"Aku melakukan ini karena tidak ingin Zayn kembali menyakitimu." Harry berdiri didepan pintu kamarku.
Berbalik membelakanginya, Aku tidak ingin melihat Harry. Dia tidak bisa memahamiku, tidak bisa menjadi seorang kakak yang baik untukku.
Dia tidak bisa memaafkan Zayn seperti memaafkan wanita sialan yang menyebut dirinya sebagai ibu kami itu. Bahkan dia tahu jika aku tidak memiliki teman selain Zayn.
"Apakah aku sangat menyakitimu, Syd?" Harry menyentuh bahuku.
"Pergilah, biarkan aku sendirian."
"Sydney .... "
Harry mengambil tempat didepanku, meraih lenganku dan menggenggamnya. Harry membawa tanganku didepan dadanya.
"Dengar, aku sangat tidak ingin menyakitimu. Kami semua menyayangimu. Terutama aku sangat tidak ingin ada orang yang menyakitimu, Siapapun itu. Zayn bukanlah pria yang baik untukmu."
"Dia sudah menyesali perbuatannya."
"Tapi dia pernah berusaha menyakitimu. Zayn bukan orang baik untukmu."
"Berikan aku kesempatan untuk berteman dengan Zayn."
"Maafkan tapi aku tidak bisa melakukannya. Zayn pernah mengecewakanku ketika aku mempercayai. Kemudian dia nyaris membuat adikku celaka, jadi aku tidak mempercayainya lagi."
"Kumohon."
"Tidak, Sydney."
Aku terisak, kubiarkan Harry menatapku sedih. Aku benci Harry yang egois seperti ini!
"Kau egois!" Umpatku kemudian. Tidak tahan dengan sikap egoisnya.
"Aku melakukan ini demi kebaikanmu." Suara Harry pelan. Aku tidak menghiraukannya.
"Kufikir kau akan memberikan Zayn kesempatan kedua seperti aku memaafkanmu. Dia juga korban seperti aku."
"Kau juga pernah memiliki kesalahan padaku, dan aku memaafkannya. Apa salahnya melakukan hal itu pada Zayn?" Sambungku.
Harry membawa tangannya keatas kepala, ia sempat mengerang kesal.
"Buktikan padaku jika Zayn benar-benar menyesal!" Teriaknya. Matanya berair.
"Buktikan padaku jika Zayn dapat menjagamu seperti yang kulakukan! Buktikan, Syd." Harry mengguncang bahuku.
"Hentikan! Aku benci kau, Harry!"
Saat itulah, Harry membawaku masuk kedalam pelukannya. Mendekap erat seolah takut jika aku mengatakannya lagi. Aku dapat mendengar Harry terisak.
Aku tersentak, menyadari kesalahanku. Tidak seharusnya kukatakan bahwa aku membencinya.
"Jangan pernah berkata seperti itu lagi, Sydney. Aku sangat menyayangimu." Dia menangis didalam rengkuhanku. Seolah seperti seorang anak kecil yang sedang menangis dipelukan ibunya.
"Aku sangat takut kau mengatakan hal itu. Aku tidak ingin kau membenciku. Jangan tinggalkan aku." Nafasnya memburu cepat, kubiarkan Harry memelukku seperti ini.
"Aku bahkan rela kehilangan apapun, asalkan kau tidak meninggalkanku."
"Mereka berusaha menyakitimu ketika aku mati-matian untuk menjagamu. Menyakitkan saat melihat mereka berusaha menyakiti adikku." Dia kembali terisak. Tidak peduli berapapun usianya, dia masih suka menangis didalam pelukanku.
"Jangan pernah mengatakan kau membenciku lagi?" Tuntutnya. Aku melepaskan pelukan Harry, menghapus airmata yang membasahi pipinya.
"Aku berjanji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wings
FanfictionKetika kau memiliki seorang saudara seorang keparat, bajingan dan makhluk hina. Kau berharap kematian segera mendatangi orang itu. Ya, dia Harry Styles. Seorang bajingan besar dengan segala catatan kejahatannya. Dan dia adalah saudaraku. Kuhabiskan...