Sinar matahari yang tadinya menembus cela jendela, redup beransur menghilang. Mengubah suasana menjadi sejuk, lega. Sekelompok motor dari arah jalan raya dan langsung memarkir di depan rumah yang sederhana dengan desain minimalis. Dindingnya masih saja dengan batu bata, belum ada sebiji yang diplaster, dan malah membuat rumah itu tampak lebih berbeda dari rumah-rumah pada umumnya.
Dafah menayambut teman-temannya dengan lagak senang; senyum, tawa dan sapaan semua tercurah. Begitupun dengan Nairah dan Aditya.
Di tegah-tengah mereka ada Riang, yang dengan gaya kahasnya memakai kemeja yang agak besar dengan ukuran badannya. Namun, ia tampak memiliki gaya tersendiri. Apalagi dengan kakinya yang cukup tinggi dibalut dengan celana jeans yang ketat. "Eh, Adit... kapan ko datang?" katanya saat kakinya menapaki teras. Ia lantas menjabat tangan Aditya. Ia terlihat begitu senang. Betapa tidak, sudah sekian lama ia tidak bersuah dengan teman sekamar kosnya dulu.
Aditya pun menyambutnya penuh keriangan. Ia kembali teringat masa-masanya di kos bersama Riang, dan jika berurusan dengan Riang, sudah pasti: di situ ada Vina. Ah, kenagan masa lalu kembali memenuhi kepala Aditya.
"Iya, aku kira Aditya masih di patimpeng!" kata Ati pula yang juga ikut barisan bersalaman. "Sepertinya Aditya banyak berubah, kan?" lanjutnya saat menjabat tangan Aditya. Ia bersama seorang lelaki yang kira-kira seumuran dengan Riang. "Eh, kenalin, Andi." Ati lalu tersenyum agak malu.
"Jagain saudara perempuan kami, ya!" sambung Aditya saat berjabat tangan dengan Andi. Aditya tahu kalau Andi itu adalah pacarnya Ati. Di facebook; staus mereka berpacaran.
Sedang Andi tersenyum canggung.
"Jadi aku tidak ada yang jagain!" Ifah berkicau dengan heboh. Dapat membuat seisi rumah itu pecah dengan tawa. Begitu ramai. Mereka seakan kemabali ke dunai sekolahnya dahulu. Semuanya telah dewasa.
"Eh, Vijay tidak datang, Dit?" Bima melangkah masuk sambil melepaskan helmetnya lalu meletakkannya di lantai yang masih utuh semen kasar.
"Katanya mau datang hari ini, tapi entahlah, solanya sudah malam, ia belum datang juga," jawab Aditya. Rona mukanya berseri-seri. Sudah lama sekali Aditya tidak melihat saudaranya itu. Ah, apalagi ...? Dengan kehadiran Bima, ia tak dapat mengelak kalau ingatannya langsung tertuju ke Vina. Masih segar ingatan itu. Masa-masa taruna dahulu. Betapa kesalnya ia sama Bima ....
Namun, Bima juga tidak boleh disalahkan begitu saja. Ia tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Disangkanya Aditya dahulu tidak pernah suka sama Vina. Bima pun dulunya tidak memilah-milih, sama siapa ia ingin berkencang. Dan, pada akhirnya ia berhasil merebut Vina dari Aditya. Meskipun tidak berlangsung lama, tetapi dalam catatan: Bima pun pernah merasakan kasih sayang dari Vina. Tidak dapat dipungkiri itu.
"Terus bagaimana ini acaranya, kapan dibakar ikannya? Saya lihat sms yang masuk di imboksku ada ikan yang akan dibakar?" tanya Riang lalu duduk di dekat Dafah.
"Iya, Dit! Mau dibakar sekarang?" tanya Bima pula yang memilih duduk di samping Aditya; di kursi yang terbuat dari kayu. Sebenarnya masih belum layak dipanggil kursi, benda itu sekedar tempat duduk.
Aditya sedari tadi mengabaikan beberpa pertanyaan teman-temannya. Ia bagai kembali sejenak ke masa lalunya. Sudah lama ia menanti saat-saat seperti ini, di mana kebersamaan masih erat bagai untaian tali yang menyatu.
"Adit, ambilki dulu ini!" kata Nairah yang sedang mengulurkan nampang yang berisikan beberpa cankir teh.
"Kok, repot-repot amat sih, Ra!" kata Riang lagi.
"Iya, tapi tidak apa juga sih, solanya saya juga sudah haus, nih!" sambung Bima sambil tertawa lucu.
Aditya tidak menghiraukan, ia masih sibuk meletakkan nampang itu. "Tidak nyangka yah, kita bisa kumpul lagi. Sudah dua tahun dan baru kali ini kita bertemu seperti ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/82728337-288-k990965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Sailor
Fiksi UmumSebagian cerita hanya bisa dibaca oleh pengikut saya. Jadi kalau mau baca cerita secara keseluruhan jangan lupa untuk meng-follow saya terlebih dahulu. Dari kecil, Aditya tidak pernah puas akan pendidikannya. Semangat untuk bersekolah selalu dipata...