Duduk: Suasana

178 22 3
                                    

Tiba sang fajar mata terbuka,
Terbuka jendela menjemput cahaya,
Cahaya mentari tiada menanti,
Menanti langit terbentang memerhati,

Memerhati awan berarak mendung,
Mendung membawa khabar murung,
Murung angin mengusap muka,
Muka air yang mengalir bersahaja,

Bersahaja sang tanah santai berbaring,
Berbaring si nelayan menanti jaring,
Jaring labah-labah dikoyak ranting,
Ranting terpelanting dibaling budak,

Budak berlari memijak rumput,
Rumput kekeringan kian mereput,
Mereput bangkai di atas jalan,
Jalan mati diakhiri sang gaung,

Gaung jiwa terlalu dalam,
Dalam hati selalu termenung,
Termenung akal melihat suasana,
Suasana indah dunia ciptaan-Nya.

DudukWhere stories live. Discover now