{Capter 37} In Loving Memory

772 112 20
                                    

"Maafkan aku karena baru mengunjungimu malam ini. " Louis berdiri didepan pintu kamarku, aku mendekat dan memeluknya erat.

Ia rela pergi dari Manchester setelah menyelesaikan persidangannya untuk menemuiku.

"Aku senang kau datang kemari. Kukira kau melupakan hari ulang tahunku."

"Tentu saja tidak, kau adalah adikku. Jadi aku tidak akan melupakan hari ulang tahunmu." Louis mencium puncak kepalaku dengan hangat. Sungguh, aku merindukan sosok kakak seperti ini.

"Tidak ada hadiah untukku?"

"Kukira sejak kau terkenal, kau tidak membutuhkan hadiah lagi karena kau bisa membelinya sendiri." ujarnya sembari tertawa kecil.

"Sial kau, Tommo!"

Louis menyerahkan sebuah hadiah berukuran sedang padaku.

"Kuharap kau menyukainya." Senyuman milik Louis terkembang ringan. Aku seperti melihat sosok Harry dibalik senyuman Louis.

"Tidak! Jangan buka sekarang." Larangnya ketika aku berusaha membuka hadiah dari Louis.

"Tommo, ini adalah hadiahku jadi aku berhak menentukan kapan aku harus membuka kadonya."

"Jangan membantah, Styles! Aku akan memberitahumu kapan kau harus membukanya."

"Sial!"

Aku kembali sibuk berkemas. Besok aku harus menjalani rutinitas harianku, yaitu bernyanyi dan berkeliling dunia! Silahkan sebut aku sombong karena aku memang bangga dapat mengelilingi dunia.

"Aku tidak menyangka jika kau akhirnya benar-benar terkenal seperti ini. Kurasa penggemarmu memiliki masalah pada pendengarannya karena menyukai suara burukmu itu." Ejek Louis sembari ikut membantuku membongkar barangku.

"Berhenti menghinaku, Louis! Kau fikir kau itu siapa?" Dengusku kesal.

"Hey, hadiah dari siapa ini?"

"Letakan kembali ditempatnya,  William!" Hardikku tanpa menoleh kearah manusia menyebalkan itu.

"Untuk Sydney adikku tersayang. Hei, ini hadiah dari Harry, bukan?"

Tubuhku menegang mendengar ucapan Louis. Hadiah dari Harry 4 tahun yang lalu, sampai sekarang aku belum membukanya.

"Itu hadiahnya 4 tahun yang lalu." suaraku nyaris seperti cicitan. Entah kenapa, aku belum siap membukanya.

"Biar kulihat apa isinya."

"Jangan!"

"Kenapa? Kapan kau akan membuka hadiah itu? Lihatlah, bahkan kotaknya sudah berdebu dan jelek."

"Aku merasa belum siap untuk melihat apa isi didalamnya. Aku takut."

Louis mendekatiku, menyentuh bahuku dengan lembut. "Kita tidak akan pernah tahu apa yang diberikan Harry untukmu jika kau tidak membukanya. Sudah 4 tahun lamanya, Syd. Tidakkah kau rindu padanya? Setidaknya, lihat apa yang diberikan saudaramu padamu."

Kuusap kotak berwarna merah tua itu dengan gemetar. Debu hampir menutupi warna asli kotak ini.

"Aku selalu ada untukmu. Begitupula Harry." Louis berusaha meyakinkanku.

Akhirnya, jari-jariku meraba sudut kotak itu dan membukanya. Didalamnya, terdapat beberapa kertas yang kuperkirakan adalah foto, sebuah kaset CD yang berada didalam tempatnya, dan kotak musik.

Aku meraih lembaran foto itu, terdapat fotoku dan Harry sebelum akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri. Airmataku menetes karena rindu.

Tanganku tidak sengaja menyentuh sebuah tulisan yang berada dibelakang foto terakhir. "Harry dan Sydney. In the last memory. Harry loves so much you, Rain."

Angel Without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang