*
ratimaya — sunya
*
Lingga tahu bahwa semua masalah di hidupnya tidak mudah untuk diselesaikan semudah ia menulis beribu kata untuk Janita. Bahwa segala masalah dan sebab-akibat yang timbul tak dapat ditutup karena selalu saja muncul. Contohnya, kepergian ibunya.
Demi Tuhan, Lingga tidak bisa tidur dengan nyaman sebelum ia memikirkan keadaan ibunya, meski ia tak tahu di mana keberadaannya. Lingga berkali-kali dihujam sepi, dikelilingi sunyi, dan dihantam banyak rasa sakit hati. Ia selalu iri dengan mereka yang bisa memakan masakan ibunya, yang masih bisa bercengkerama, yang masih bisa mengecup dan memeluk tubuh ibunya, seperti yang Rajendra lakukan.
kemarau kali ini panjang, sayang
ranjangku rasanya masih sepi karena kau tak kunjung pulang
meradang aku meradang
perasaan juga menjadi bimbang
ke mana arah langkah yang menuntunmu untuk datang?
utara, selatan, barat, timur, atau mata angin yang hilang?sudah, sudah, kalau kau sampai di depan rumah, tolong ketuk pintu agar aku membukanya dengan mudah
—agrapana, 2019.
Lingga merobek kertas yang berisi puisinya ke tempat sampah, menjadikannya berbaur dengan barang yang katanya sudah tak berguna.
"Masih pagi tapi muka udah kusut." Janita duduk di sampingnya. Tangannya mengambil kertas yang sudah Lingga buang. Namun, Lingga merebut kertas itu dan menyembunyikannya di kantong jaket yang ia pakai.
"Ih, kok diumpetin? Gue mau lihat. Hari ini lo belum ngasih gue puisi, Ling." Janita berusaha mengambil kertas tersebut, tapi tangannya ditahan oleh Lingga.
Lingga membalikkan telapak tangan Janita, lalu menulis satu bait puisi dengan menggunakan tinta hitam di sana.
jangan layu
jangan semu
jangan menunggu orang baru
selain akuJanita Nararya
Janita Nararya. Everyone call her name as Janita or Yaya—tapi Yaya merupakan nama panggilan kesayangan dari Mama. Suka musik, sebagaimana ia mencintai Mama, Papa, serta Jagar. Janita suka membaca, melukis, ataupun mendengarkan irama lagu-lagu klasik yang Mama mainkan dari piano yang usang. But since her dad was passed away, Mama enggan bermain piano lagi
Janita suka memakai denim jacket pemberian Papa. Janita juga kerap kali membawa gitar ke kampus. Atau kalau tidak membawa gitar, Janita akan pergi ke ruang musik, dan dia akan bermain piano sendirian, lalu mengingat kenangan bersama Papa.
Rajendra Udara
Rajendra Udara. He can play bass and piano as well. Every girl have a crush on him. Dia punya banyak sekali teman, he's so humble. His mom and dad always support everything he want. Tidak ada pertengkaran yang berarti dengan orangtuanya, kecuali pertengkaran dengan dirinya sendiri. Yes, he fight himself
Don't forget about this part, he have a smile like a sun. Hangat. Nice person, btw.
Jagratara Narandana
Jagratara Narandana. 18 y.o. Adik laki-laki Janita. His short name is Jagar—artinya Jagain Agar-agar—karena dia selalu menunggu Mama di dapur kalau lagi masak agar-agar. Jagar can play violin very well, Papa yang mengajarkannya. Jagar juga bisa bermain skateboard. Mama gave it to him as a gift. Jagar punya sepatu favorit, yakni Converse biru. Itu berharga karena Jagar membelinya dari hasil tabungannya sendiri. Dan gak ada yang bisa pinjam sepatunya.
His smile like a honey, sweet. Anaknya suka tebar pesona. Jagar suka dekat dengan banyak perempuan, but no one can be his crush.
Linggarjati Agrapana
Namanya termasuk jajaran nama yang langka. Ia tepat lahir di tanggal yang sama dengan tanggal perundingan Linggarjati diadakan. Ayahnya sangat-sangat menyukai sejarah, itu kenapa ia dinamai dengan nama perundingan Indonesia dengan Belanda.
Lingga adalah teman baik Rajendra. Ia tidak bisa bermain musik. Salah satu keahliannya justru membuat puisi. Lingga suka membaca. Ia juga menyukai Janita, nyawa dari puisi-puisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RATIMAYA [✓]
Romanceyou're the light you're the night you're the light in my night #note : republish