"Bu, untuk pengambilan sertifikat CCM, SAT, dan SDSD, ada jadwal bulan ini?" tanya Aditya. Saat ini dia berada di tempat pengambilan sertifikat-sertifikat pelaut itu.
"Ada, tapi untuk sertifikat CCM adanya di akhir bulan, Pak!" jawab ibu help center di sekolah itu, "sedangkan untuk SAT dan SDSD adanya minggu depan, Pak!"
"O... kalau begitu saya mau daftar, Bu!"
"Semuanya, Pak?"
"Iya, Bu!"
"Berkas pendukungnya bawa, kan, Pak?"
"Berkas pendukungnya apa aja, Bu?" tanya Aditya lagi, ia sedikit tersenyum.
"KTP, BST asli, dan Ijazah asli."
"Ada, Bu!"
"Masing masing ada copy-annya, Pak?"
"Ada, Bu!" jawab Aditya sambil membuka tasnya. "Berapa lembar, Bu!"
"Masing-masin 3 lembar, Pak!"
"Ada, Bu!" katanya lagi sambil membuka map yang ia keluarkan dari tas yang sememangnya telah ia persiapkan.
Mulailah Ibu itu dengan lincah memilah berkas yang diberikan Aditya. "Oyah, Pak, langkah pertama untuk kelengkapan berkas, Bapak ke ruang pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu, kemudian bapak bawa berkas ini ke loket nomor lima, dan bayar sesuai dengan yang ada di kuitansi ini." jelas ibu itu sambil menunjukkan angka dalam bentuk rupiah di kuitansi tersebut.
"Baik, Bu!" jawab Aditya. Kemudian ia keluar lalu duduk di kursi yang ada di depan loket pembayaran. Sejenak ia memeriksa isi map yang diberikan Ibu tadi.
"Cukup tidak ya, uangnya?" kata Aditya dalam hati, dan mulai mengingat isi rekeningnya. "Ah, sepertinya cukup."
Setelah itu, dia melanjutkan seperti yang diarahkan Ibu tadi. Hanya selang lima belas menit ia menunggu di tempat pemeriksaan kesehatan untuk menjalani pemeriksaan. Dan ... pemeriksaan kesehatan itu dapat dilaluinya.
Kemudian ia langsung ke ATM yang ada di dalam ruang pendaftaran, yang sempat ia lihat tadi. Setelah uang itu ada di tangannya ia kembali ke loket lima untuk penyerahan berkas dan menyelesaikan pembayarannya. Kemudian diberilah ia tiga lembar kuitansi yang di sana tertera kapan akan diadakan training itu.
* * *
Sesampainya ia dari sekolah tempat training. Ia mengingat-ingat kembali isi rekeningnya. "Perasaan kemarin, Mama mengisi rekeningku, lima juta, berarti sekarang saldonya tinggal dua juta, cukup enggak, ya! Biaya buat bolak-balik ke tempat training?" tanyanya sendiri. "Ah, cukuplah yang penting hemat," jawabnya sendiri.
Selama sebulan lebih Aditya fokus dengan training pengambilan sertifikat itu, dan hari ini ia telah memiliki sertifikat-sertifikat yang akan dia butuhkan nantinya. Walaupun sebenarnya masih kurang satu lagi untuk fantion-nya, yaitu sertifikat SCRB, tetapi uangnya yang tidak mendukung lagi, maka ia memilih menunda untuk pengambilan sertifikat tersebut. Masalah sertifikat sudah rampung -menurutnya- walau kurang satu. Namun, yang merisaukan hatinya saat ini ialah jadwal training yang masih belum ada kabar juga.
Sudah dua kali Aditya ke kantor perekrut crew kapal pesiar itu, tetapi masih saja sama jawaban yang ia dapatkan. Staf officer bagian dek masih saja mengatakan hal yang sama: "Untuk kelas sailor bulan ini masih belum bisa diadakan karena masih belum cukup peserta."
"Vina sudah benar, langkah yang diambilnya memang itu yang terbaik," kata Aditya sendirinya. "Coba Vina masih bersamaku, pasti ia akan jenuh memikirkan semua ini, pasti dia tidak akan sabar menunggu proses ini." Kemudian ia tersenyum sambil menatap langit-langit kamar kost-nya. "Vina selamat ya! Aku memang tidak pantas untuk kau andalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Sailor
General FictionSebagian cerita hanya bisa dibaca oleh pengikut saya. Jadi kalau mau baca cerita secara keseluruhan jangan lupa untuk meng-follow saya terlebih dahulu. Dari kecil, Aditya tidak pernah puas akan pendidikannya. Semangat untuk bersekolah selalu dipata...