"Lusa hari ulang tahunmu, Syd."
Aku menoleh, kudapati Harry tengah duduk diatas bufet sembaru berkutat dengan ponselnya. Dia tampak acuh ketika aku memperhatikannya.
"Aku bahkan tidak mengingatnya." Jawabku. Kembali menyibukan diriku memasukan pakaianku kedalam kopor.
Besok aku akan pergi ke Bradford, audisi dimulai di kota itu. Bahkan, aku belum pernah pergi ketempat sejauh itu.
"Adikku akan berusia tujuh belas tahun. Menyenangkan melihatmu tumbuh dewasa."
"Diam. Kau terlalu banyak bicara."
Harry tertawa geli. Ia bangkit dari tempat duduknya, mendekatiku dan berbaring."Kau yakin jika aku tidak perlu menemanimu ke Bradford?"
"Tidak, Harry. Aku ingin mandiri dan tidak bergantung padamu."
"Tapi aku saudaramu."
"Ya, aku tahu. Bagaimana jika kau dirumah dan mempersiapkan pesta ulang tahunku disini? Maksudku, aku akan pulang setelah audisi. Entah apakah pulang karena kalah atau menyampaikan berita menyenangkan padamu."
"Ah, tidak. Kau tidak boleh kalah."
"Ya, aku akan berusaha semampuku. Untukmu." Harry tersenyum karena ucapanku. Ia bangkit, meregangkan otot-ototnya sejenak dan melangkah jauh.
"Kemana kau akan pergi?"
"Membuatkan makanan untuk kita."
Diam-diam, aku befikir apakah bisa aku melewati semuanya tanpa Harry? Ini adalah pertama kalinya aku pergi jauh sendirian.
Terlintas difikiranku nama pria berdarah Pakistan itu. Apa kabarnya dia? apakah dia sudah sampai di Pakistan? Bahkan pertemuan terakhir kami terjadi di pantai.
"Ah, kuharap ia bahagia di Pakistan." Desahku.
Kendati demikian, aku tetap tidak bisa menghilangkan Zayn dari fikiranku. Jadi aku berfikir untuk menyusul Harry didapur.
"Harry!" Aku melompat naik keatas punggungnya secara tiba-tiba dan hal itu membuat Harry terkejut.
"Apa yang akan kita makan?"
"Apakah kau ingin makan masakan cina? Aku akan membuatkannya untukmu.""Tidak, aku sedang ingin berdiet."
Harry tertawa kecil. Aku meletakan kepalaku diantara bahunya dengan nyaman. Jika saja Harry bukan saudaraku maka aku akan menikahinya."Andai kau bukan saudaraku, pasti aku sudah menikahimu, Hazza."
"Bukankah itu bagus?"
"Apa maksudmu?" Tanyaku tersinggung.
"Tidak, bukan seperti itu. Maksudku, bukankah bagus jika kita bersaudara? Dengan begitu kita tidak akan pernah terpisahkan."
Diam-diam aku menyetujui ucapan Harry.
"Apa yang kau inginkan di hari ulang tahunmu nanti?" Harry menyuruhku diatas meja, menyingkirkan sedikit rambut yang menghalangi pandanganku dan menyematkannya diantara telinga.
"Aku hanya ingin kau bersamaku."
"Manis sekali."
"Harry!"
"Baiklah, besok aku akan memesan dua tiket untukmu. Tiket kepergianmu dan tiket untukmu pulang ke London setelah audisimu selesai. Kita akan merayakan ulang tahunmu."
"Kau bersungguh-sungguh?"
"Tentu saja."
"Aku menyayangimu, Harry!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wings
FanfictionKetika kau memiliki seorang saudara seorang keparat, bajingan dan makhluk hina. Kau berharap kematian segera mendatangi orang itu. Ya, dia Harry Styles. Seorang bajingan besar dengan segala catatan kejahatannya. Dan dia adalah saudaraku. Kuhabiskan...