Sekilas ingatan Ashel melayang pada kejadian beberapa waktu lalu saat Ashel dan Fariz belum menikah.
Saat itu, Ashel dan Ayesha sedang duduk berdua di meja kantin. Ashel menoleh ke samping saat kursi di sisinya tiba-tiba ditarik dan seseorang duduk di sana. Fariz. Sulit dipungkiri kalau jantung Ashel berdebar-debar saat itu.
"Sepertinya kalian sudah cukup dekat meski baru bertemu," tukas Fariz sembari menatap Ashel dan Ayesha silih berganti.
Bibir Ayesha membentuk senyum manis tanpa menjawab pertanyaan Fariz.
"Ashel, kamu pasti belum mengenal siapa perempuan yang duduk di depanmu sekarang," ucap Fariz membuat alis Ashel terangkat tinggi penasaran. "Ini Ayesha, sudah selama dua tahun menjabat kepala staf di sini."
Ashel mengangguk.
"Dia cerdas, lulusan universitas ternama di Libya. Usianya bahkan masih muda, sama denganku, hanya beda dua bulan," jelas Fariz tentang Ayesha. "Dan jangan lupakan satu hal, Ayesha sudah punya calon suami, yang juga sama derajatnya sepertinya, lulusan luar negeri dan sekarang menjadi seorang dosen."
Ayesha tersenyum lagi.
"Sama halnya denganmu yang juga punya calon suami, bukan?" Fariz melirik Ashel.
Ashel tereperanjat mendengar ucapan Fariz yang terakhir. Ahsel tidak memiliki calon suami, lalu apa maksud ucapan Fariz?
"Oke, boleh kuumumkan di sini kalau aku adalah calon suamimu, bukan? Biar semua orang tau, biar dunia juga tahu." Fariz tersenyum tipis ke arah Ashel dan membuat Ashel tak sanggup bicara walau hanya sepatah kata.
Sebelum sempat Ashel membuka mulut untuk bicara, Fariz sudah berdiri begitu cepat. Lelaki itu merapikan kemeja putihnya seraya mengedarkan pandangan ke sekitar. Kantin sedang ramai siang itu, hampir seluruh kursi dipenuhi para karyawan. Di sanalah kantin terbesar dan yang paling sering dikunjungi bos-bos besar.
"Selamat siang all, kalian okey? Jangan terkejut jika hari ini salah satu lelaki di sini akan melepas masa lajangnya di pernikahan. Saya Fariz, akan memberitahukan kabar gembira. Saya dan Ashel akan menikah." Fariz membuat pengumuman yang mengejutkan semua orang sekaligus mematahkan hati beberapa karyawati.
Ashel tak kalah terkejut. Kesambet apa bosnya itu sampai bisa bicara segila itu di depan khalayak umum?
"Hari ini, silakan makan gratis! Saya yang bayar," tukas Fariz membuat semuanya bertepuk girang diiringi gemuruh komentar yang saling sahut.
Kini Ashel mengerti kenapa Fariz meneriakkan pengumuman segila itu di depan umum. Kegilaan Fariz bukanlah untuk Ashel, bukan untuk semua orang, tapi Ayesha-lah dibalik sikap gilanya itu. Fariz sedang berusaha menunjukkan ke Ayesha kalau dia bisa dengan cepat mendapatkan pengganti. Ashel sadar, pernikahan antara dirinya dengan Fariz didasari alasan yang tidak logis dan menyakitkan.
Ashel menarik napas panjang, lalu mengetuk pintu setelah mengumpulkan niat.
Deg!
Jantung Ashel kembali berdentum kala matanya bertukar pandang dengan Ayesha. Dih, nih jantung nggak bisa diajak kompromi banget, gedeg duluan. Padahal tuannya nggak mau sebel. Tapi apa boleh buat, organ tubuh maunya begitu. Ashel bergumam. Entah kenapa pengakuan yang dia dengar tadi membuat Ashel merasa sangat kesal pada Ayesha.
Ashel melangkah maju, tatapan matanya tak lepas dari wajah polos Ayesha. Astaga, mimik mukanya Ayesha lempeng amat, tapi kenapa bisa mencintai lelaki yang sudah menjadi suami orang? Huh, nih jantung main genderang mulu dari tadi. Gumam Ashel dalam hati. Tadi pagi baru saja Ayesha curhat melow ke Ashel, mustahil sekarang Ashel menampilkan ekspresi kesal. Kegiatan ngupingnya tadi bisa ketahuan kalau Ashel bermuka masam. So, sekarang Ashel berusaha keras menampilkan ekspresi biasa saja. Suatu saat nanti, dia akan ambil tindakan jika memang Ayesha berbuat nekat pada Fariz. Wajar tumbuh rasa takut dalam diri Ashel, yang jadi saingannya kini adalah perempuan secantik Ayesha, yang katanya pernah menjalin hubungan dengan Fariz. Benarkah itu? Pantas saja Ayesha sering memberi barang-barang untuk Sabiya, adik Fariz. Pantas saja Sabiya menginginkan Ayesha yang menjadi kakak iparnya, ternyata Ayesha pernah hadir dalam kehidupan Fariz. Dan Sabiya terlanjur menyukai Ayesha. Sabiya tentunya juga menjadi salah satu korban kecewa disaat Ayesha memutuskan untuk tidak menikah dengan Fariz. Entahlah, itu urusan Sabiya.
Ya Allah, kenapa sakit sekali rasanya saat mengetahui kenyataan yang sebenarnya?
"Aku mau antar ini." Ashel melatakkan setumpuk laporan ke meja Ayesha.
"Oke. Makasih ya, Shel," jawab Ayesha dengan seulas senyum.
Buset! Pintar sekali Ayesha menyembunyikan perasaannya. Semua yang Ayesha rasakan, sama sekali tidak menyemburat di wajahnya. Andai saja Ashel tidak tahu apa yang terjadi pada Ayesha, tentu Ashel sekarang tidak tahu kalau sebenarnya Ayesha sedang menyembunyikan perasaan Maha besar.
Jantung Ashel kembali berdetak keras saat matanya menemukan pemandangan berbeda di sudut ruangan. Tampak sajadah putih dilipat di sana, di atasnya ada tasbih warna hijau muda, serta mushaf kecil berwarna biru muda.
Wah wah... rupanya benda-benda itu merupakan benda couple Ayesha dan Fariz. Dada Ashel terasa sesak mengingat Fariz yang selalu mengenakan sepaket barang-barang pemberian Ayesha saat melaksanakan ibadah. Ashel kira, perbuatan Fariz yang kerap menciumi mushaf penuh takzim itu adalah karena Fariz sangat mencintai mushafnya. Tapi sekarang semuanya terjawab, Fariz masih mencintai mantannya.
Disaat begini, kenapa Ashel jadi kepengen makan mie ayam? Huh, kalau lagi kesel Ashel memang selalu melampiaskan kekesalan kepada mie ayam. Dia akan menghabiskan mie ayam berporsi-porsi. Jarang-jarang ada yang kesal bersikap begitu, kan? Ya Cuma Ashel.
"Tunggu, Shel!"
Ashel yang sudah memegang handle pintu pun berhenti dan menoleh.
"Duduk!" titah Ayesha menunjuk kursi di depannya.
Ashel berjalan mendekati meja Ayesha dan duduk di depan wanita itu. Senyum manis Ayesha menjadi pusat perhatian Ashel. Ayesha benar-benar cantik rupawan. Ia terlihat pantas duduk di kursi bagus dan meja yang bagus pula. Peralatan kantor dan kertas-kertas menumpuk, tersusun rapi di meja kerjanya.
Bersambung
..
Mau cepet ketauan ama Ashel ga nih tentang Fariz yg begini? 😊😊😊
Ngikut aja yak!!
....
Salam hangat,
Emma Shu

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS IS MY LOVE (Sudah Terbit)
EspiritualBISA DIPESAN DI SHOPEE. Status Fariz yang awalnya adalah senior Ashel saat SMA, kini berubah jadi atasan di kantor setelah lima tahun berlalu. Pertemuan Ashel dan Fariz membuat Ashel jatuh cinta. Tapi sifat Fariz sulit ditebak, membuat Ashel jadi s...