{Chapter 16} Confused (2)

1K 116 10
                                    

Nyaris sepuluh hari  lamanya Niall menghilang tanpa kabar apapun. 

Aku tidak mengerti apa yang membuat Niall menjadi seperti ini. Ia seolah-olah menghindar dariku.

Dan, Zayn-lah yang terus menerus menemaniku.

Terkadang Zayn masih mendapatkan pukulan dari Harry dan itu tanpa sepengetahuanku.

Jika aku bertanya pada Zayn, siapa yang telah melakukan hal itu padanya, dia hanya tersenyum dan berkata jika ini hanyalah luka kecil. 

Aku semakin bertanya-tanya, apa yang menyebabkan Harry sangat membenci Niall dan juga Zayn.

"Zayn!" Panggilku ketika motor besarnya berhenti tak jauh dariku. 
Pria itu tersenyum hangat, segera menuju kearahku. Sekedar memberiku pelukan ringan ketika kami berjumpa.

"Sudah lama menungguku?" Tanya pria berdarah pakistan itu.

Aku menggelengkan kepalaku dengan ringan. "Tidak juga. Aku bahkan baru saja duduk." 

Zayn memutuskan untuk duduk disampingku, ia mengeluarkan sebotol minuman penambah stamina tubuh dan menyerahkannya padaku.

"Ambilah, kau butuh ini. Kulihat beberapa hari ini kau selalu kelelahan." 

Aku tidak menggubris perkataannya, lebih memilih untuk meneguk habis minuman yang ia berikan.

"Kau berkeringat." Ucap Zayn tiba-tiba. Aku terkejut saat melihat Zayn menyerka keringatku dengan tangannya.

"Kau pasti berbohong. Apakah kau sudah terlalu lama menungguku, Syd?"

"Hanya 15 menit. Itu bukan masalah. aku hanya berkeringat, Zayn. Bukankah itu sesuatu yang normal jika kita mengeluarkan keringat?"

"maafkan aku membuatmu menunggu terlalu lama." Bisiknya.

"sudahlah, Zayn. Lagipula, kita ini teman. Kau tidak perlu seperti itu."

"Ya, aku lupa jika kita sudah menjadi teman."

Zayn menganggukan kepalanya, pertanda jika ia mengerti.

"Bagaimana dengan sekolahmu, Syd? Apakah mereka masih mengejekmu?"

"Semuanya baik- baik saja, walaupun seperti itu, aku tetap saja membenci sekolahku."

"Zayn?" Panggilku lagi, Zayn menoleh kearahku.

"Ada apa, Syd?"

"Aku masih tidak mengerti dimana keberadaan Niall. Maksudku, bagaimana jika dia melupakanku sebagai kekasihnya? Aku takut jika dia memiliki wanita lain selain aku."

"Kurasa Niall hanya sedang sibuk, Syd. Kau tidak perlu khawatir."

"Apakah kau benar-benar tidak mengetahui keberadaan Niall?"

Zayn tidak menjawab. Dia lebih memilih untuk menghabiskan sisa minuman penambah staminaku yang ia berikan tadi.

"Zayn!" Tegurku

"Terakhir kali aku bertemu dengannya adalah di pesta ulang tahun Liam, dan kau tahu itu. Aku tidak tahu keberadaannya. Lagipula, Niall adalah temanku, jadi jika aku mengetahuinya sudah pasti aku akan memberitahumu."

"Besok adalah hari jadiku dan Niall. Sudah satu bulan aku menjadi kekasihnya."

"Benarkah? Aku turut bahagia untuk kau dan Niall."

"Aku tidak tahu, hanya saja aku ragu apakah Niall mengingat hari itu? Dia menghilang selama 10 hari. Apakah menurutmu Niall mencintaiku?"

Zayn berpaling kearahku, menatap mataku beberapa saat lalu kembali membuang pandangannya kearah lain.

Angel Without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang