{Chapter 35} They're there for me

802 110 18
                                    

"Aku harus terbiasa ya dengan kepergian Harry?"

Louis hanya diam mendengar pertanyaanku. Senyuman menyakitkan itu ia sematkan untukku.

"Bukan. Bukan seperti itu. Harry pergi dan semua mimpinya terputuskan. Jadi, kuharap kau segera bangkit dari kesedihanmu dan mewujudkan semua impian kakakmu." Louis menggenggam tanganku, berusaha menguatkanku.

"Aku tidak yakin apakah aku bisa seperti itu."

"Aku tidak ingin memaksamu, tapi ingatlah jika lusa adalah hari dimana kau masuk ke tahap semi final. Kau masih ingin melanjutkannya atau berhenti disini?"

"Aku sudah tidak bisa bernyanyi, Loui."

"Setidaknya tunjukan pada Harry jika kau sudah berusaha."

Aku terdiam. Entahlah, nyaris seperti tidak menyadari jika aku masih bernafas, dan itu tanpa Harry.

"Sebaiknya kau makan terlebih dahulu. Kau terlihat kurus setelah kepergian Harry." Zayn meletakan makanan yang sedari tadi di pesannya. Aku menatap Zayn dan Louis secara bergantian.

"Kenapa kalian begitu memperhatikan dan menyayangiku? Aku pernah berbuat jahat pada kalian. Seharusnya, ini saat yang tepat bagi kalian untuk membalas dendam padaku dengan cara meninggalkanku." Kepalaku tertunduk malu. Bahkan, mereka tidak pernah berfikir untuk membiarkan aku sendirian.

"Jika kau ingin aku meninggalkanmu, maka jawabannya tidak. Ini bukan karena Harry telah menitipkanmu padaku, tapi karena kau adalah adikku. Seorang Kakak tidak akan meninggalkan adiknya. Sejahat apapun dia, tetap tidak dapat memisakan hubungan persaudaraan." Louis mengusap kepalaku dengan lembut.

"Kalau kau mengatakan tentang perpisahan dan meninggalkan, mungkin aku sudah melakukannya sejak lama. Tidak mungkin aku meminta kesempatan kedua padamu tempo hari. Aku melakukan ini karena kau adalah sahabatku. Didalam persahabatan, tidak ada istilah meninggalkan. Terlebih disaat kau sedang hancur seperti ini." Zayn bersedekap, merengkuhkan kedua tangan didepan dadanya.

"Nah, jkau masih memiliki fikiran bahwa aku ataupun Zayn akan meninggalkanmu, maka aku akan mencekikmu." Louis menarikku kedalam pelukannya, menahan leherku dengan lengannya sehingga membuatku tertawa.

"Apakah kau mengerti itu, Styles?"

"Baiklah. Lepaskan aku, Tommo."

"Tidak akan!"

"Zayn tolong aku! Tommo sialan ini berusaha membunuhku."

Zayn segera menuju kearahku, memukul lengan Louis dengan cukup kuat sehingga membuat Louis meringis kesakitan. Zayn membawaku kedalam pelukannya.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Seperti Harry meninggalkanmu." mulutku bungkam. Ucapannya membuatku tidak mengerti. Terlebih setelah Zayn mencium pipiku dengan durasi yang lama setelah ucapannya tadi.

"Hey, tolong berhenti. Ini tempat umum." Tegur Louis.

Aneh, aku justru merasakan semburan hangat di sekitar pipiku. Oh sial, jangan lagi!

*****

"Tidak, biarkan aku duduk di dekat Sydney, Malik. Aku ingin mendapatkan tanda tangan Cherly." Louis tampak begitu heboh, aku mengusap dadaku karena tingkahnya.

"Itu memalukan, Tommo. Kau tidak seharusnya seperti itu."

"Jadi, aku tidak boleh mengidolakan seorang Cherly Cole?" Sungut Louis marah.

"Bukan seperti itu, tapi kita disini karena ingin menemani audisi Sydney bukan berburu tanda tangan artis."

"Katakan saja jika kau—"

Angel Without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang