"Aku akan menjemputmu dalam waktu 10 menit lagi."
"Tidak, Syd. Kau tidak perlu repot menjemputku." Jawab orang itu diseberang sana.
"Sudahlah, aku tahu apa yang harus kulakukan. Jadi bergegaslah, Malik."
Diujung sana, Zayn menghembuskan nafasnya karena kesal. Aku hanya menertawainya saja.
"Baiklah. Katakan pada Harry jika kau akan pergi bersamaku."
"Never!"
"Syd, Harry pasti akan khawatir jika kau pergi tanpa pengetahuannya."
"Itu lebih baik daripada Harry membunuhku karena berteman denganmu lagi."
"Harry tidak akan menyakitimu."
"Ya, kakakku tidak akan menyakitiku. Tapi menyakitimu."
"Bergegaslah, aku akan segera pergi." Ulangku dan kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Hari ini aku akan pergi bersama Zayn. Sekedar menghilangkan rasa bosan bersama teman. Aku juga sudah meminjam mobil lain milik Louis. Senang rasanya ketika ia meminjamkanku salah satu mobilnya, walaupun aku harus mengeluarkan sumpah serapaku terlebih dahulu padanya.
Sudah kukatakan bukan jika Louis anak seorang yang terpandang di London. Jadi, dia memiliki apa saja yang ia butuhkan.
Kakakku sedang berada di kedai, hari ini adalah gilirannya yang berjaga. mungkin Louis yang menemaninya disana. Lagipula, aku juga butuh waktu untuk berlibur.
Aku meraih jaket dengan gesit, mengambil kunci mobil Louis dan berlarian keluar.
"Sydney?" Seseorang menghentikan langkahku. Sudah ada Harry yang berdiri tidak jauh dari pintu utama.
"Apa?"
"Kau akan pergi kemana?"
"Hanya sekedar berkeliling. Aku meminjam mobil milik Louis."
"Bersama siapa?"
"Aku pergi sendirian."
Harry menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Aku berusaha tersenyum, menghilangkan rasa curiganya Harry.
"Siapa yang ada di kedai?"
"Louis. Aku kemari untuk mengambil ponselku yang tertinggal. Oh ya, aku punya sesuatu untukmu."
Aku mendekatinya. Harry mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kertas.
"Ini."
Sebuah kertas pengumuman. Audisi X-Factor sedang mencari calon penyanyi-penyanyi yang berbakat.
"Apa maksudnya ini?"
"Aku ingin kau mengikuti pencarian bakat itu, Syd."
"Oh, Harry, kau bahkan tahu jika aku tidak pandai bernyanyi dan bermain gitar."
"Kau bisa melakukannya, Syd. Kau hanya tidak percaya diri."
"Kau memiliki bakat untuk menjadi sukses. Aku mendukungmu."
"Tapi aku tidak ingin."
Harry terkekeh. Dia mendekatiku, lalu mengusap kepalaku dengan ringan. "Aku tahu menjadi penyanyi adalah cita-citamu sejak kecil."
"Sebaiknya kau saja, Hazza."
"Aku ingin melihatmu sukses. Buat aku bangga padamu, Rain kecilku."
Aku terdiam, tidak mengerti apa yang ia katakan. Berdehem, aku sempat merapikan letak rambutku.
"Akan kufikirkan nanti. Aku pergi dulu, Harry."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wings
FanficKetika kau memiliki seorang saudara seorang keparat, bajingan dan makhluk hina. Kau berharap kematian segera mendatangi orang itu. Ya, dia Harry Styles. Seorang bajingan besar dengan segala catatan kejahatannya. Dan dia adalah saudaraku. Kuhabiskan...