan dirinya di dalam pesawat lalu pesawat itu akan meninggalkan landasannya sehingga menembus awan yang tinggi.
"Hufff...!" Ia mendesis lalu ia kembali menarik napas yang panjang. "Aku harus bisa!" lanjut batinnya bersemangat.
Tibalah saatnya pesawat yang akan ditumpanginya memanggil penumpangnya agar segera naik ke pesawat. Bergegas ia menuju pesawat itu, walau penuh keraguan dalam hati. Namun, ia tetap berusaha agar ia bisa melakukannya.
Sekitar lima belas menit Aditya berada didalam pesawat. Mulailah pesawat itu bergerak. Dirasanya ia ingin menutup kedua bola matanya. Ketakutan batinnya. Namun, ia tetap berusaha kuat agar ia tidak terlihat begitu kampungan.
"Oh... no... hufff...! Oh, Tuhan!" Badannya kaku merasakan pergerakan pesawat itu yang mulai mengangkat kepalanya. "Oh, my God...." Isi perutnya seakan habis seketika. Sementara pesawat itu masih saja menanjak. Napasnya seakan berhenti. Jantungnya berdetak kencang. Darahnya membiru hingga membuat mukanya jadi pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Sailor
Fiction généraleSebagian cerita hanya bisa dibaca oleh pengikut saya. Jadi kalau mau baca cerita secara keseluruhan jangan lupa untuk meng-follow saya terlebih dahulu. Dari kecil, Aditya tidak pernah puas akan pendidikannya. Semangat untuk bersekolah selalu dipata...