Aku masih mengingat jelas bagaimana cepatnya Zayn mengendarai motornya tadi. Terlalu kencang untuk seorang penakut seperti aku.
Beberapa kali Zayn mengelakan motornya, nyaris seperti menghindari sesuatu.
Aku sempat bertanya padanya, kita sedang menghindari apa. Zayn hanya bungkam. Tidak menjawab apapun.
Teleponku berdering. Aku menoleh sekilas, melihat nama Zayn tercantum disana.
"Hallo, Zaynie."
"Hallo, Sydney. Kau sedang apa?"
"Hanya menghabiskan waktu diatas tempat tidur. Ada apa?"
"Tak ada. Hanya bertanya."
"Kau merindukanku, Malik?"
"Sayangnya tidak, Syd. Ohya, apakah malam ini kau memiliki kegiatan?"
Aku mengerutkan kening, menjauhkan ponsel dari telingaku untuk mengetahui sekarang pukul berapa.
Baru pukul 6 sore, terlalu cepat jika Zayn mengajakku pergi.
"Kau bisa mengajakku pergi pukul 8 malam, Malik."
"Baiklah, aku akan menjemputmu."
"I'll be waiting."
'Dok dok dok'
Aku menoleh geram, manusia durja itu terus menerus menggangguku.
Kendati Harry sudah dapat kembali berjalan walaupun belum sepenuhnya pulih, dia terus menerus menggangguku.
Kapan penderitaanku menjadi saudaranya Harry akan selesai, Tuhan? Aku membencinya.
"Boleh aku masuk, Syd."
"Pergilah!"
"Aku hanya ingin mengantarkan makan malammu."
Aku tidak menjawab. Kubiarkan makhluk keparat itu memasuki kamarku dengan kaki-kaki hinanya itu.
Dia berjalan sedikit terpincang. Harry mengalami pemulihan yang cukup cepat---atau bahkan sangat cepat. Dia sudah dapat kembali berjalan walaupun sedikit terpincang-pincang.
Luka-luka di sekitar tubuhnya juga mulai membaik. Kecuali luka yang ada di wajahnya. Luka itu nyaris tidak pernah hilang dari wajah Harry.
Kasihan, Harry-ku yant malang. Lekaslah pergi ke neraka, Kakakku sayang.
"Aku hanya ingin mengantarkan makan malammu."
"Terimakasih, tapi aku tidak suka makanan-makanan seperti itu. Sebaiknya berikan saja pada anjing." Acuhku. Dia tidak menjawab, lebih memilih untuk meletakkan makananku diatas bufet.
"Harry!" Panggilku ketika dia hampir meninggalkan kamarku.
"Ada apa, Syd?"
"Beri aku uang! Aku butuh uang!"
Harry mengerti dengan ucapanku, langsung bergegas membuka dompetnya dengan pelan. Aku menunggunya tidak sabar.
Raut wajahnya langsung berubah ketika ia membuka dompetnya."Maafkan aku, Syd. Aku tidak memiliki uang lagi."
"Persetan! Kau makhluk tidak berguna, Harry!"
"Aku minta maaf."
"Sebaiknya kau mati saja! Aku membencimu."
Dia tidak menjawab. Hanya diam di tempatnya tanpa menjawab sesuatu atau berusaha membela dirinya.
"Enyahlah, Harry! Aku muak jika terus menerus menatap wajahmu."
Harry bergegas meninggalkan kamarku dengan langkah terpincang-pincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Without Wings
FanfictionKetika kau memiliki seorang saudara seorang keparat, bajingan dan makhluk hina. Kau berharap kematian segera mendatangi orang itu. Ya, dia Harry Styles. Seorang bajingan besar dengan segala catatan kejahatannya. Dan dia adalah saudaraku. Kuhabiskan...