04. Crazy Boss

36.2K 2.4K 107
                                    

“Shel, ayo berangkat kerja!” Naifa mengguncang bahu Ashel yang tidur menelungkup dengan selimut menutup separuh tubuhnya.

“Ogah!” jawab Ashel dengan suara kantuk yang berat dan mata masih terpejam erat.

“Buset, nih cewek ngebo!  Entar telat lagi, loh.  Kamu mau diusir pak Danu untuk yang kedua kainya?  Bangun, gih!”  Pagi-pagi Naifa rela mendatangi rumah Ashel hanya untuk memastikan keadaan sahabatnya itu, sudah bangun apa belum. Dan benar dugaannya, Ashel masih asik bergumul dengan selimut.

“Iya,” jawab Ashel tapi masih tidak bergerak.  Sudut bibirnya tertarik, dia salut pada Naifa yang begitu perduli padanya. Ashel beruntung memiliki sahabat seperti Naifa, sosok yang bisa dijadikan teladan baik.   Naifa sudah menikah dengan Jonathan, seorang buruh kasar yang katanya sangat Naifa cintai.  Bagi Naifa, apapun pekerjaan suami tidak jadi masalah selama itu halal.  Buruh atau pejabat tetap mulia di pandangan Tuhan, karena pekerjaan tidak membuat Tuhan membedakan status hamba-Nya. 

“Ashel, plis, deh!”

“Iya iya.”  Ashel akhirnya bangkit bangun dan menyambar handuk.  “Pagi-pagi gini kamu udah dateng kesini, jam berapa sih bangunnya?  Jonathan udah diurusin belum?”  Ashel berjalan memasuki kamar mandi.  Pernikahan antara Naifa dan Jonathan sudah berlangsung lebih dari setahun, tapi mereka belum dikaruniai momongan.

“Jonathan adalah priritas utamaku, tentu semua kebutuhannya udah kusiapin.  Mandinya cepetan ya, Shel.  Jangan kelamaan gosokin daki.”

Terdengar suara gebyuran air di dalam kamar mandi.

***

“Pagi, Pak!” Ashel tersenyum lebar pada lelaki tampan yang melintas di depan mejanya, tak lain manager yang selama ini membuatnya merasa penasaran.

Lelaki itu mengangguk singkat dan berlalu pergi memasuki ruang sebelah.

“Pak, laporan sudah saya antar ke meja Bapak,” ucap Ashel namun tidak dihiraukan oleh manager. 

“Ashel! Ashel!”

Samar-samar Ashel mendengar suara teriakan seseorang menyebut-nyebut namanya.

Brak!

Pak Danu menggebrak meja hingga membuat kepala Ashel yang tergeletak di meja, terangkat sempurna.

“Pagi, Pak!” kejut Ashel spontan berdiri.  Dia pikir yang berdiri di hadapannya adalah manager, tapi ternyata Pak danu.

Hening.

Ashel mengedarkan pandangan dan tersadar kalau dia baru saja ketiduran.  Seisi ruangan menatapnya dengan alis terangkat. 

Dan Naifa, dia kecolongan.  Jika dia tahu Ashel ketiduran, pasti sudah dibangunkan sebelum ketahuan Pak Danu.

Ashel menatap Pak Danu yang berdiri di hadapannya.  Ya ampun, jadi yang tadi itu hanya mimpi?  Pantesan Pak manager yang dia lihat tadu mukanya kelihatan samar-samar, ternyata hanya mimpi.

“Pagi-pagi begini sudah tidur.  Apa-apaan kamu ini?  Kamu pikir ini perusahaan nenek moyang?  Seenaknya ngejogrok di sini maen nemplokin kepala di meja,” maki Pak Danu.

Ashel garuk-garuk jilbab.

"Heheee... Mimpi jorok kali," tukas Rolan membuat yang lain tertawa.

“Pak Danu, diminta ke ruangan Pak Manager sekarang!” Alin yang baru saja keluar dari ruangan Manager, memberitahukan.

“Awas kamu, saya laporkan kelakuanmu ini ke Manager biar kamu di depak dari sini.  Kerja tidak pernah becus.”  Pak Danu ngedumel sambil berjalan memasuki ruangan manager.

MY BOSS IS MY LOVE (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang